Powered By Blogger

Rabu, 26 Februari 2014

Jangan Mati Sebelum Aku Mati

poetri
at office
18:34


Mengertilah tentang aku ketika aku merengkuhmu dg egoku
bersabarlah kepadaku ketika aku terbakar cemburu
peluklah aku ketika aku menangis
jangan mati sebelum aku mati

Jadilah sayapku ketika aku ingin meng-angkasa
jadilah mataku ketika aku ingin melihat keindahan dunia
jadilah tubuhku ketika aku menari tentang cinta
jangan mati sebelum aku mati

Aku hanya minta cintamu untukku
aku hanya ingin tubuhmu untukku
aku hanya mau ditemani ketika tubuhku sudah tak mampu lagi menampung rohku
jangan mati sebelum aku mati

Rabu, 12 Februari 2014

SIKAP MEMILIH UNTUK "TIDAL MEMILIH"

at office
21:24

Para peengamat politik yang sering tampil seperti "artis" di media elektronik mengatakan bahwa tahun 2014 adalah tahun politik, tahun dimana para "politik-us" berlomba-lomba mencari perhatian, tampil dimana-mana,  dan kalo perlu mencari sensasi agar menjadi bahan pemberitaan media dan atau pencitraan politik, tujuannya jelas, agar nama dan wajahnya diketahui masyarakatnya, menjadi terkenal, dan dengan demikian terpilih kembali menjadi wakil rakyat, yang kerjaannya duduk manis atau sambil "tertidur" menghadiri rapat di gedung mewah dengan fasilitas kelas atas,  yang untuk "katanya" membela kepentingan "rakyat".
Saya tidak apatis ketika saya memulai tulisan ini, bukan juga tidak peduli dengan keadaan bangsa ini, justru saya sadar bahwa saya adalah seorang "nasionalis", bahkan mungkin lebih condong kepada chauvanisme yang tidak radikal, hanya dalam wacana logika.
Partai politik sebagai sarana menuju jabatan politik tidak mampu menghasilkan kader-kader yang "dipercaya" rakyat, memang tidak semuanya, tapi hanya sebagian kecil dari kader-kader politik yang dihasilkan partai politik menjadi primadona rakyat. Sebut saja seperti pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Jokowi dan Ahok. Ridwan Kamil, walikota Bandung, Risma walikota Surabaya, atau Mahfud MD, mantan ketua MK. Mereka mendapat pemberitaan dan respon positif oleh masyarakat, karena sampai dengan saat ini, mereka masih pro rakyat, sedangkan yang lainnya, banyak terlibat kasus korupsi, imbasnya adalah ketidakpercayaan masyarakat terhadap partai politik, lembaga parlemen dan lembaga pemerintahan yang diisi oleh orang-orang partai politik yang mendapat "jatah" jabatan.
Saya ingin mengajak anda semua untuk merenungkan apa yang telah anda semua lakukan untuk negara ini ???. Hidup tidak hanya hitam dan putih, banyak warna yang harus mewarnai hidup yang indah ini, begitu juga perilaku dan pemikiran anda sebagai warga negara. Tidak perlu menjadi "politikus" untuk menjadi "penting" bagi negara, atau tidak perlu "demonstrasi" turun ke jalan untuk menjadi "pahlawan" reformasi, minimal anda mengerti dengan sangat jelas tentang fungsi anda sebagai warga negara, maka perilaku anda akan menjadi tauladan bagi orang disekitar anda.
Salah satu fungsi warga negara adalah memiliki hak untuk memilih para wakilnya sebagai penyambung aspirasinya ( walaupun selama ini saya masih bingung, yang diperjuangkan para anggota DPR itu aspirasi yang mana ???), dan atau memilih pemimpinnya, Presiden RI. Dapat kita pertegas disini, bahwa ikut serta dalam "pemilu" adalah "hak", bukan "kewajiban" dan tidak ada konsekuensi hukumnya, atinya anda tidak bersalah menurut hukum ketika tidak ikut serta dalam pemilu.
Saya ingin memberikan analogi sederhana, ketika anda tidak ikut untuk memilih pemimpin anda atau wakil anda di parlemen , padahal anda adalah warga negara yang tidak terpisahkan dengan negara, dengan alasan apapun, anda juga memiliki tanggungjawab terhadadap kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Dan ketika nantinya pemimpin negara ini atau wakil rakyat di parlemen melakukan sesuatu yang membuat warga negaranya menderita, akankah anda menuntutnya karena tindakannya ?, padahal anda tidak melakukan fungsi anda sebagai warga negara ?, atau anda hanya diam saja, karena apapun kondisinya negara ini tidak berpengaruh terhadap kenyamanan hidup anda dan keluarga anda ?
Sikap apatis, acuh atau tidak mau tau tentang perjalanan bangsa ini adalah hak anda sebagai manusia bebas, namun sebagai warga negara NKRI, anda memiliki kewajiban untuk memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara. Ikut serta dalam pemilu adalah tanggungjawab moral anda, tentunya dengan harapan kebaikan anak cucu anda. 
Disetiap kegelapan selalu ada harapan untuk cahaya, cahaya yang dapat menuntun manusia melakukan yang terbaik. Keikutsertaan anda dalam pemilu, adalah "harapan" yang harganya tidak ternilai. Kehidupan bangsa dan negara yang akan datang, adalah kita yang menentukan, kita yang rencanakan, kita yang lakukan dan ketika kita tidak peduli akan kehidupan kita sekarang, bencana akan kita berikan kepada anak cucu kita nantinya. 
Biarkan saja politkus tikus koruptor itu terus saja bercuap-cuap tidak jelas, memperkaya perutnya dan semakin banyak berbohong pada rakyat, tapi kita sebagai pemegang kedaulatan negara, rakyat, harus terus percaya bahwa hari esok akan lebih baik, bahwa tetap saja ada harapan untuk hidup lebih baik, maka dari itu jangan sia-siakan hak pilih anda semuanya, tak peduli anda suka atau tidak, tak peduli anda mau atau tidak, anak cucu kita menanti dengan harapan bahwa kita melakukan yang terbaik untuk kehidupan mereka.
Renungkan apa yang sudah kita lakukan untuk negara, bangsa, masa depan dan kehidupan kita !!!