Powered By Blogger

Rabu, 26 April 2017

Manusia Manusia Suci : Percakapan Di Pinggir Sungai

Sore kala itu ketika sang surya hendak tenggelam, ketika sinar kuningnya berubah menjadi jingga menyejukkan, aku dengan segala keluh kesah hari ini mendudukkan diriku dibawah pohon di pinggir jalan menuju rumahku. Tempat itu memang persinggahan sementara diriku ketika menuju pulang. Beberapa pedagang ada disitu, pedagang bakso, minuman dan makanan kecil, es kelapa muda, kacang rebus dan masih banyak yang lainnya. Yang menjadi kesukaanku adalah es puding. Es puding serasa menjadi tumpahan kepenatan diriku ketika aku mampir di tempat itu. Tidak setiap hari, namun seringkali aku menyempatkan berteduh di tempat itu.

Hari itu aku melihat dua orang laki-laki yang juga sedang mampir di tempat itu. Yang satu usianya sekitar 50 tahun dan yang satu lagi berusia sekitar 30 tahunan. Dari gestut tubuh mereka, aku rasa merekan adalah Ayah dan anak. Laki-laki yang usianya lebih muda dengan sigap melayani permintaan laki-laki yang lebih tua. Dia pesankan segelas es kelapa muda dan semangkok bakso. Setelah dia selesai melayani laki-laki tua itu, diapun menyantap makanan dan minuman yang sama.

Keduanya berpakaian serba putih, ikat kepala, kemeja hingga jubah mereka berwarna putih. Yang muda membawa tas ransel berwarna hijau dengan terpampang lambang sebuah organisasi keagamaan. Dari percakapan mereka, sangat jelas bahwa mereka baru saja melaksanakan kegiatan organsasi mereka. Agama menjadi topik pembicaraan mereka. Laki-laki tua itu dengan pengetahuan hidupnya memberikan wejangan kepada laki-laki muda disampingnya. Bagaimana menjalani kehidupan dengan berlandaskan agama.

"Jangan sekali-kali setiap tindakanmu di dunia ini menympang dari ajaran agamamu" begitu perkataan laki-laki tua itu. Dan laki-laki muda disampingnya hanya mengiyakan dengan menganggukkan kepalanya. Tidak terjadi percakapan dua arah diantara mereka, karena laki-laki tua itu tidak memberikan kesempatan kepada laki-laki muda disampingnya untuk berpikir, hanya menjejalkan nasihat lewat buah bibirnya.

Ditengah nikmatnya mereka menikmati makanannya dengan bumbu percakapan satu arah, tiba-tiba terdengar suara tertawa sinis. Sontak, kedua laki-laki itu menoleh ke arah suara tertawa yang berasal dari belakang mereka.

"Selamat sore, apakah bapak ini muslim ?" ujar laki-laki tua bersorban putih itu, seketika.
"Hahahaha . . . .saya 100 persen muslim pak haji" timpal laki-laki yang berada di belakang dua laki-laki tadi.
"Assalamualaikum saudara. . . . . nama saya Ahmad Rifa'i, ini menantu saya, sambil menunjuk laki-laki disampingnya. Muhammad Badar namanya dan maaf jangan saudara panggil saya haji karena saya belum menunaikan ibadah haji".
Kemudian 2 laki-laki yang bersorban itu memutar tempat duduknya dan sekarang berhadap-hadapan dengan laki-laki yang menertawai mereka.

"Waalaikum salam" balas laki-laki yang tadi tertawa sinis,
"maaf kalau saya tadi keceplosan tertawa, Hehehe, Nama saya Soleh pak" tambah laki-laki itu sambil setengah berdiri dan menyodorkan tangganya untuk berjabat tangan dengan 2 laki-laki bersorban di hadapannya.

Badar dengan sigap berdiri dan berjabat tangan dengan Soleh, sedangkan mertuanya tetap duduk namun dengan senyuman laki-laki tua itu menyodorkan tangan kanannya untuk menjabat tangan Soleh.
Soleh berperawakan agak gemuk, berwajah sahaja dan aku kira dia orangnya periang. Terlihat dari gestur tubuhnya yang selalu menunjukkan perasaannya, lincah walaupun gendut.

"Maaf kalau saya boleh bertanya, kenapa mas Soleh ini tertawa tadi, seakan-akan mentertawakan kami". Rifa'i membuka obrolan lagi.
"Hehehehe, maaf pak. Saya bukan meremehkan. Saya hanya agak sedikit geli mendengar apa yang bapak katakan kepada mas Badri. Lanjut Soleh.
"Dunia sekarang adalah dunia nyata pak, sedangkan apa yang bapak tadi bilang adalah dunia awang-awang, susah untuk dijalankan". 
"Bagaimana kita akan bisa melaksanakan hukum Islam, kalau dunianya seperti ini", "hehehe, maaf pak saya bukannya ragu, tap saya bingung", Soleh melanjukannya dengan memasang muka kebingungan, tapi ada nada kejujuran pada setiap kalimatnya.

"Kita harus terus berusaha mas, bukankah seorang muslim diperintahkan tanpa lelah untuk terus menyampaikan kebenaran walaupun cuma satu ayat?", Lelaki tua itu menjawab dengan semangat yang berapi-api.

Soleh kembali tersenyum dan ketika dia akan melontarkan lagi pendepatnya, Rifa'i kembali berkata-kata,

"Mas Soleh ini kan seorang muslim, pantang lah berkata demikian, mas Soleh sholat kan ?, dalam sholat kita itu harus terus ikhtiar dan berdoa, bukannya putus asa"

Untuk kedua kalinya Soleh tersenyum, dan mulutnya siap-siap untuk berkata-kata, namum . . .

"Ini yang saya ajarkan kepada anak-anak saya, termasuk Badri mantu saya"

Tiba-tiba Soleh memotong pembicaraan,

"Pak, saya tahu apa yang bapak katakan kepada saya, saya 9 tahun nyantri pak di pesantren. Jadi apa yang bapak katakan atau nantinya bapak menyebutkan dalil kepada saya, saya sudah pernah mendengarnya pak. Bukan hanya setiap hari, tapi setiap jam, bahkan dalam tidurpun saya bemimpi tetap membaca kita-kitab yang kyai saya ajarkan". Tapi apa hasilnya bagi hidup saya ? Tidak ada pak. Ilmu-ilmu yang saya pelajari itu tidak ada gunanya ketika saya lepas dari pesantren. Ketika saya harus menghadapi dunia kenyataan, dunia di luar pesantren. Ketika saya harus bekerja menghidupi keluarga saya, ketika saya harus tetap bertahan di kehidupan ini. Yang bapak katakan tadi itu hanya di angan-angan, berbicara tentang akhirat yang bentuk dan kebenarannya saja kita gak tahu. Makanya pak saya hanya fokus saja sama apa yang saya kerjakan saja tiap hari, tujuannya membuat keluarga saya bisa hidup, punya rumah, mobil, anak-anak saya bisa sekolah. Jadi dimana peran ilmu-ilmu itu pak ?"

Soleh mengakhiri perkataannya dengan sedikit tersenyum sinis. Tampak kepuasan di wajahnya namun masih getir di sorot matanya. Ternyata Soleh tidak seperti yang saya bayangkan sebelumnya.

"Astaghfirullah, kok bisa ya mas Soleh ini punya pikiran seperti itu?". "ilmu-ilmu agama yg mas Soleh pelajari itu pegangan mas Soleh, dunia akhirat". Meledak dada Rifa'i. Tangan kirinya mengepal menahan amarah. 

Badri yang duduk disamping mertuanya menjadi salah tingkah. Sepertinya dia merasa tidak nyaman dengan obrolan mertuanya dan Soleh.

"Santai pak, saya tak ingin kita berdebat. Saya nggak nyalahin bapak, Silahkan bapak ajarkan yang menurut bapak benar kepada menantu bapak. Lebih baik kita habisakan bakso ini, mumpung masih anget, hehehehe". Soleh mencoba untuk mencairkan suasana yang sempat tegang, walaupun dengan nada bicara yang masih menegang.

Tanpa berkata-kata, Rifa'i memutar badannya kembali menghadap kali. Soleh melihatnya sekejap sambil menyuap bakso yang dari tadi tertunda akibat obrolan singkat itu, sedangkan Badri dengan kikuknya juga mengikuti apa yang dilakukan mertuanya,

Soleh tak peduli dengan kelakuan dua orang itu. Dengan cuek dia tetap meneruskan menyantap semangkok bakso. Tak lama berselang dia pun selesai dan membayar makanannya. Tanpa menoleh kembali kepada Rifa'i dan Badri, dia segera menghidupkan motornya, memakai helm dan pergi begitu saja.

Sedangkan Rifa'i dan Badri sudah selesai menghabiskan makanan mereka namun tidak ada sepatahpun kata keluar dari mereka berdua. Rifa'i meneguk air dalam botol yang dia keluarkan dari dalam tasnya. Begitu juga Badri melakukan hal yang sama. Lewat tatapan mata Rifa'i kepada Badri, Badri segera membayar makanan mereka berdua sedangkan mertuanya berjalan ke arah pinggir jalan raya. Tak lama Badri menghampirinya dan melambaikan tangan untuk memberhentikan sebuah kendaraan angkutan umum. Lalu mereka berdua pun naik kedalamnya. Dari kaca jendela mobil angkutan umum itu, aku masih bisa melihat raut muka mereka berdua. Badri, masih merasa salah tingkah, kebingungan melanda dirinya seakan-akan dia merasa bersalah atas kejadian singkat yang barusan terjadi, sedangkan Rifa'i masih terlihat pada wajahnya yang menahan amarah, entah amarah apa yang dia tanggung dari percakapan singkat dengan Soleh.

Sambil menyalakan rokok yang ke empat kalinya, aku masih tidak beranjak dari tempat dudukku. Aku berpikir apa jadinya jika topik diskusi pendek tadi dibicarakan oleh banyak orang ?. Begitu banyak perbedaan pastinya. Begitu banyak amarah tentunya dan bisa jadi akan mengarah kepada permusuhan. Dunia memang aneh memperlakukan mereka, manusia-manusia suci.

Bersambung . . . . .

Selesai Sudah ???

Konstelasi politik beberapa bulan terakhir memanas diakibatkan digelarnya pilkada DKI Jakarta. Sebenarnya di tahun ini adalah tahun dimulainya kebiasaan baru politik di Indonesia, yaitu pilkada serentak yang digelar di 101 daerah di Indonesia. Namun yang menjadi perhatian bersama - tidak hanya wilayah DKI Jakarta - adalah pilkada di Jakarta. Kenapa ?, mari kita bahas bersama.

Pertama, kontestasi pilkada kali ini adalah menjadi turunan dari pilpres tahun 2014 lalu yang memecah politik di Indonesia menjadi 2 kubu besar, Indonesia Hebat dan Koalisi Merah Putih (kubu pak SBY saya kesampingkan karena selalu menjadi penonton yang opurtunis). Dua kubu inilah yang melanjutkan tradisi kompetisi pada pilpres 2014. Sampai dengan saya menulis hari ini, kubu Indonesia Hebat masih menjadi pemenangnya. Hal ini didasarkan melalui peta kekuatan politik di DPR dan secara de facto koalisi Merah Putih bubar dengan sendirinya. Kontestasi pilpres ini menjadi semakin menguat ketika pilkada DKI akan digelar dikarenakan kubu Indonesia Hebat memunculkan nama calon gubernur yang memang sulit untuk ditandingi secara kualitasnya dan pihak lawan yang kalah pada pilpres sebelumnya seakan-akan memiliki dendam tersendiri untuk memenangkannya.

Kedua, Jakarta sebagai ibu kota negara Indonesia adalah sebagai barometer perpolitikan di Indonesia. Tidak ada daerah lainnya yang memiliki konstelasi politik seperti di Jakarta. Di Jakarta, bahkan para mahasiswa pun sudah terjun ke politik praktis. Organisasi kemahasiswaan sudah dijadikan kendaraan politik untuk menggapai level yang lebih tinggi dalam politik praktis. Tujuannya jelas, menjadi pion para politikus, masuk menjadi anggota partai dan tujuan akhirnya adalah jabatan politik. Hal ini sudah lama terjadi, bahkan sejak jaman pergerakan kemerdekaan dimulai.
Ketika kontestasi politik di Jakarta dimenangkan salah satu kubu politik, maka akan menyebar ke daerah lainnya walaupun tidak secara massive. Seperti yang terjadi belakangan, ketika Partai Demokrasi Indonesia berkuasa, 3 daerah utama di pulau Jawa dikuasai oleh partai tersebut dan menjadi viral di pemberitaan nasional. Segala tindakan politiknya menjadi berita utama yang menyedot perhatian nasional dan internasional.

Ketiga, isu SARA menyeruak ketika kontestan pilkada DKI Jakarta kali ini mempertandingkan pribumi dan non pribumi, ditambah satu hal yang selalu menjadi masalah bangsa ini yaitu muslim dan non muslim. Disini diperlukan kedewasaan berpikir sebagai bangsa Indonesia, bukan sebagai individual warga negara. Sukuisme menjadi masalah yang tak pernah usai di negara ini. Chauvanisme menjadi alasannya. Merasa sebagai suku yang lebih baik dari suku lainnya menimbulkan cara berpikir yang egosentrik dan tidak masuk akal. Saya percaya bahwa tidak ada satu kaum pun di dunia ini yang diciptakan melebihi kaum lainnya secara keseluruhan, karena ALLAH maha adil walaupun ALLAH juga bersifat paradoks.

Kembali pada pilkada DKI Jakarta 2017 yang menyelesaikan 2 putaran karena pada putaran pertama tidak ada pasangan calon yang meraih suara 50% + 1 (kontestasi kali ini diikuti oleh 3 calon pasangan yaitu Agus - Silvi dari kubu partai Demokrat, pasangan calon Basuki (Ahok) - Djarot dari kubu PDI dan pasangan calon Anies - Sandiaga dari kubu Partai Gerindra). Putaran kedua diikuti oleh pasangan calon BADJA (Basuki -Djarot) dan Anis - Sandiaga) dan dimenangkan oleh pasangan nomor urut 3, Anies - Sandiaga.

Kemenangan pasangan Anies - Sandiaga memang menjadi keinginan sebagian besar umat muslim di Indonesia, mengapa saya katakan demikian ? Karena penolakan Ahok sebagai gubernur DKI Jakarta tidak hanya dari warga DKI Jakarta, namun dari daerah lainnya juga. Hal ini terbukti dengan aksi masa bela Islam yang digelar 2 kali (411 dan 212) dihadiri umat muslim dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan dari luar pulau Jawa. Di satu sisi hal ini membanggakan, namun di sisi lainnya saya merasa hal ini adalah sebuah degradasi kualitas umat muslim di Indonesia.

Kemenangan Anies - Sandi adalah hasil determinasi isu SARA yang dimunculkan, entah oleh siapa. Sentimen anti pemimpin muslim menjadi kekuatan sentral untuk mengalahkan ko Ahok. Pernyataan - pernyataan para pendukung Anies - Sandi ditambah para anti Ahok di berbagai media secara tegas menyatakan sentimen agama. Saya sebenarnya tidak mengharapkan cara-cara demikian dilakukan oleh umat muslim. Intelektualitas dan kedewasaan berpolitik umat muslim seakan hanya retorika belaka.

Sebagai seorang muslim yang taat kepada ketetapan Al Quran, tidak ada keraguan bagi saya untuk memilih pemimpin yang muslim, apalagi berada di negara yang mayoritas berpenduduk muslim. Walapun negara Indonesia tidak berasas pada hukum Islam, namun bagi saya ketetapan Al Quran untuk memilih pemimpin yang satu agama dengan saya adalah kewajiban. Hal ini adalah ibadah dalam bidang politik.

Al Quran juga mengajarkan bagaimana kami sebagai umat muslim berpolitik praktis dengan intelektual sebagai manusia berakal dan kepercayaan diri berjalan di jalan yang benar. Islam tidak menafikan umat beragama lainnya karena hukum Islam adalah untuk manusia keseluruhan. Jadi ketika banyak kekhawatiran umat beragama lainnya akan hidup dibawah payung hukum islam, itu adalah persepsi yang keliru. Islam sejatinya adalah jalan kebenaran untuk menuju sang pencipta sehingga hukumnya berlaku bagi semua manusia termasuk alam semesta.

Kembali pada riuh ricuhnya pilkada di Jakarta. Setelah kemenangan Anies - Sandi ini, apakah kondisi politik akan kondusif ?. Saya kira belum selesai. Sentimen SARA akan terus mengemuka pada pada bentuk lainnya. Karena perbedaan itulah titik lemah bangsa ini, namun sekaligus kekuatan yang mempersatukannya. Umat Islam di Indonesia dituntut untuk semakin dewasa, menerima dengan intelektual manusia yang bijaksana. Seperti yang dilakukan para pendiri bangsa ini, namun tegas dalam menjalankan syariat. Bangsa ini menjalani sejarah yang panjang untuk mempersatukannya. 72 tahun bukanlah umur bangsa ini, tapi sudah ribuan tahun saya kira. Keberagaman bukanlah sebuah perbedaan, namun adalah sebuah kekuatan utama bangsa ini. Bisa kita buktikan dalam sejarah bahwa bangsa ini adalah bangsa pejuang, setiap daerah memiliki kesadaran akan hal tersebut. Namun sejarah juga mencatat bagaimana dengan mudahnya kita sebagau sebuah bangsa dipisahkan oleh perbedaan diri kita sendiri.

Umat muslim Indonesia adalah role model dunia saat ini. Negara mana yang memiliki penduduk beragama Islam di dunia kecuali Indonesia ?. Menurut saya ini bukanlah sebuah kebetulan, Allah sudah mengaturnya dengan sangat sistematis. Tinggal bagaimana kita untuk bangkit menjadi umat muslim dunia yang kuat dan kembali menegakkan syariat Islam.

Senin, 17 April 2017

POLITIK berAGAMA

Sejatinya Islam mengajarkan tentang bagaimana seharusnya manusia hidup di dunia untuk mempersiapkan kehidupan di akhirat. Segala prilaku manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari agama, termasuk kemudian dalam berpolitik. Menurut saya tidak tepat jika ada pendapat yang memisahkan kegiatan politik dan agama, karena Islam dengan jelas mengatur bagaimana umat muslim berpolitik.

Sedikitnya ada dua cara memandang Islam dan politik di Indonesia . Pertama, Islam merupakan format dan tujuan yang digunakan untuk melakukan pengaturan kehidupan bangsa dan negara secara formal, legalistik, dan menyeluruh. Ini yang mungkin kemudian disebut 'Islam politik'. Kedua, Islam merupakan salah satu komponen yang membentuk, melandasi, dan mengarahkan bangsa dan negara. Inilah yang kemudian popular disebut 'Islam kultural'.
Kedua cara pandang tersebut sama-sama mengalami kesulitan untuk menempatkan peran Islam di dalam kehidupan politik riil (real politics) di Indonesia. Persoalannya ialah mampukah umat Islam Indonesia menyesuaikan dengan kecenderungan kebudayaan politik yang berkembang?

Kenyataannya umat muslim di Indonesia memang tidak siap untuk berpolitik. Kesamaan agama selalu menjadi kekuatan dasar untuk mengumpulkan suara para pemilih, bukan pada kekuatan politik itu sendiri. Partai-partai yang katanya berdasar atas Islam belum mampu menghasilkan output politik yang profesional, mereka masih mengandalkan kesamaan agama para pemilihnya. Bahkan Partai Kebangkitan Bangsa pada era Gus Dur belum mampu mengejawantahkan pemikiran-pemikiran Gus Dur yang plural. Saya mencatat sejak pemilu pertama pada tahun 1955, partai Islam tidak pernah menjadi pemenang di konstestasi politik di negeri ini. Ironis memang, negara dengan penduduk mayoritas muslim terbesar di dunia tidak pernah memenangkan poitik di negaranya sendiri.

Masyumi sebagai partai Islam terbesar pada awal kemerdekaan Indonesia hanya meraih 20,9 persen suara pada pemilu pertama tahun 1955. Memang partai tersebut tampil menjadi urutan kedua setelan Partai Nasional Indonesia, namun tidak tampil dominan karena partai Islam lainnya yaitu Nahdlatul Ulama dan Partai Syarikat Islam juga ikut bertarung di pemilu tahun tersebut. 

Selanjutnya pada zaman Orde Baru, partai Islam yang diwakili oleh Partai Persatuan Pembangunan tidak bisa bicara banyak. Hanya sebagai penggembira dan penonton kedigdayaan Golongan Karya yang selalu menjadi pemenang selama 32 tahun. Bahkan pada era ini tidak ada partai politik yang benar-benar sebagai partai politik.

Masa reformasi sempat menjadi harapan bagi banyak umat muslim di Indonesia yang mendambakan partai Islam bangkit menjadi penguasa di Indonesia. Maka dengan euforia yang besar, bermuncullah partai-parta Islam. Ada yang baru, ada juga yang memakai nama lama seperti partai Masyumi. Namun sekali lagi disinilah kelemahan umat muslim Indonesia. Jika tujuannya adalah sebuah kekuasaan negara berdaulat berdasarkan atas syariat Islam, kenapa harus bermunculan begitu banyak partai Islam ?. Tidak bisakah umat muslim Indonesia bersatu dalam satu partai untuk kemenangan umat muslim Indonesia ?. Tidak bisakah para tokoh-tokoh Islam melepaskan pertentangan dalam mazhab, perselisihan tentang fiqih dan atau perbedaan lainnya demi satu tujuan ?.

Jika menilik pada sejarah bangsa kita di periode awal kesadaran berdaulat sebagai sebuah bangsa dan negara, Islam di Indonesia menjelma sebagai kekuatan rakyat yang teguh melalui keikutsertaan umat Islam dalam Sarekat Dagang Islam dan kemudian di Sarekat Islam. Sarekat Islam dianggap sebagai penjelmaan Islam di dalam organisasi modern pertama, tetapi di dalamnya tidak ada watak ideologis, bahkan yang terlihat adalah watak kultural tahap awal. Di satu pihak, Sarekat Islam mengembangkan rasionalisasi terhadap ajaran-ajaran Islam, di pihak lain SI menampakkan sebagai mitos. Sarekat Islam menjadi tumpuan masyarakat sebagai 'Ratu Adil' yang merupakan cita-cita pemberontakan akibat penjajahan dan kemiskinan dalam masa itu. Umat waktu itu menginginkan lahirnya satu kerajaan utopis, tetapi mereka tidak tahu bagaimana menuju ke sana dan tidak tahu persis apa yang harus mereka lakukan.

Watak kultural ini sama sekali belum mempunyai muatan ideologis, meski kecerdasan akan kesatuan sebagai bangsa telah muncul. Wawasan kebangsaan yang dimiliki SI sejak dini perjuangan merupakan benang merah yang senantiasa ada dalam perjuangan organisasi masyarakat dan partai politik yang muncul dengan bendera Islam hingga kini.

Pada kenyataannya, muatan wawasan kebangsaan memang lebih dahulu muncul daripada aspirasi ideologis Islam. Kelahiran organisasi Islam seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama dan lain-lain pada mulanya merupakan gerakan kultural. Politik masih mempunyai arti yang luas sebagai upaya bersama untuk mencerdaskan umat, membangun kesejahteraan mereka, dan mengupayakan pemasyarakatan ajaran-ajaran Islam, dan karena itu keterlibatan mereka dalam suatu kerangka kebangsaan semata-mata ingin menghilangkan penjajahan.

Setelahnya umat muslim Indonesia seperti kehilangan arah perjuangannya. Para tokohnya seakan belomba mengumpulkan dukungan para ummat. Tidak seperti yang dilakukan oleh para tokoh nasionalis yang terus konsisten berjuang memenangkan hati rakyat untuk diajak bersama-sama mengumandangkan 'kemerdekaan", para tokoh Islam selalu sibuk dengan mempertentangkan perbedaan-perbedaan fiqih. Jalan yang dibangun oleh para pendahulu SI, Muhammadiyah dan NU seakan tidak pernah mencapai tujuannya. Muhammadiyah dan NU yang hingga saat ini sebagai representasi dari umat muslim Indonesia belum mampu menjadi "wakil rakyat" terhadap kepentingan berpolitik ummat.

Seharusnya umat muslim Indonesia harus sudah keluar dari bayang-bayang perbedaan fiqih diantara sesamanya. Kehidupan berbangsa dan bernegara dengan berlandaskan syariat Islam akan jauh lebih penting untuk diperjuangkan bersama-sama sebagai kesatuan umat muslim. Pada era ini, pilkada Jakarta sebagai sebuah barometer kekuatan politik Islam sesungguhnya. Jika umat muslim kalah dalam kontestasi ini, maka akan sangat sulit membangkitkan kesadara politik Islam pada umat muslim.

Kamis, 13 April 2017

Menjelajah Angkasa Luar

1
ALAM MENYIMPAN RAHASIA DI BALIK RAHASIA 

Dalam abad ke-20 ini sudah sering kita mendengar istilah-istilah satelit atau sputnik, kendaraan ruang angkasa yang diluncurkan menuju bulan dan planet lainnya di dalam kelompok matahari. Peristiwa satelit atau sputnik itu merupakan hasil kecerdasan otak manusia merupakan alat terpenting dalam mencapai kemajuan lahir ke arah ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pada abad ke-7 atau 1400 tahun yang silam kita juga mendengar suatu peristiwa maha hebat di tanah Arab. Peristiwa itu jauh lebih mengagumkan dari peristiwa satelit atau sputnik. Itulah peristiwa Isra' dan Mi'raj Rasulullah Muhammad SAW. Rasulullah Muhammad tidak saja menembus ruang angkasa di sekitar bulan, bahkan sudah meluncur ke ufuk yang tertinggi, melalui sistem Planet (planeten system) menerobos langit (melruimte) yang Maha Luas, berlanjut terus ke Gugusan Bintang Bhima Sakti (galaxy) meningkat kemudian mengarungi semesta alam (universe, universum) hingga sampai di ruang yang dibatasi oleh ruang tak terbatas, kemudian sampailah Rasulullah Muhammad SAW pada ruang yang mutlak (absolute Ruimte) yang dinamakan "Maha Ruang", inilah yang disebut : 
وَهُوَبِٱلۡأُفُقِٱلۡأَعۡلَىٰ(٧

"Dan dia muhammad itu di ufuk yang tertinggi" (QS 53:7).

Kalau manusia pada abad ini baru menjelajahi bulan, mengukur-ukur kemungkinan untuk hidup di bulan, maka Nabi Muhammad SAW, Nabinya Umat Islam telah menembus ruang angkasa, menuju pusat sekalian alam, het centrale beginsel, yang meliputi segala macam ruang dan menjadi pusat segala sesuatu yang maujud (exist).
Peristiwa Isra' dan Mi'raj yang sangat mengagumkan itu memberikan isyarat kepada sekalian pengikutnya agar jejak Muhammad SAW itu dapat dilaksanakan pula oleh umatnya untuk memanjatkan diri ke arah ruang angkasa, sekalipun tidak memungkinkan badan kasarnya, akan tetapi dengan badan halusnya atau rohaninya tentu dapat menuju pusat alam semesta (het central beginsel) itu. Karena yang demikian akan memberikan kesadaran kepada umatnya betapa hebat dan luasnya alam ciptaan Allah SWT. Kesadaran itu akan lebih tertanam apabila umat Muhammad telah mengakui bahwa di samping alam benda ini masih banyak beberapa alam lain yang sangat luas dan tidak terbatas. Alam-alam tersebut penuh menyimpan rahasia di balik rahasia yang ada di alam kasar. Kesadaran ini akan menimbulkan rasa taat dan taqwa ke hadirat rabbul alamin, Allah yang memelihara sekalian alam.

Demikian ajakan Nabi Muhammad kepada ummatnya, karena beliau mengetahui bahwa di antara semua makhluq hidup hanya manusialah yang cukup diberi alat perlengkapan untuk menguasai makhluq-makhluq lain di alam semesta. Manusia dikaruniai dua jenis tubuh yaitu tubuh kasar (visible) dan tubuh halus (invisible). Jasmani dan rohani, masing-masing panca indera lahir (sensus interior) dan panca indera batin (sensus exterior). Masing-masing panca indra mempunyai pusat dalam tubuhnya : 
1.             Panca indra lahir mempunyai kemampuan untuk menghubungkan dengan alam kecil, yakni micro cosmos yang disebut alam shaghir.
2.             Pusat panca indra batin diberi kemampuan untuk menghubungkan ide dengan dunia luar atau jagat besar yakni macro cosmos yang disebut alam kabir
Oleh karena itu Rasulullah mengajak manusia agar mempergunakan kedua panca indranya, selain untuk mengetahui alam kecil dapat pula menyadari alam yang lebih halus yang pada kenyataannya memiliki dua macam kesadaran batin. 

Ajakan Rasulullah ini telah difirmankan oleh Allah SWT dalam al Qur'an :


يَـٰمَعۡشَرَ ٱلۡجِنِّ وَٱلۡإِنسِ إِنِ ٱسۡتَطَعۡتُمۡ أَن تَنفُذُواْ مِنۡ أَقۡطَارِ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضِ فَٱنفُذُواْ‌ۚ لَاتَنفُذُونَإِلَّابِسُلۡطَـٰنٍ۬(٣٣


"Hai golongan jin dan manusia, jika kamu mempunyai kemampuan untuk menjelajah ruang-ruang langit dan bumi, hendaklah kamu jelajahi, tetapi kamu tidak dapat menjelajahinya melainkan dengan sulthan" (QS 55:33)


Kata sulthan dalam ayat tersebut, menurut tafsir Fakhrur Rozie berarti "Al quwwatul kamilah" (kekuatan yang sempurna). Begitu juga menurut tafsir Al Khozin, tafsir Al Baidlawi dan Imam An Nasa'i memberikan arti kata sulthan dengan kekuatan. 

Yang dimaksud dengan kekuatan yang sempurna atau kekuatan yang lengkap ialah ilmu pengetahuan yang dihasilkan oleh kecerdasan otak lahir dan ilmu pengetahuan yang dihasilkan oleh otak batin. Otak lahir disebut juga panca indra badan jasmani yang kasar ini, sedangkan otak batin disebut panca indra rohani, keduanya dikenal dengan sensus interior dan exterior

Ilmu pengetahuan yang dihasilkan kecakapan otak jasmani atau badan lahir dinamakan ilmu pengetahuan eksakta (exact wetensdhap). Ilmu pengetahuan yang dihasilkan kecakapan batin atau kecakapan rohani disebut ilmu pengetahuan abstak (abstract wetenschap). 

Ilmu pengetahuan (wetenschap) itu sendiri ada beberapa macam : 
1.             Ilmu pengetahuan eksakta, yaitu ilmu pengetahuan yang menuju obyek-obyek yang lahir, yang berhubungan dengan benda-benda kasar serta dapat ditangkap oleh panca indra lahir seperti astronomi, biologi, botani, zoologi, geologi, kimia, matematika dsb.
2.             Ilmu pengetahuan abstrak, yakni ilmu pengetahuan yang mempunyai obyek-obyek yang tidak dapat ditangkap oleh panca indra lahir, seperti ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan kejiwaan misalnya : mengetahui makhluq-makhluq yang hidup di alam yang mempunai 4 (empat) ukuran/dimensi seperti roh, jin, hantu dan semacamnya. Untuk mempelajarinya dibutuhkan ilmu pengetahuan sebagai alat, misalnya meta-geometrimeta-kimia, atau ilmu pengetahuan serba meta. Dengan pertolongan rohaninya, manusia dapat melihat walaupun matanya tertutup. Mampu membaca buku dalam keadaan mata tertutup itu, dalam zaman modern telah diteliti oleh sebagian sarjana barat dan timur yang kemudian memunculkan ilmu-ilmu yang serba ghaib seperti magnetisme, hipnotisme, spiritisme, heilmagnetisme, verbogen, krachten, suggest, mediumschap, telepatie, dan lain sebagainya.
3.             Ilmu pengetahuan relatif (Relatif abstract wetenschap), adalah ilmu pengetahuan yang menuju obek-obyek yang ghaib mutlak yang tidak dapat diraba dan diketahui atau dianalisa dengan alat panca indra lahir atau otak jasmani seperti peristiwa : syurga, neraka, bidadari, malaikat dan semacamnya.
4.             Ilmu pengetahuan absolut (Absoluut abstract wetenschap) adalah ilmu pengetahuan yang memiliki obyek menuju ke arah Yang Maha Mutlaq, seperti : adanya Tuhan, Arasy, alam wahdaniyah (Het Absoluut Wereld) dan lain-lain yang berhubungan dengan itu. 
Apabila manusia memperdalam sedikitnya 4 macam ilmu pengetahuan tersebut, dapat dikatakan manusia itu memiliki ilmu pengetahuan yang lengkap dan sempurna. Inilah yang dikatakan dengan : Al quwwatul kamilah.

Dalam peristiwa Isra' dan Mi'raj banyak hal yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan eksakta, abstrak, relatif abstrak dan absolut abstrak. 

Karena itulah dalam memberikan analisa terhadap peristiwa Isra' dan Mi'raj tidaklah cukup dengan pendekatan ilmu pengetahuan eksakta saja, tanpa ilmu pengetahuan yang abstrak. Begitu pula pendekatan ilmu pengetahuan abstrak saja tanpa ilmu pengetahuan yang eksakta tidaklah mungkin memberikan gambaran yang lengkap dan benar. Tetapi hendaknya pendekatan analisa peristiwa Isra' dan Mi'raj itu sedikitnya menggunakan 4 (empat) macam ilmu pengetahuan tersebut tadi.

Ilmu pengetahuan eksakta yang dikendalikan otak lahir atau badan jasmani kasar, hanya akan menghasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi saja, ilmu pengetahuan yang logis, yang riil, corporiil, yang materiil atau yang berwujud benda yang dapat diraba dan dilihat oleh panca indra. Setinggi-tinggi ilmu pengetahuan eksakta ini tidak lebih hanya akan menuju ke alam kebendaan (Stoffelijk Gebied). Sekalipun ilmu pengetahuan ini sudah sampai pada penemuan atom, elektron, proton, neutron dan butir-butir yang tak dapat dibagi lagi (Corposcula). Ilmu pengetahuan eksakta hanya mampu menggunakan tenaga atau energi benda-benda mati saja. Sekalipun wujudnya statelit atau sputnik yang dikehendaki dan digerakkan roket, kesemuanya itu adalah benda-benda mati. 

Sedangkan ilmu pengetahuan yang abstrak memiliki obyek-obyek yang halus, ir-riil, im-materiil dan meta-physics dan makhluk-makhluk halus yang hidup di luar alam benda. Ilmu pengetahuan abstrak mampu menggunakan tenaga dari makhluk hidup tersebut, seperti tenaga roh yang hidup di alam arwah, tenaga jin, malaikat dan makhluq halus lainnya. 

Walaupun sebagian para sarjana dengan pengetahuan eksaktanya masih ada yang belum meneliti atau mendekati energi makhluk hidup ini, tetapi mereka mengakui energi makhluk hidup jauh lebih hebat dari energi benda mati. Energi syetan, jin dan malaikat jauh lebih hebat dari energi atom yang ada pada benda mati. Energi atom adalah hasil pengetahuan eksakta, sedangkan energi ghaib (malaikat cs) merupakan hasil dari ilmu pengetahuan yang abstrak. 

Kehebatan satelit yang naik ke ruang angkasa menuju bulan menggunakan energi benda mati berupa roket. Peristiwa satelit masuk dalam bagian ilmu pengetahuan eksakta. Tetapi Rasulullah SAW naik ke ruang angkasa menembus tujuh petala langit menggunakan energi makhluk hidup, yakni malaikat, peristiwa ini merupakan bagian ilmu pengetahuan abstrak. 

Oleh karena itu apabila banyak sarjana ilmu pengetahuan eksakta yang masih bersikap ragu terhadap peristiwa isra' dan mi'rajnya Rasulullah Muhammad SAW tidaklah perlu diherankan karena ilmu pengetahuan mereka masih berada dalam tingkatan mengenai energi benda mati.

Di sekolah-sekolah sejak dari tingkat menengah sampai ke perguran tinggi agaknya belum diajarkan ilmu pengetahuan yang abstrak ini, mereka hanya menerima ilmu pengetahuan eksakta saja. Justru masih banyak juga pelajar dan kaum intelektual dan umat islam belum mengetahui nilai Isra' dan Mi'raj lantaran ilmu pengetahuan mereka masih berkisar dalam alam benda yang dapat diraba panca indra lahiriah semata. Ilmu pengetahuan mereka hanya menyentuh sesuatu yang berwujud materi sehingga tak pelak lagi apabila perhatian mereka lantas ditunjukkan pada masalah kebendaan saja dengan mengabaikan kebesaran alam ghaib yang tersembunyi di balik alam benda. Karena ketiadaan ilmu pengetahuan itulah kemudian mereka memungkiri pula adanya alam ghaib pada gilirannya pula adanya Yang Maha Ghaib (Allah rabbil 'alamin). 
***
 
















2
MALAIKAT SEBAGAI PENGHUBUNG SINAR ALLAH 

Menurut ilmu fisika, aether menjadi zat pembawa/perantara (dragstof) daya electromagneticsAether adalah udara yang ringan sekali, lebih ringan dari udara yang dihirup oleh manusia (O2). Dalam bahasa arab disebut "itsir". Kalau aether bergetar, niscaya membutuhkan pula zat pembawa yang lebih halus lagi dari aether itu sendiri, agar supaya getaran aether itu bisa tersebar ke mana-mana.

Sedangkan menurut ilmu metafisika, Rasulullah SAW naik ke ruang angkasa Isra' dan Mi'raj membutuhkan zat pembawa yang lebih halus dari jiwa atau rohani beliau. Oleh karena beliau makhluq hidup yang memilki dua jasad, jasmani dan rohani, maka diperlukan zat pembawa yang lebih halus dari rohani itu yang mampu mengangkat sekaligus jasmani dan rohani Rasulullah SAW menuju ruang angkasa. Makhluk atau jasad yang sangat halus itu adalah malaikat yang diberi nama Jibril. 

Sebagaimana diketahui dalam pelajaran agama islam, Malaikat Jibril mempunyai tugas selaku zat pembawa wahyu Allah SWT. 

Kecepatan bergerak jasad halus atau malaikat ini jauh melebihi semua kecepatan gerak yang ada di alam benda ini. Malaikat juga disebut dengan nur yang berarti sinar, dapat dimisalkan dengan "sinar kosmis" yang mempunyai gelombang paling pendek. Karena pendeknya gelombang, maka sinar kosmis ini dapat menembus angkasa luar yang bertingkat-tingkat. Akibat dari energi sinar kosmis ini atau malaikat sampai sekarang belum dapat diketahui oleh ilmu pengetahuan eksakta. Akan tetapi sudah dapat dipastikan bahwa sinar kosmis itu memang ada, namun asal dan pangkalnya bukan dari alam semesta ini, tentulah dari Penciptanya Allah Rabbul Alamin. Naiknya Rasulullah SAW ke angkasa dinamaka Isra' dan Mi'raj itu menggunakan zat pembawa atau pengantar yang bernama Malaikat, ke titik sumbu sekalian alam, menuju kepada Khaliqnya, Allah SWT. 

Malaikat menurut ajaran Islam, berasal atau tersusun dari nur atau cahaya sebagaimana yang dinyatakan oleh sabda Rasulullah SAW, "Malaikat dijadikan dari cahaya sedangkan jin dijadikan dari api yang menyala-nyala dan adam dijadikan dari apa yang disifatkan kepadamu" (Hadits Riwayat Muslim).

Sebagai makhluk yang suci, malaikat selalu mentaati perintah-perintah Allah tanpa mencari-cari alasan untuk menolaknya, yang demikian memang sudah disifatkan Allah kepada makhluq-Nya yang bernama Malaikat itu, firman Allah : 

مَلَـٰٓٮِٕكَةٌ غِلَاظٌ۬ شِدَادٌ۬ لَّا يَعۡصُونَ ٱللَّهَ مَآ أَمَرَهُمۡ وَيَفۡعَلُونَ مَا يُؤۡمَرُونَ (٦ ............

".......... mereka (malaikat) itu tiada durhaka atas perintah-perintah Allah, yang selalu menunaikan tugas yang dibebankan atas mereka (QS 66:6). 

يَخَافُونَ رَبَّہُم مِّن فَوۡقِهِمۡ وَيَفۡعَلُونَ مَا يُؤۡمَرُونَ ۩ (٥٠
 

"Mereka (malaikat) itu takut kepada Tuhannya yang di atas mereka dan mereka selalu mentaati perintah Tuhannya" (QS 16:50) 

Yang dimaksud nur atau cahaya dalam hadits di atas adalah bahwa malaikat tersusun atas elektron-elektron hidup / bio elektron yang mempunyai kecepatan tembus yang luar biasa. Sebagai makhluq rohaniah sudah tentu malaikat tidak dapat dilihat dan diraba oleh panca indra lahir, karena asal kejadiannya dan wujudnya tidaklah tersusun dari benda-benda materi. Malaikat hanya dapat dilihat dan diraba oleh panca indra rohani saja. Semua makhluq ghaib hanya dapat dilihat dan diraba oleh alat rohaniah saja. Semua makhluq ghaib hanya dapat dilihat dan diraba oleh alat rohaniah yang ghaib pula. Susunan tubuh malaikat atau makhluq ghaib lainnya tak dapat dirumuskan ataupun dianalisa dengan menggunakan ilmu pengetahuan eksakta, dengan ilmu anatomi atau ilmu urai biasa saja, melainkan harus dianalisa dengan alat bantu yang serba meta yaitu ilmu pengetahuan yang serba abstrak. 

Kemampuan tembus sinar malaikat yang sangat dahsyat itu dapat digunakan untuk menembus rohani manusia sebagaimana dilakukan malaikat Jibril atas rohani Rasulullah sesaat sebelum beliau berangkat menembus angkasa luar (Isra' dan Mi'raj). Inilah peristria operasi jiwa. 

Masalah ini dapat diambil contohnya pada kehidupan sehari-hari yang sering kita saksikan. Seorang ahli magnetisme atau hipnotisme melalui daya-daya atau kekuatan batinnya (sinar rohani) sanggup menembus tubuh/jasmani manusia bahkan dapat menyembuhkan penyakit-penyakit jasmani manusia dari jarak tertentu dekat maupun jauh. Bahkan sanggup pula melenyapkan penyakit-penyakit dalam (interna) tanpa menggunakan alat-alat pembedahan. Wanita yang akan melahirkan pun jika memperoleh bantuan seorang ahli magnetisme tidak akan merasakan sakitpun. Cara pengobatan semacam ini mungkin dapat mengherankan sebagian dokter, oleh karena cara pengobatan tidak tercantum dalam ilmu kedokteran.

Pengobatan yang dilakukan dengan daya-daya sinar rohani yang mengandung arus listrik hidup ini pada hakekatnya sama dengan cara pengobatan yang menggunakan sinar rontgent atau arus listrik diatermik. Sinar rontgen dapat digunakan untuk mengobati penyakit rematik, penyakit paru-paru (TBC), penyakit tumor (kangker), penyakit kulit, sedangkan arus listrik dapat digunakan untuk menyembuhkan penyakit yang disebabkan oleh kuman-kuman (infeksi). Demikian pula seorang ahli magnetisme dapat mengubah sinar rohaninya menjadi semacam sinar rontgent atau arus listrik diatermik. Namun antara sinar rontgent dan arus listrik diatermik kalau dibandingkan dengan sinar rohani akan berbeda jauh. Sinar rontgen dan arus listrik diatermik adalah sinar yang dipancarkan benda-benda mati, sedangkan sinar rohani berasal dari pencaran sesuatu yang hidup (rohani). Sinar rohani mempunyai gelombang yang sangat pendek dan mempunyai daya tembus yang berlipat ganda dibandingkan dengan sinar rontgen atau sejenisnya.

Sehingga wajar sekali kalau terdapat perbedaan antara dokter biasa dengan tabib occultis atau wonder doctor dalam cara memberikan pengobatan terhadap orang yang sedang menderita suatu penyakit. Dokter biasa menggunakan ilmu pengetahuan yang dihasilkan kecerdasan otak lahir dengan perincian yang sempurna, sedangkan tabib occultis mempergunakan ilmu pengetahuan yang diperoleh dari kecakapan otak batinnya. 

Kecakapan seorang tabib occultis mudah menjadi lemah kalau tenaga rohaninya digunakan terus menerus. Hal ini disebabkan kekuatan rohani yang digunakan tadi tidak mudah kembali menjadi bion-bion seperti semula sehingga menyebabkan kekuatan rohaninya makin maka makin berkurang. Untuk mengembalikan tenaga rohaninya itu diperlukan kekuatan baru melalui meditasi sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan dalam pelajaran ilmu magnetisme ataupun hipnotisme itu sendiri.

Bagi mereka yang beragama islam dan memiliki ilmu pengobatan secara metaphysics, jika ingin menambah tenaga rohaninya (meta-energi) diwajibkan memperbanyak shalat sunnah di samping shalat wajib, seperti shalat sunnah rawatib, dluha, witir, sunnah malam bertafakkur (creatie vermogen), berdo'a, berwirid dan membaca ayat-ayat al Qur'an serta amalan lain yang diridhoi Allah SWT.

Munajat kepada Allah yang dilakukan Rasulullah SAW di Gua Hira setelah sekian lama mencapai puncaknya saat beliau mendapat perintah melakukan Isra' dan Mi'raj. Persiapan sebelum melakukan perjalanan yang paling dahsyat, yang pernah terjadi sepanjang sejarah manusia sejak Adam sampai akhir zaman nanti, dilakukan dengan melaksanakannya operasi jiwa oleh Malaikat Jibril atas diri Rasulullah SAW. Sinar malaikat yang amat halus dengan mudah menembus tubuh rohani beliau. Sinar-sinar itu ditangkap dan terus diserap untuk kemudian dialirkan melalui bermacam-macam process of realys, langsung melalui bagian-bagian tubuh rohani beliau. Sinar-sinar itu menuju ke pusat ingatan (Geheugen centrum), pusat kesadaran (Bewustzijn), pusat akal (Verstand centrum), pusat kemauan (Wils centrum), pusat susunan persyarafan simpatis, yaitu pusat yang mengurus jalannya pernafasan, jantung, usus-usus, pembulu darah (Centrum vat het sysphatis zenew stelsel). Setelah sinar-sinar malaikat itu masuk ke seluruh bagian tubuh sehingga tubuh rohani beliau menjadi bertambah suci, gelombang rohaninya bertambah pendek, daya tembus sinar rohani itupun semakin kuat dan tajam yang dipastikan akan mampu menembus alam angkasa luar. 

Makhluq yang bernama malaikat sangat banyak jumlah dan jenisnya, masing-masing mempunyai tugas sendiri-sendiri. Sinar para malaikat inipun mengandung faedah yang sangat besar bagi seisi alam dunia maupun angkasa luar. Sebagai contoh, Malaikat Mikail yang bertugas mengatur perjalanan falak atau aflak, mengatur peredaran siang dan malam peredaran bulan, matahari, bintang-bintang dan seluruh planet-planet, lalu lintas di angkasa luar, perubahan musim dan sebagainya. Sinar Malaikat Mikail itu dapat dimisalkan dengan sinar yang terdiri dari proton-proton dan neutron-neutron yang tidak saja dapat memecahkan atom benda mati akan tetapi dapat pula memecahkan atom nitrogen yang berada di atmostifir atau alam angkasa luar. Pecahnya atom nitrogen ini dapat menjelmakan atom karbonium dan atom hirogenium. Intinya terdiri dari 6 proton dan 8 elektron yang disebut C14. Persenyawaan C14 dengan oksigenium akan menghasilkan zat asam arang (CO2) yang kemudian dihisap oleh seluruh tumbuhan di bumi ini. Nyatalah sekali bahwa unsur C14 itu merupakan dasar proses hayati yang penting sekali bagi ilmu hayat (biologi). Juga peristiwa ini menunjukkan bahwa Malaikat Mikail memegang peranan yang sangat penting atas kehidupan makhluq dan kesejahteraan alam.

Malaikat, sebagai makhluq yang selalu mentaati perintah Allah, juga bertindak sebagai zat pembawa sinar (Draagstof). Dalam hal ini sinar yang dibawanya adalah Sinar Allah. Demikian juga manusia yang selalu mentaati perintah Allah akan menerima dan membawa sinar Allah dari Malaikat pembawa sinar. Pada Al Qur'an disebutkan : 

ٱلَّذِينَ يَحۡمِلُونَ ٱلۡعَرۡشَ وَمَنۡ حَوۡلَهُ ۥ يُسَبِّحُونَ بِحَمۡدِ رَبِّہِمۡ وَيُؤۡمِنُونَ بِهِۦ وَيَسۡتَغۡفِرُونَ لِلَّذِينَ ءَامَنُواْ رَبَّنَا وَسِعۡتَ ڪُلَّ شَىۡءٍ۬ رَّحۡمَةً۬ وَعِلۡمً۬ا فَٱغۡفِرۡ لِلَّذِينَ تَابُواْ وَٱتَّبَعُواْ سَبِيلَكَ وَقِهِمۡعَذَابَٱلۡجَحِيمِ(٧


"Semua malaikat bertasbih dan memuji Tuhan mereka dan beriman kepada-Nya, mereka juga memohonkan ampunan untuk orang-orang yang beriman (dengan do'anya) : Wahai Tuhan kami, Maha Luas rahmat dan ilmu-Nya, karena itu berilah ampunan orang-orang yang bertaubat dan mengikuti perintah-Mu serta selamatkanlah mereka dari siksa api neraka" (QS 40:7). 

Pada ayat di atas jelaslah bahwa malaikat selalu mendampingi orang-orang yang beriman serta senantiasa mendo'akan mereka. Manusia yang demikian ini disebut sebagai orang yang memperoleh intuisi Malaikat atau intuisi Infra intelektual dalam al Qur'an disebut Ulul Albab, firman Allah : 

هَلۡ يَسۡتَوِى ٱلَّذِينَ يَعۡلَمُونَ وَٱلَّذِينَ لَا يَعۡلَمُونَ‌ۗ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُوْلُواْ ٱلۡأَلۡبَـٰبِ (٩ ..........
" ... Apakah sama halnya mereka yang berilmu pengetahuan dengan mereka yang tidak berilmu pengetahuan ? sungguh hanya mereka yang menggunakan asas kemauannya (principe van de wil), itulah mereka yang memiliki akal sempurna (Ulul Albab) atau akal syarafi" (QS 39:9).

Apabila seseorang menerima intuisi Malaikat Mikail (yang bertugas mengurus semua peredaran alam dan pertukaran musim dan lain-lainnya), ia akan memperoleh kekuatan atau tenaga ghaib dan memiliki kecakapan dalam bidang ilmu hayat, perbintangan, pertukaran musim, mengetahui sesuatu peristiwa yang akan terjadi dan senantiasa mendapatkan teori-teori yang genial, menemukan pemikiran-pemikiran baru (Niewe outdenkingen) membangun rona dunia modern (De bouwers van het moderne wereldbeeld) menghasilkan kegiatan dalam lapangan mistik (Mystiece activiteit) dan giat mengembangkan agama (Religieuse activiteit) firman Allah
 :
هُوَ ٱلَّذِى يُصَلِّى عَلَيۡكُمۡ وَمَلَـٰٓٮِٕكَتُهُ ۥ لِيُخۡرِجَكُم مِّنَ ٱلظُّلُمَـٰتِ إِلَى ٱلنُّورِۚ وَڪَانَ بِٱلۡمُؤۡمِنِينَرَحِيمً۬ا(٤٣

"Allah memberikan rahmat kepadamu beserta malaikat-Nya supaya dikeluarkannya kamu dari kegelapan menuju sinar yang terang benderang, Tuhan Maha Pengasih atas mereka yang beriman" (QS 33:43).

Kalau manusia biasa dengan usahanya mampu memiliki sinar Allah yang dihembuskan Malaikat sebagai penghubung (Relatie geest) sehingga manusia itu dapat memiliki bermacam-macam ilmu pengetahuan tanpa banyak belajar serta memiliki ilmu pengetahuan ghaib yang mengagumkan, dengan jalan menggunakan aku batin serta kepribadian sejatinya (sujektive ik), tentulah tak perlu diherankan jika seorang Nabi yang menerima hembusan dari Malaikat Jibril sehingga terbukalah panca indra batin untuk kemudian pergi memanjat ruang angkasa melakukan Isra' dan Mi'raj kepada Tuhannya. 

****









3
BURAQ SEBAGAI ROH IDLOFI 

Sebagaimana diketahui adanya suatu pergeseran antara unsur-unsur menghasilkan suatu kekuatan tolak-tarik atau disebut tenaga magnet (Magnetische kracht). Tenaga magnet itu mempunyai aliran yang dinamakan listrik. Listrik mempunyai tenaga yang kemudian dinamakan tenaga listrik.

Tenaga listrik yang dipergunakan di bidang teknik biasanya untuk menggerakkan sesuatu. Dengan tenaga listrik ini benda-benda yang diam dapat digerakkan dengan kecepatan yang dikehendaki. Dengan kata lain, tenaga listrik itu merupakan rohani ciptaan manusia lantaran dapat menggerakkan benda-benda seperti trem listrik, mobil dan semacamnya. Roh dari benda itu disebut dominan, yang juga dapat disebut "daya hidup" dari benda. 

Begitu juga elektron yang membentuk atom dapat dinamakan "roh benda" (Anima mineralis). Apabila elektron-elektron itu runtuh dari susunannya maka tenaga yang keluar dari proses itu sangat besar sekali inilah yang disebut tenaga atom (Atom energie). Tenaga atom ini dapat digunakan untuk menggerakkan benda-benda seperti kapal-kapal yang mempunyai kecepatan yang tinggi sekali. Semua itu adalah hasil ciptaan otak lahir manusia yang diketemukan dalam benda-benda mati. 

Seperti telah diuraikan bahwa mesin mempunyai dominan yang berasal dari penciptanya. Begitu pula dengan makhluq hidup terdapat juga daya dominan yang sudah barang tentu tidak hanya mampu menggerakkan benda mati saja tetapi juga jasad-jasad hidup dapat digerakkan menurut kehendaknya.

Jika tenaga ataom yang berasal dari benda mati dapat menggerakkan benda-benda yang besar sekalipun, maka tenaga atom yang berasal dari benda hidup, yakni rohani manusia tentu kemampuannya lebih besar daripada tenaga atom untuk menggerakkan benda-benda. 

Apabila bion-bion runtuh dari susunannya, yakni rohani, maka tenaga yang keluar dari runtuhan itu akan sangat besar kekuatannya. Oleh karena rohani merupakan sesuatu yang ghaib, tentulah tenaga yang keluar dari rohani itu berwujud ghaib pula dan tenaga rohani yang ghaib ini disebut "meta energi". Jasad hidup yang mempunyai tenaga ghaib inilah yang dinamakan "buraq". 

Buraq mempunyai dua arti. Bagi ilmu pengetahuan eksakta Buraq berarti aliran elektris yang keluar dari benda mati. Tetapi bagi ilmu pengetahuan abstrak (meta-physics). Buraq berarti aliran listrik ang dikeluarkan dari benda hidup, rohani. Buraq inilah merupakan kendaraan yang digerakkan oleh tenaga atau kekuatan rohani Rasulullah SAW. 

Buraq sebagai energi dari benda hidup, rohani tentu memiliki kecepatan gerak jauh melebihi kecepatan energi yang dikeluarkan benda mati, seperti tenaga atom misalnya. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa tenaga atom adalah hasil ilmu pengetahuan eksakta, sedangkan tenaga rohani hasil ilmu pengetahuan abstrak yang berwujud sesuatu yang ghaib. 

Buraq sebagai hasil ilmu pengetahuan abstrak, sudah sewajarnya apabila Buraq merupakan binatang ghaib yang bukan berasal dari alam benda ini melainkan dari alam rohani. Adalah mustahil dapat hidup dan mempunyai keturunan di alam benda ini, karena alam benda bukan alamnya. 

Kita ambil misal yang serendah-rendahnya, kecepatan buraq disamakan dengan kecepatan elektris, yaitu 300.000 km/detik. Maka kecepatan buraq yang dikendarai Rasulullah SAW menempuh jarak kota Mekkah ke Palestina sejauh 1.500 km itu adalah 1/200 detik. 

Padahal kecepatan elektris adalah hasil teknik berasal dari benda mati, sementara adalah hasil teknik yang berasal dari benda hidup. Tadi sudah dikatakan bahwa kekuatan tenaga yang berasal dari benda mati sangat kecil jika dibandingkan dengan dengan kekuatan tenaga yang dihasilkan benda hidup. Dengan demikian dapat dikatakan kecepatan buraq sesungguhnya jauh melebihi kecepatan elektris yang cuma 300.000 km (jarak antara Masjidil Haram di Mekkah menuju ke Masjidil Aqsha di Palestina), buraq hanya membutuhkan 1/200 detik saja. 

Mungkin masih banyak sarjana ilmu pengetahuan eksakta yang bertanya, "Dapatkah tenaga rohani menggerakkan benda-benda mati ?". Untuk ini banyak sekali contoh, Seperti yang sering dilakukan ahli-ahli mystik, misalnya di kota Sumenep sering didengar ataupun disaksikan orang apa yang disebut "Nyinyibut" biasanya digunakan orang untuk mencari benda, barang hilang. Seorang dukun membaca do'a disampaikan di hadapan sebuah benda mati, tak lama kemudian benda itu bergerak dan berjalan mencari barang yang hilang itu. 

Contoh lain, seorang yang dibacakan do'a tertentu dan diberi minum segelas air, dalam waktu yang tidak lama, orang itu mampu melakukan gerakan-gerakan pencak silat dengan tepat dan cepat, walaupun orang tersebut sebelumya tidak pernah belajar bermain pencak silat. 

Contoh lain, seorang ahli sihir dapat menggerakkan benda mati dengan kecepatan yang luar biasa hingga sampai pada sasarannya tanpa pilot atau orang yang mengendalikan. Dalam bahasa Madura disebut "panah". Benda terbang itu, panah, tidak ubahnya bagaikan roket V-I dan V-II yang pernah ditembakkan pihak Nazi Jerman ke London yang sekarang lebih dikenal dengan "peluru kendali" (rudal) dan masih banyak lagi macamnya. 

Apa yang dilakukan ahli sihir itu merupakan hasil dari tenaga rohani, bukan hasil tenaga mesin. Sampai sekarang ilmu pengetahuan eksakta masih meraba-raba dan mulai mengadakan penyelidikan dengan seksama tanpa kekuatan tenaga rohani sekalipun akal mereka belum semuanya dapat menerima kenyataan, tetapi bukti-bukti makin lama makin nyata. 

Kalau tenaga syetan atau jin yang berasal dari intitein wereld itu dapat menggerakkan "Nyinyibut", sihir dan semacamnya. Betapa pula dengan Rasulullah SAW yang mempunyai jiwa suci dengan mudah dapat berhubungan langsung ke alam wahdaniah yang dengan menggerakkan semua gerak yang disebut Maha Gerak, tentulah Rasulullah SAW amat mudah pula menciptakan Buraq dengan tenaga rohani-Nya.

Di dalam ilmu Mystics Modern dikenal apa yang disebut magnetism, hipnotism, spiritisme dan semacamnya. Dengan ilmu-ilmu itu orang mampu menggerakkan benda-benda mati. Alat apakah yang mereka gunakan ? Tentu saja dengan alat atau tenaga rohaninya. Mungkin masih ada sarjana Ilmu Pengetahuan eksakta yang menanyakan, "Dapatkah dengan tenaga Rohani, dijelmakan suatu benda hidup, sebagaimana Rasulullah SAW dengan tenaga rohaninya mampumenjelmakan binatang Buraq (
Planeten system) ?". 

Apabila bintang yang mendekati matahari, yang menjadi pusat sistem planet dapat menjelmakan suatu benda yang bernama planet, maka sudah wajarlah bila manusia dengan tenaga rohaninya mendekati Allah SWT yang menjadi pusat sekalian alam pastilah akan menjelmakan suatu benda tetapi wujud benda itu ghaib.

Makin dekat rohani manusia kepada Allah makin banyak sinar Allah yang ia terima. Sehingga sinar itu meliputi seluruh rohaninya dan akan menjadikan rohani manusia kuat sekali. Sinar rohani merupakan jasad-jasad halus dan ghaib yang dapat dipergunakan bila diperlukan. Sebagaimana juga sinar sinar matahari yang diterima daun-daun dapat mengadakan asimilasi, yang pada gilirannya menjelmakan bunga dan buah. Padahal bunga dan buah itu sebelumnya tidak ada. 

Dengan keterangan ini nyatalah bahwa dengan adanya pergeseran unsur-unsur (pergeseran benda mati) mampu menimbulkan sesuatu yang hidup yakni tenaga hidup (roh benda). Maka tidaklah aneh apabila adanya pergeseran benda-benda hidup. Oleh karena rohani itu sesuatu yang ghaib maka pergeserannyapun akan menimbulkan sesuatu yang ghaib pula. 

Sebagai contoh, di Sumenep dikenal apa yang disebut "Pok-kopok", yakni hasil ciptaan seseorang yang ditingkatkan ke alam syetaniyah sehingga dengan daya ciptanya, ia dapat menjelmakan binatang-binatang yang hidup dan dapat dipergunakan untuk mencuri. Umumnya binatang ciptaan seperti ini di Sumenep digunakan untuk mencuri beras. Penjelasan ringkasnya sebagai berikut : 

Orang yang mempunyai ajaran dan kemampuan seperti itu apabila berkehendak menciptakan Pok-kopok tersebut, terlebih dahulu harus tidur di suatu tempat tersendiri. Tidur demikian ini dinamakan tidur setengah pingsan. Tidak beda dengan orang yang kesurupun. Saat ia tidur itulah ia memanggil-manggil nama syetan dengan disertai do'a yang campur aduk. Setelah beberapa lama rohani orang itu mengalami pergeseran dengan makhluq halus, syetan. Akibat pergeseran tadi menjelmakan sesuatu yang ghaib berwujud makhluq ghaib, tidak dilihat dan diraba panca indra lahir. Tetapi apabila ada orang yang dapat melihat dengan panca indra batinnya, makhluq halus itu nampaknya seperti bentuk kalelawar. Inilah yang disebut Pok-Kopok. Makhluq halus tersebut akan terbang menuju sasaran yang dikehendaki orang yang mempunyai aji-aji itu. Kemudian ia mengambil beras berulang-ulang kali dengan cepatnya sebanyak yang dikehendakinya pula. 

Kenyataan ini banyak sekali, seperti manusia jadi-jadian yang menjelma sebagai tikus, macan, bebek, babi hutan dan sebagainya. Peristiwa semacam ini banyak terdengar di daerah Madura dan Jawa Timur, yang oleh orang Madura disebut "arajja". Kegiatan "arajja" ini mengandung tujuan syetanis (duivels) diabolis (daemonis) yang sangat merugikan dan membahayakan masyarakat. 

Kalau pergeseran antara rohani manusia dengan syetan dan jin kafir itu mampu menjelmakan makhluq-makhluq halus seperti itu, bukankah tidak mustahil kalau rohani Rasulullah yang suci murni jika bergeseran dengan malaikat selaku makhluq halus yang suci pula akan juga menjelmakan makhluq halus yang bernama Buraq itu. 
Di dalam hadits disebutkan bahwa Buraq datangnya dari Syurga dan berbentuk binatang. Sedangkan Syurga adalah tempat bagi makhluq-makhluq suci termasuk malaikat, jadi dengan adanya pergeseran antara rohani Rasulullah yang suci dengan Malaikat yang dari syurga, tentu pula dapat menjelmakan makhluq halus yang datangnya dari syurga jua. 

Selanjutnya disebutkan bahwa buraq bertubuh binatang berkepala manusia. Hal ini merupakan ibarat bahwa rohani manusia itu harus menunggangi hawa nafsunya dan bukan sebaliknya. Ibarat ini ini bermaksud agar rohani manusia jangan sampai dikendalikan hawa nafsunya. Rohani manusia harus mengendalikan hawa nafsunya, sebagaimana kusir kereta mengendalikan kuda, bukannya kuda yang mengendalikan kusir. Jika kusir itu tetap mengendalikan kudanya, kereta bakal lancar jalannya dan sampai pada tujuan dengan selamat baik kusir, kuda maupun keretanya. Kuda di sini diibaratkan sebagai roh idhofi (roh perantara-relatie geest) sebagai syarat untuk mencapai arah tujuan. 

Sekarang marilah kita bayangkan apabila keadaan terjadi sebaliknya. Jika kuda yang menjadi kusir dan kusirnya menjadi kuda, niscaya jalannya kereta akan menyeleweng ke mana-mana, ke sawah, ke ladang atau menabrak rumah. Akibatnya tidak akan sampai ke arah yang dituju, bahkan kusir, kuda dan keretanya akan berantakan tak tentu arah. 

Jadi sangat logis sekali kalau Rasulullah menunggangi buraq, yakni rohani Rasulullah menunggangi hawa nafsunya. Sekiranya ada orang yang bertanya mengapa rasululah SAW tidak diangkat begitu saja ke langit tanpa mengendarai buraq, bukankah sudah terjawab oleh keterangan yang baru di atas bahwa dengan berkendaraan buraq itu merupakan ibarat, tamsil ke arah pendidikan dan pengajaran ketuhanan dan budi pekerti.

Inilah sekedar keterangan mengenai buraq, walaupun sebenarnya peristiwa buraq tersebut sangat luas sekali keterangannya. *** 
4
BION ROHANI MENEMBUS SEGALA KEADAAN 
Di dalam kitab Mi'raj disebutkan, tatkala Rasulullah SAW akan Isra' dan Mi'raj beliau sedang berada di Masjidil Haram (Mekkah) dalam keadaan setengah tidur, yaitu tidak tidur dan tidak terjaga (bangun). Dalam keadaan demikian pikiran-pikiran beliau sedang dipusatkan ke Alam Abstrak. Bermakna beliau tengah mengadakan persiapan-persiapan batin untuk menuju ke alam yang abstrak. Keadaan demikian disebut tidak tidur dan tidak terjaga. 

Apakah yang dinamakan tidur ? Dengan ringkat dapat dijawab apabila rohani sedang berada dalam keadaan mengembara. Jelasnya tidur itu ada beberapa macam : 
1.             tidur biasa, badan, perasaan, ingatan, kesadaran dan pikirannya tidak bekerja. Disebut juga "tidur penuh".
2.             tidur yang hanya perasaannya saja bekerja, sedang badan, ingatan, kesadaran dan pikirannya tidak bekerja. Tidur seperti ini disebut juga "tidur-tidur ayam", misalnya sering kita alami ketika sedang tidur, kita masih dengar jam atau suara orang yang sedang berjalan, tetapi kita tidak mempunyai kemampuan untuk berjalan.
3.             tidur yang hanya badan dan sebagian ingatannya saja bekerja, sementara lainnya tidak bekerja. Tidur semacam ini disebut "slaap wandel".
4.             tidur yang hanya kesadarannya saja yang bekerja, sedang lainnya tidak, misalnya seorang bisa membaca buku dalam keadaan tidur atau mata tertutup dan semacamnya. Tidur semacam ini disebut "Somnabulismus"
5.             tidur yang disebabkan disirep atau dihipnotis. Seseorang yang sedang dihipnotis ke semua perasaan, ingatan, kesadarannya tidak bekerja, kecuali pikirannya/otaknya saja. 
Adapun yang tidak pernah tidur adalah rohani manusia saja. Salah satu bukti bahwa rohani tidak tidur dapat diterangkan sebagai berikut : sering terjadi pada diri kita sebelum tidur kita berniat akan bangun pada jam tertentu yang kita kehendaki. Saat waktu yang dikehendaki tiba, jasmani kita dibangunkan oleh rohani baik secara langsung maupun tidak langsung melalui mimpi yang membangunkan jasmani (wekdromen).

Adapun setengah tidur, manakala hanya badan saja yang tidur, sedang lainnya tetap dalam keadaan terjaga, sebagaimana yang dialami Rasulullah SAW dengan bantuan rohaninya, badan atau jasad beliau dapat diangkat menurut kemauan rohaninya. 

Rohani dapat menembus segala keadaan tergantung pada gelombang segala keadaan tergantung pada gelombang dan angka getaran masing-masing bion yang menyusunnya. Makin pendek gelombangnya akan makin tinggi angka getarannya dan akan lebih berkuasa pula bion-bion rohani menembus pagar keadaan. Dengan keadaan itulah Rasulullah SAW dapat menembus segala macam atmosfir. Oleh karena pikiran, perasaan, serta ingatannya beliau berbincang-bincang dan bersoal jawab dengan malaikat dalam perjalanan beliau ketika Isra' dan Mi'raj. Karena pengaruh rohaninya yang memberikan sugesti maka jasmani beliau tetap sehat. 

Pernah kita saksikan, orang yang tengah dihipnotis, badannya diinjak-injak tetap saja kuat, tidak mengeluh. Orang yang tidur di atas paku, orang berjalan di atas api, semuanya tidak merasa sakit ataupun kepanasan terbakar. Dalam pertunjukan telepathy seseorang menanam atau menguburkan dirinya dalam tanah selama beberapa jam, beberapa hari, bahkan orang fakir di India mampu membenamkan dirinya dalam tanah selama 40 hari. Orang fakir itu tidak makan atau minum, tidak menghirup udara (oksigen), tidak tidur. Namun ia tetap hidup dan jasmaninya tidak rusak. 

Kalau manusia biasa, bukan nabi, dengan ketinggian jiwanya mampu berbuat sedemikian itu, betapa pula dengan Rasulullah SAW yang sudah dinyatakan Allah sebagai Rasul, yang setiap saat dapat mendekati Allah SWT tentunya beliau mampu melakukan seperti apa yang kemudian dialaminya dengan Isra' dan Mi'raj itu. Rohani beliau tidak mempunyai tuntutan materiel lagi. Pikiran beliau dapat mengubah elektron-elektron pikiran dan kemudian menyusunnya menjadi aether serta mengembalikan elektron-elektron itu ke pangkalnya semula, sebagaimana dengan air yang berputar-putar ketika putarannya berhenti, air kembali ke pangkalnya. Air itupun menjadi kembali tenang. Inilah yang disebut muthmainnah. Pikiran yang muthmainnah menjadi pikiran yang normatif sedangkan pikiran yang normatif mempunyai obyek untuk memanjat ke arah yang abstrak. 

*** 















5
OPERASI JIWA UNTUK MENGHADAPI YANG MAHA HALUS 

Dengan demikian keadaan setengah tidur yang dilakukan rasulullah SAW tidak lain adalah meditasi atau tafakkur menuju yang abstrak, yang tertinggi, yaitu Allah SWT. Dalam keadaan tafakkur itulah Rasulullah SAW dibawa malaikat ke sekitar Sumur Zam-Zam. Di sana, di sumur itu, beliau mendapatkan operasi jiwa. Operasi jiwa yang dilakukan Malaikat terhadap beliau untuk menyelidiki kalau di dalam panca indra batin beliau masih ada sesuatu yang perlu dibersihkannya. Badan rasa (Geoelslichaam) beliau juga diperiksa, kemudian dikeluarkan sejenak dari tubuh beliau. Mengenai badan rasa ini bila dikeluarkan dari tubuh (Exteriosatie), akan menghilangkan rasa pada jasmani, sekalipun jasmani tertusuk oleh suatu benda. Hal demikian sangat perlu bagi nabi agar jasmani beliau tidak merasa sakit ataupun yang lainnya bila bersentuhan dengan atmosfir yang berlapis-lapis dan beraneka ragam itu serta sangat berbahaya, yang akan dijumpai dalam perjalanan beliau. 

Setelah itu, badan nafsu beliau dicabut oleh Malaikat. Daya-daya nafsu ini dipindahkan dan dialirkan ke dalam pusat ingatan untuk seterusnya ke pusat akal sehingga menuju ke pusat kemauan. Maka terjelmalah amal perbuatan untuk melaksanakan tugas Isra' dan Mi'raj itu dengan daya pikir yang lengkap (De levensckracht/pranis-lichaam). Karena itulah dalam perjalanan Isra' dan Mi'rajnya, pikiran dan ingatan beliau tetap sadar dan dapat menyaksikan segala sesuatu yang beliau jumpai dalam perjalanan dengan jelas sekali. Nyatalah beliau masih cakap berbicara dapat menceritakan segala pengalamannya dengan lengkap kepada sahabat-sahabat beliau setelah kembali dari perjalanan Isra' dan Mi'raj.

Setelah daya-daya nafsu beliau dialirkan sedemikian rupa sampai berwujud kemauan yang sempurna menyusullah kemudian daya-daya yang ada di badan akal (De menschelijke ziel/devaschanis lichaam) beliau dialirkan ke arah otak untuk diteruskan ke arah budi (De geestelijke krachk/Budis lichaam). Dengan memakai alat budi inilah beliau dapat menerima firman-firman Allah secara langsung. Bagian ini disebut atman (De geestelijke/het goddelijke principe atau het levens beginsel).

Seorang yang dapat mencapai tingkatan ini dinamakan sebagai Insan Kamil (manusia sempurna). Ia mampu mengetahui hakekat yang mutlaq. 

Peristiwa operasi jiwa yang halus dilakukan karena beliau akan menghadapi yang Maha Halus (latif) ini untuk menunjukkan bahwa budi Rasulullah SAW sangat tinggi. Seperti yang telah difirmankan oleh Allah SWT :

وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ۬ (٤

"Sesungguhnya engkau Muhammad mempunyai budi pekerti yang agung" (QS 68:4) 

***









6
MANUSIA DAPAT MENEMBUS ALAM WAHDANIAHNYA 

Kedudukan akal dan budi dapat diterangkan secara ringkas sebagai berikut : Akal baru bisa berpikir kalau menerima masukan (input) yang diperoleh melalui panca indra lahir. Sedangkan budi baru dapat bekerja kalau masukan (input) yang diperoleh melalui panca indra batin. 

Dengan keterangan ini kita dapat membedakan antara akal dan budi. Akal merupakan alat berpikir menuju ke alam benda. Sedangkan budi merupakan alat berpikir menuju ke alam abstrak. Di dalam ilmu tasawwuf, akal disebut sebagai jantung batin. 

Rasulullah SAW dalam sebuah hadits bersabda, "Dalam tubuh manusia ada segumpal daging, apabila daging itu baik, menjadi baiklah seluruh tubuhnya. Apabila daging itu jelak atau kotor akan jeleklah seluruh tubuh. Segumpal daging itu adalah jantung". 

Yang dimaksud jantung dalam hadits tersebut adalah jantung batin, yakni budi. Tafsir terhadap hadits itu sebagai berikut, dapatlah kita sebutkan bahwa baik dan jahatnya manusia tergantung pada budinya, bukan pada akalnya. Dengan demikian dapat kita tarik kesimpulan, bahwa yang menentukan derajat perbedaan manusia dengan hewan adalah budinya. Filosof Hegel mengatakan, "Apabila manusia tidak lagi mempergunakan akal dan budi (Verstand und Vernunft), Perbedaan akal dan budi adalah akal mempunyai obyek-obyek yang materiil dan terbatas, sedangkan budi mempunyai obyek-obyek yang immateriil dan tak terbatas (unbedingt und unendlich). 

Sebagaimana yang telah diterangkan bahwa budi merupakan sinar bagi akal. Apabila akal menerima sinar dari budi atau dengan perkataan lain akal menyerap sinar budi, maka unsur-unsur pikiran yang ada dalam akal akan bertambah dengan unsur-unsur pikiran yang mengalir dari budi. Proses penyusunan unsur-unsur pikiran yang mengalir dari budi ini akan menjelmakan "ilham" atau intuisi. 
Dengan keterangan ini dapat diketahui bahwa akal menjadi alat penerima gelombang yang datangnya dari budi. Sedang budi menerima gelombang-gelombang sinar yang datang dari alam abstrak. Dengan kalimat lain, budi merupakan alat pemancar (zender) yang memancarkan gelombang kepada akal. Sedangkan terhadap alam abstrak, budi berfungsi sebagai alat penerima gelombang (Ontvanger). Akal yang menerima gelombang-gelombang sinar budi sebagaimana tadi disebutkan, menjelmakan sinar gelombang itu menjadi ilham. 

Ilham berarti pengamatan langsung (Direct anschouwing) yang kemudian menjelmakan perikemanusiaan, kesucian, keadilan dan kesusilaan. Jika demikian halnya, kita dapat mengatakan, budi itulah yang menjadi sumbernya kemauan, keadilan, perikemanusiaan, kesucian dan keadilan. Ilham dapat menghasilkan kecakapan yang tidak mungkin dapat dimengerti oleh akal atau rasio. Semua orang dapat memiliki ilham ini. Dengan ilham ini orang dapat memiliki kecakapan untuk mengetahui suatu tanda analisa, ahli ilmu pengetahuan akan memperoleh kemajuan yang bernilai tinggi. Walaupun ilmu pasti (matematika) mempunyai rumus bentuk yang logis, tetap juga memerlukan ilham ini. 

Bahkan Einstein ketika menemukan rumusnya yang paling terkenal, E=mc², telah mengetahui hasilnya lebih dahulu sebelum ia mengadakan perhitungan secara lengkap. Ia mengetahui hasil itu tanpa pertolongan ilmu pasti. Inilah hasil ilham, yang dapat mengetahui adanya suatu kenyataan dengan kenyataan lain, padahal sebelumnya hubungan antara kedua kenyataan itu belum diketahui. Rumus Einstein inilah, E=mc² yang mempunyai dasar ahli ilmu fisika untuk menciptakan bom atom.

Budi juga disebut otak batin. Apabila otak batin tidak dapat dipergunakan, berarti alat-rohaninya banyak yang rusak. Akibatnya budinya rusak pula. Inilah yang dinamakan penyakit rohani. Jika budi telah rusak akan membahayakan diri sendiri dan masyarakat serta bangsanya. Akibat dari penyakit rohani ini akan menimbulkan rasa tamak, congkak, sombong dan semacamnya. Jika manusia dihinggapi penyakit tersebut perlu segera diobati. Obat untuk penyakit ini tidak terdapat di rumah sakit di seluruh dunia, tidak mungkin pula tubuh penderita penyakit ini dioperasi, karena yang sakit bukan tubuhnya melainkan jiwanya. Yang dapat dapat melakukan operasi jiwa seperti ini hanya Rasulullah SAW, sebab beliau telah mempelajari cara mengoperasi jiwa dari Malaikat. Karena itulah ajaran dan tuntunan serta petunjuk beliau merupakan operasi rohani. Siapa yang mengikuti jejak dan tuntunan beliau berarti telah melakukan operasi jiwanya sendiri, sehingga ia menjadi orang yang berbudi. Tepat sekali jika beliau bersabda. "Aku diutus untuk menyempurnakan kemuliaan budi pekerti" 

Oleh karena itulah Nabi-Nabi dan rasul khususnya Nabi Muhammad SAW diutus Allah untuk memimpin umat yang akhlaknya dikatakan seperti hewan di zaman itu. Para Nabi dan Rasul tidak diberi harta benda melimpah oleh Tuhan, tidak pula diberi alat persenjataan, tetapi diberi budi pekerti yang baik dan mulia sebagai senjata yang amat tajam melebihi senjata tajam yang pernah ada. 

Nabi Muhammad SAW adalah pemimpin yang selalu dapat mengatasi segala macam kesulitan dan kekerasan di negeri Mekkah hanya dengan menggunakan alat budi pekerti saja. Alat budi pekerti inilah yang merupakan obat penyakit rohani, demoralisasi dan kejahilan yang parah. Penyakit rohani semacam ini tidak dapat diobati dengan jenis obat materiil, tidak dapat diinjeksi dengan B complex, streptomisin, penisilin dan sejenisnya. Penyakit ini hanya bisa diobati dengan jenis obat spiritual, yaitu budi pekerti yang tinggi dan mulia inilah dapat dijelmakan amal yang ikhlas, yakni perbuatan yang ditujukan ke arah kemaslahatan masyarakat, kepentingan bersama, kemuliaan agama, bangsa dan negara tanpa mengharapkan upah, hadiah dan puji-pujian lainnya. 

Dengan budi yang menjelmakan amal yang ikhlas inilah Rasulullah SAW siang dan malam memberikan pimpinan kepada umatnya yang dihinggapi penyakit jiwa yang sangat berbahaya itu, umat yang sudah sekarat dan menanti keruntuhan bangsa dan Negeri Mekkah. Nabi Muhammad SAW dengan ikhlas memberikan pengobatan, di tengah panas yang sangat terik, naik turun gurun pasir dengan berjalan kaki dan menahan lapar dan dahaga. Sedikitpun beliau tidak menuntut ongkos jalan atau upah kepada Tuhan. Tanpa meminta ongkos penginapan, uang makan dan fasilitas lainnya. Demikianlah amal yang ikhlas. Sekalipun Nabi Muhammad SAW mendapat tantangan dan ancaman serta perlawanan dari orang-orang Mekkah, semuanya diterima dengan sabar dan ikhlas. Kendatipun misalnya Nabi Muhammad SAW memohon pertolongan Tuhan untuk menghancurkan semua penentang dan musuh-musuh beliau niscaya akan dikabulkan Allah. Akan tetapi Muhammad SAW seorang pemimpin berbudi pekerti tinggi, bukanlah hukuman dan adzab yang diminta kepada Tuhannya, bahkan sebaliknya beliau memohonkan kepada Tuhan dalam do'anya, "Wahai Tuhan, berikanlah petunjuk kepada hamba-Mu karena mereka sesungguhnya tidak mengerti (sadar)". 

Dengan budi yang demikian inilah Tuhan dan malaikat membacakan shalawat dan pujian kepada beliau. Dengan demikian dapatlah kita menyelami bahwa budi pekerti inilah yang dapat meningkatkan derajat manusia ke arah kemajuan dalam segala bidang, kemuliaan bangsa, kemakmuran negara, keadilan dan kesejahteraan yang merata di masyarakat. Dengan budi yang mulia inilah manusia dapat menembus alam wahdaniah. Tidaklah mengherankan apabila Tuhan memberikan mu'jizat-mu'jizat kepada para Nabi berupa ilmu pengetahuan yang tidak dapat ditangkap panca indra manusia biasa. Mu'jizat yang mampu membalik jiwa manusia yang telah terserang penyakit yang parah menjadi jiwa yang mulia dan sembuh sama sekali dari penyakitnya. 
*** 
http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:nVfd_bpX56IcXM:http://4.bp.blogspot.com/_CFELo9BTX3g/SwlhwsB6uLI/AAAAAAAAACI/BVZlkoMuH2g/s1600/51peg.jpg 








7
BEBERAPA ILMU PENGETAHUAN ABSTRAK 

Psychometrie ialah ilmu yang dapat mengetahui peristiwa pada suatu jarak tertentu, dekat maupun jauh melalui pancaran rohani baik di alam dunia maupun angkasa luar. 

Manusia yang memiliki ilmu ini dapat melihat suatu benda, katakanlah barang yang hilang, dengan memperhatikan bekas-bekas suatu benda tadi. Misalkan seorang pencuri telah meninggalkan bekas-bekas tertentu di suatu tempat, maka seorang psychometrist dapat mengetahui dimana pencuri itu sekarang berada, namanya dan bahkan tepat tinggal si pencuri tadi. Caranya dengan melakukan hubungan rohani antara sang psychometrist dengan bekas-bekas yang ditinggalkan pencuri tadi. 

Clairvoyance : Suatu ilmu yang dapat mengetahui, meraba suatu yang tersembunyi, melihat suatu peristiwa yang akan terjadi, melihat dengan sadar sesuatu yang berada di sekitarnya walaupun dengan mata tertutup. Manusia yang memiliki ilmu ini dapat melakukan pekerjaan seperti menulis, bercakap, mengendarai mobil ataupun menembak dalam keadaan mata tertutup. 

Telepathy : Pengetahuan yang dapat digunakan untuk melihat suatu peristiwa dari jarak jauh sekali dengan sempurna. Kecakapan seperti ini dimiliki oleh orang yang mampu mengatur gelombang rohaninya yang tersusun dari bion-bion dan mampu melayang dengan kecepatan yang tinggi sekali menuju suatu tempat yang dikehendaki sehingga akan memberikan gambaran yang lengkap tentang ssuatu keadaan atau peristiwa di tempat lain, seperti pertandingan, rapat-rapat bahkan di ruang terbuka maupun tertutup.

Somnambulisme : Ringkasnya ilmu ini menggunakan alat pengantar ke arah rohani lain yang disebut sebagai faktor psyche. Seorang yang memiliki ilmu ini dapat mendengar perkataan orang lain walaupun di tempat ramai atau gaduh. Somnambulisme adalah suatu kemampuan untuk mendengar yang luar biasa sekali. Orang yang sedang dalam keadaan somnambulisme ini gelombang rohaninya dapat bertindak untuk menangkap segala macam bunyi-bunyian dan suara apapun juga. Bahkan rohaninya mampu membaca pikiran orang lain (Gedachtenlezen). Pandangannya tajam sekali. Ia mampu menangkap pembicaraan orang lain walaupun hanya dengan gerakan bibir saja.

Kalau seorang manusia biasa dapat memiliki ilmu ini, maka tak dapat dipungkiri betapa Nabi Muhammad SAW yang rohaninya suci dan bersih itu mampu menangkap getaran Malaikat yang berupa sinar-sinar yang halus melalui proses resonansi rohani. Kendatipun dalam perjalanan beliau di ruang angkasa penuh dengan kegaduhan suara-suara meteor, messon dan oer-atom yang bersimpang siur di angkasa luar, beliau dengan tenang dan sempurna sekali mampu mengikuti pembicaraan dan keterangan yang diberikan oleh Malaikat Jibril. 

Makin tinggi pemanjatan yang dilakukan beliau maka makin banyak pula bahaya yang dihadapinya. Misalnya beliau menjumpai sumber energi, yakni oer-atom yang menyebabkan terbakarnya awan-awan sipiral. Awan-awan spiral itu tersusun dari bintang-bintang yang menyebabkan pemecahan atom atmosfir yang mempunyai daya tembus luar biasa sekali. Ke semuanya ini tidak mempengaruhi pribadi beliau dalam perjalanannya di ruang angkasa itu. Seakan-akan di sekeliling beliau tidak terjadi apa-apa. Tenang dan sunyi senyap.

Levitatie : Ilmu yang memberikan kemampuan untuk mengangkat sesuatu. Misalnya, seseorang dengan menempatkan telapak tangannya di atas benda kursi meja atau benda-benda lainnya, maka kursi atau benda itupun terangkat ke atas. jadi dengan kata lain, Levitatie adalah suatu kemampuan untuk menggerakkan atau mengangkat benda dengan jalan menentang gaya berat dari benda itu. Peristiwa ini dapat dimisalkan dengan sepotong logam yang elektron-elektronnya dalam keadaan tenang dan teratur sehingga mempunyai kekuatan penarik magnetik sebagai akibat timbulnya daya listrik. Seperti yang terjadi pada benda magnit yang mampu menarik benda lain, maka kemampuan levitatie ini tak ubahnya kemampuan yang ada di dalam benda magnetik itu. Kemampuan dapat diperoleh karena rohani yang tersusun dari bion-bion itu berada dalam keadaan tertib dan teratur, yang didukung juga dengan suatu pemusatan pikiran (Gedachten conertrarie) sehingga menimbulkan kekuatan menarik yang magnetis sifatnya tadi. 

Dengan keterangan ini dapat ditarik kesimpulan bahwa bagi siapa yang berhasil menertibkan batinnya niscaya akan memperoleh tenaga ghaib yang menakjubkan. Di India terdapat beberapa orang yang dapat mengangkat badannya sendiri dari tanah melayang-layang ke udara. Suatu bukti bahwa levitatie itu selain dapat mengangkat benda di luar tubuh manusia, ilmu ini dapat digunakan untuk mengangkat tubuh orang itu sendiri. 

Selain ilmu-ilmu yang telah disebutkan tadi terdapat juga ilmu-ilmu lain yang tak mungkin diterangkan satu persatu di sini antara lain : 
·                     Ilmu kekuatan pikiran (Gedachte Kracht)
·                     Magnetisme
·                     Kekuatan yang tersembunyi (Verborgen Krachten)
·                     Suggesti (auto dan mental suggestie)
·                     Heil-Magnetisme
·                     Mediumschap
·                     Hipnotisme
·                     Psychofrapie
·                     Materialisatie
·                     Paraptoscopie
·                     Dematerialisatie
·                     Televisi Apparaat
·                     dsb 
Demikianlah keterangan tentang ilmu-ilmu pengetahuan ghaib yang dewasa ini banyak dipelajari dan dikembangkan para sarjana modern. Dengan keterangan ini pula dapat disimpulkan bahwa perjalanan Rasulullah SAW Isra' dan Mi'raj tak dapat disangkal lagi kebenarannya oleh ilmu pengetahuan modern. Rasulullah Muhammad SAW adalah manusia yang memiliki rohani yang suci dan bersih, dengan kesucian dan kebersihan itu Rasulullah mampu mengadakan hubungan ke alam malaikat dan alam Tuhan, yang kemudian menimbulkan suatu peristiwa Isra' dan Mi'raj itu. 

Dengan ini kita sudahi keterangan tentang operasi jiwa. Wallahu a'lam bis showab. 
*** 




















8
PENGOBATAN PSIKOSOMATIK

Dalam ilmu kedokteran modern telah dikenal dikembangkan apa yang disebut ilmu psychomatics. Ilmu baru ini disebut juga dengan nama Integrale Geneeskunde, yaitu ilmu yang bertujuan mengenal dan mengetahui lebih dalam keseluruhan pribadi setiap orang yang menderita sakit, baik yang berkaitan dengan jasmani maupun rohaninya. Penemuan ilmu baru ini berbeda dengan ilmu-ilmu yang sebelumnya, karena penyakit-penyakit yang ada di eksternnya saja (infeksi, kuman bakteri, dan sebagainya) tetapi juga dilihat dari pengaruh kejiwaan yang mungkin jadi penyebab penyakit itu, atau timbulnya gangguan batin (Ziels Conflict) adalah disebabkan tidak adanya keselarasan atau kesimbangan antara lahir dan batinnya.

Jika Tidak ada keseimbangan antara lahir dan batin seseorang akan menimbulkan hambatan-hambatan (weerstand) kepada keinginan, cita-cita ataupun kehendak seseorang. 

Peristiwa hambatan impuls urat syaraf akan menimbulkan juga suatu penimbunan arus litrik hidup dalam batin. Penimbunana arus listrik hidup akan menyebabkan terjadinya tekanan dalam batin atau rasa sakit dalam batin. Kenyataan sering terjadi, seseorang yang mempunyai kehendak, maksud atau cita-cita dan rencana yang sudah disiapkan secara matang dan bersusah payah, tiba-tiba kenyataan menunjukkan kegagalan, yang diharap, dicita-citakan tidak terwujud, bahkan jauh sekali dengan yang diduga semula. Kegagalan semacam ini akan menimbulkan tekanan batin yang serius. Timbulnya gangguan batin kadangkala juga disebabkan pengkhianatan kawan seperjuangan yang semula menyatakan kesetiaannya, sanggup bekerjasama dan bersedia menunaikan tugas atau cita-cita mencapai tujuan yang direncanakan bersama, tiba-tiba saja teman tadi pergi dan berbuat sebaliknya. Pengkhianatan seperti ini dapat menimbulkan tekanan-tekanan batin, yang akhirnya akan menjadi penyakit. 


Berat dan ringannya rasa sakit sebagai akibat tekanan batin bergantung dari besar dan kecilnya hambatan atau penimbunan arus listrik tadi. Kalau rasa sakit tidak segera dienyahkan dan diobati akan menimbulkan ketegangan pada otot-otot (Spieren) yang seterusnya akan merusak alat-alat tubuh lainnya. Apabila ketegangan atau kejangnya alat-alat tubuh berlangsung lama sekali tanpa disadari akan menyebabkan terjadinya tekanan-tekanan pada pembuluh darah nadi yang pada akhirnya juga akan menaikkan tekanan darah. Inilah yang kemudian akan menimbulkan penyakit darah tinggi. bahkan beberapa penyakit seperti urat syaraf, penyakit kelenjar, eksim dan sebagainya pada umumnya diakibatkan adanya pertentangan atau ketidakseimbangan yang terjadi antara lahir dan batin seseorang. 

Penyakit yang diakibatkan tekanan batin semacam itu umumnya sukar sekali disembuhkan dengan obat-obatan yang terbuat dari bahan-bahan kimiawi ataupun yang alami. Tentunya penyakit tekanan batin ini hanya dapat diobati dengan cara-cara rohaniah dan obat-obatan yang rohaniah pula. Pemeriksaan terhadap pasien jenis ini memerlukan pemeriksaan menyeluruh (integral) atau pengaruh timbal balik dari lahir dan batin si penderita. Melalui pemeriksaan semacam ini akan diperoleh kesimpulan bahwa pada hakekatnya alat-alat tubuh yang sakit sangat tergantung dan dipengaruhi oleh bentuk kepribadian si penderita (Persoonlicjkheids structuur). Bisa juga terjadi karena pengaruh lingkungan sekitarnya, misalnya : karena tekanan ekonomi, pertentangan antara keluarga, antar kawan seperjuangan (kantor), ambisi untuk memperoleh kedudukan, selalu mengharapkan pujian, gangguan seksual dan pengaruh sekitarnya (Exogene millieu invloeden). Ke semuanya ini akan mempengaruhi nafsu seseorang, sehingga nafsu tadi akan menguasai pribadi orang tersebut. Oleh karena ia dikuasai nafsu, maka tindakan-tindakannya tidak lagi diawasi rasa kesusilaannya. Apabila seseorang dalam tindakannya dikuasai kesusilaannya (Etisch leven) maka dapatlah dikatakan orang itu dalam keadaan sehat lahir batinnya. Sebaliknya jika ia dikuasai nafsunya dengan mudah akan diketahui timbulnya pertentangan batin yang akan menimbulkan penyakit badaniah. 
Ilmu jiwa modern (Harmonische Psychologie) memberikan bukti yang akurat dan tidak dapat disangkal kebenarannya bahwa pengobatan utama dalam ilmu Psychomatics adalah etika keagamaan (Religieus Ethiek). Timbulnya emosi, dengki, cemburu, tamak, loba, rakus, gila hormat, minta dipuja-puja, gila pangkat dan berebut kedudukan, kikir dan segala macam emosi kemaksiatan adalah sumber dan pangkalnya segala macam penyakit rohani yang akan menimbulkan penyakit jasmani. Penyakit jasmani yang nampak, tidak dapat disembuhkan dengan obat-obatan biasa sebelum penyakit rohani yang menyebabkannya diobati terlebih dahulu. Pengobatan terhadap penyakit rohani hanya dapat dilakukan dengan atau oleh sinar Allah. Wujud pengobatan penyakit rohaniah ini adalah melaksanakan semua ajaran dan perintah agama. Melalui etika keagamaan segala macam emosi kemaksiatan tadi diasimilasikan hingga menimbulkan process of relay dalam rohani, yang menjadikan emosi-emosi jahat itu berubah menjadi emosi bakti, ikhlas, suci berwujud ajakan kepada amal-amal shaleh yang akan membawa kemaslahatan pada diri sendiri, masyarakat, negara dan bangsa. 

Dengan keterangan ini nyata sekali bahwa sesungguhnya pendidikan agama menjadi faktor yang utama untuk mencetak manusia-manusia yang memiliki ketertiban lahir batin atau manusia susila. Prototype atau contoh manusia susila yang utama adalah Rasulullah Muhammad SAW yang sudah mengalami sendiri operasi jiwa untuk mencuci dan menambah bersihnya rohani beliau, ketika beliau akan melakukan perjalanan bersejarah Isra' dan Mi''raj. 

Peristiwa operasi jiwa yang dialami Rasulullah itu telah membuka tirai yang membentangkan rahasia jiwa, sukma dan alat-alat rohani lainnya. Peristiwa inipun memberikan dorongan kepada umatnya untuk mempelajari ilmu kesehatan jasmani dan rohani agar mereka menjadi umat sehat lahir batinnya yang sanggup menjelmakan keadilan, kemakmuran hidup suatu bangsa dan negara. Merekalah juga yang sanggup memberikan kesejahteraan di dunia dan akhirat. 
*** http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:7tlfXLusdol9oM:http://kuasadoa.com/wp-content/upload/2010/03/Gambar-Roh-Kudus1.gif

9
UNTUK MENGENAL ROH MENDEKATKAN DIRI KEPADA RABBI 

Ilmu hayat (biologi) dan Ilmu urai (anatomi) tidak sanggup memberikan definisi apakah manusia itu sebenarnya ? pertanyaan tentang manusia dalam wujudnya yang seperti ini, tidak pernah dijawab. Ada yang berpendapat bahwa yang disebut manusia hanyalah "rohani" sedangkan tubuh jasmani hanya merupakan alat untuk menerima perintah dari roh. Tetapi apakah sebenarnya roh itu ??

Para ahli ilmu jiwa telah menyelidiki dan meneliti hakekat roh dan sampai pada kesimpulan bahwa roh adalah sesuatu yang abstrak, tidak tersusun dari materi atau zat-zat, karena roh tadi tak dapat dilihat dan diraba alat panca Indera lahir. Mereka para ahli itu, dengan terus terang mengakui kalau mereka tidak sanggup mengetahui daya-daya roh selama mereka menggunakan alat ilmu pengetahuan eksakta semata.

Jika demikian keadaanya maka ilmu jiwa pada hakekatnya hanyalah mengajarkan pneumatologi (ilmu yang mempelajari gejala atau fenomena kejiawaan) saja bukan psikologi. Karenanya, psikologi haruslah digunakan untuk mempelajarai masalah kejiwaan (rohaniah) yang sesungguhnya atau dapat disebutkan sebagai ilmu sukma. Bukankah tidak dapat dipertangungjawabkan memberikan pelajaran tentang ilmu jiwa, akan tetapi pada prakteknya sama sekali tidak mengetahui apakah iwa itu sebenarnya ?

Maka dari itu untuk mengenal hakekat roh atau sekurang-kurangnya energi yang ada pada roh, disebut dengan meta-energi, tidaklah dapat menggunakan ilmu pengetahuan yang serba rasio atau eksakta. hakekat roh ataupun energi yang ada pada roh hanya dapat dijangkau dengan ilmu pengetahuan abstrak atau ilmu pengetahuan serba meta. Ilmu pengetahuan serba meta tidak berbicara tentang ruang tiga ukuran (dimensi) tetapi sudah memasuki ruang 4 atau 5 ukuran yang menjadi tempat roh beridiam. Sedangkan ilmu pengetahuan eksakta hanya mampu berbicara alam benda atau sesuatu dalam ruang 3 ukuran, tentunya tidak mampu menyelidiki kenyataan-kenyataan tentang roh yang mempunyai sifat imponderable, tak dapat ditimbang dan tak dapat diukur. Di dalam aether manusia tak mungkin dapat menimbang aether itu. Di dalam air, tak mungkin manusia mampu menimbang air. Begitu pula di dalam udara mustahil kalau manusia mampu menimbang udara. Firman Allah SWT :

وَيَسۡـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلرُّوحِ‌ۖ قُلِ ٱلرُّوحُ مِنۡ أَمۡرِ رَبِّى وَمَآ أُوتِيتُم مِّنَ ٱلۡعِلۡمِ إِلَّا قَلِيلاً۬ (٨٥

Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit" (QS 17:85). 

Ayat ini tegas menyebutkan bahwa roh itu urusan Tuhan, tetapi tidak berarti bahwa manusia tidak boleh menyelidiki roh, tetapi pun tidak berarti roh tidak boleh dianalisa atau diteliti. Diterangkan bahwa roh manusia adalah sesuatu yang ditiupkan langsung oleh Allah ke dalam tubuh manusia. Ini berarti masalah roh sepenuhnya urusan Allah secara langsung. Karenanya untuk mengenal roh, terlebih dahulu harus mendekatkan diri kepada Allah SWT. Di sinilah perlunya suatu ilmu yang berada di luar kemampuan otak lahir manusia. 

Untuk mengenal roh seseorang terlebih dahulu harus memiliki inspirasi atau aspirasi, yaitu mengenal "Aku batin" nya untuk menimbulkan kesadaran batin (Cosmisch Bewustzijn). Kesadaran batin inilah yang merupakan jalan terbuka untuk melakukan hubungan langsung dengan Allah agar roh dapat beretemu dengan pangkalnya atau Unio mystica. Manusia seperti inilah yang dapat mengenal rohnya sendiri, mengenal pribadi dan Tuhannya. Kata-kata inilah yang pernah diucapkan Imam Ghazali, "Barangsiapa mengenal pribadinya maka ia sesungguhnya mengenal Tuhannya", yang dimaksud dengan mengenal pribadi adalah mengenal rohnya atau memiliki kesadaran batin. Tidak seorangpun, kiranya yang tidak mengenal dirinya ia juga sulit untuk mengenal rohnya. Firman Allah :

وَفِىٓأَنفُسِكُمۡ‌ۚ أَفَلَا تُبۡصِرُونَ (٢١ 

dan [juga] pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tiada memperhatikan? (QS 51:21)

Misalkan seseorang akan menyelidiki sebuah mesin, maka terlebih dahulu ia harus mempelajari roh (dominan) dari mesin itu. Untuk memperoleh pengetahuan tentang dominan mesin tadi ia harus belajar dari si pencipta mesin yang mengetahui seluk beluk gerakan benda yang diciptakan itu. Pencipta mesin seolah-seolah pangkalnya roh yang ada pada mesin. Demikian juga dengan roh yang berfungsi sebagai daya hidup pada diri manusia yang berasal dari Yang Maha Pencipta, Allah SWT. Roh yang mengenal Tuhannya memiliki kemampuan untuk melepaskan diri dari segala macam kesulitan. Seorang penulis bernama Dorfie, dalam karyanya Grengsgenieden van den geest menyebutkan, "Roh yang murni bersih selalu memberikan kesadaran apabila hukum-hukum alam terancam oleh berbagai jenis perbuatan tidak adil". 
***
















10
ROHANI HARUS MAMPU MENGUASAI RAGAWI 
Adam adalah manusia pertama (bukan makhluq pertama) di bumi ini. Tubuh Adam kekar, tingginya kurang lebih 37,5 meter. Informasi ini berdasarkan hadits nabi, "Allah menjadikan Adam dengan tinggi tubuh 60 hasta. Kemudia sesudah Adam, makhluq itu makin berkurang tingginya seperti sekarang ini" (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah) 

Hadits ini menjelaskan bahwa manusia pada awal kejadiannya berbentuk tubuh tinggi dan besar. Manusia sesudah Adam dilahirkan dengan bentuk kecil (bayi) kemudian tumbuh menjadi besar, tetapi tidak sebesar Adam ketika pertama kali diciptakan. Demikian juga dengan pepohonan dan bintang-binatang awal kejadiannya mempunyai bentuk yang besar, kemudian makin lama makin kecil seperti adanya sekarang ini. Binatang-binatang purba seperti Bracho Saurus Branco mempunyai tinggi tubuh 12 meter. Brancosaurus panjang tubuhnya 22 meter dengan berat 40 ton. Diplodicus panjangnya 22 meter, berat badannya 90 ton. Maka wajarlah kalau Adam diciptakan dalam bentuk tubuh yang tingginya 37,5 meter untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya. 
Tubuh manusia kalau disimpulkan dari tinjauan komposisi kimiawinya, terdiri ari unsur-unsur air, darah dan bahan-bahan kimiawi tertentu. Komposisi ini jika dihitung jumlah satuan (unit) nya serta harga per satuan zat-zat kimiawi itu, maka akan didapat suatu jumlah harga yang hanya ribuan atau puluhan ribu rupiah saja. Harga keseluruhan tubuh jasmani manusia itu barangkali tidak lebih mahal dari harga seekor sapi. Harga manusia secara keseluruhan sebenarnya bukanlah seperti apa yang disebutkan tadi. Ada bagian tertentu dari diri manusia itu tidak terdapat pada makhluq lainnya. Benda inilah yang menjadikan manusia mampu melebihi segala makhluq yang ada di bumi ini. Sesuatu yang ada pada diri manusia yang istimewa ini adalah rohaninya. Akan tetapi apabila rohani manusia ini tdak mampu menguasai alat-alat tubuh jasmaninya maka manusia itu tidak lebih dari seekor binatang. Jika rohaninya mampu menguasai alat jasmaninya yang ada dan membimbingnya ke arah perbuatan dan amal yang bermanfaat maka manusia itu akan menjadi makhluq yang paling tinggi dan terhormat. Firman Allah : 


لَقَدۡ خَلَقۡنَا ٱلۡإِنسَـٰنَ فِىٓ أَحۡسَنِ تَقۡوِيمٍ۬ (٤) ثُمَّ رَدَدۡنَـٰهُ أَسۡفَلَ سَـٰفِلِينَ (٥) إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ فَلَهُمۡ أَجۡرٌ غَيۡرُ مَمۡنُونٍ۬ (٦ 

"Dan telah kami (Allah) ciptakan manusia dengan sebaik-baik bentuk. Kemudian kami rendahkan ia sehina-hinanya, kecuali mereka yang beriman dan beramal sholeh, maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya" (QS 95:4-6) 
***
















11
MATI SEBELUM MATI 

Kalau ada istilah tubuh kasar (lahir) dan tubuh halus (batin) maka tentulah ada istilah jantung lahir dan jantung batin, otak lahir dan otak batin, alat berpikir lahir dan alat berpikir batin, panca indra lahir dan panca indra batin, kesadaran lahir dan kesadaran batin dan seterusnya. Jantung lahir berfungsi memompakan darah ke seluruh tubuh jasmani untuk kehidupan tubuh jasmani. Yang menjadi syarat mutlak kehidupan jasmani adalah pertukaran zat dalam tubuh (metabolisme). Peristiwa metabolisme ini adalah peristiwa kimiawi. Apabila jantung jasmani berhenti bekerja, maka darah tidak akan mengalir dalam tubuh manusia. Maka terjadilah pembekuan yang akan mengakibatkan pembusukan. Dalam waktu yang singkat sekali tubuh jasmani akan segera kehilangan kesadarannya dan gerakan-gerakannya pun ikut lenyap, maka inilah yang disebut dengan mati. 


Firman Allah dalam al Qur'an

وَلَقَدۡ ذَرَأۡنَا لِجَهَنَّمَ ڪَثِيرً۬ا مِّنَ ٱلۡجِنِّ وَٱلۡإِنسِ‌ۖ لَهُمۡ قُلُوبٌ۬ لَّا يَفۡقَهُونَ بِہَا وَلَهُمۡ أَعۡيُنٌ۬ لَّا يُبۡصِرُونَ بِہَا وَلَهُمۡ ءَاذَانٌ۬ لَّا يَسۡمَعُونَ بِہَآ‌ۚ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ كَٱلۡأَنۡعَـٰمِ بَلۡ هُمۡ أَضَلُّ‌ۚ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ هُمُ ٱلۡغَـٰفِلُونَ (١٧٩

"Dan sesungguhnya kami jadikan untuk (isi neraka jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakan untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakan untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu bagaikan binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai" (QS 7 :179) 

Yang dimaksud hati "jantung" dalam ayat di atas adalah jantung batin. Fungsi jantung batin ini mengalirkan bion-bion yang berupa sinar hidup (nurul hayat) atau levenstroom. Sinar hidup ini meliputi seluruh titik tubuh jasmani untuk meberikan tenaga. Jantung batin tidak membutuhkan pertukaran zat, karenanya jantung batin ini tidak akan berhenti bekerja. Rohani manusia tidak akan mengalami mati. Rohani yang berasal dari Allah akan kembali kepada Allah jua. Firman Allah : 

إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ إِلَيۡهِ رَٲجِعُونَ (١٥٦ ....................... 

"......... Kami milik Allah dan kepada Allah jualah kami kembali" (QS 2:156)

Tubuh manusia berasal dari tanah, maka harus kembali ke tanah (alam kubur), sedangkan roh berasal dari Allah, maka harus kembali kepada Allah. 

Jantung batin dalam kegiatannya menghasilkan budi. Manusia yang tidak lagi memiliki budi, ia sudah mati sebelum mati. Manusia yang mati budinya jauh lebih berbahaya ketimbang manusia yang mati jasmaninya. Manusia yang mati budinya ini akan menyebarkan banyak kejahatan dan kefasikan di dalam masyarakat. Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya jika seorang hamba berbuat dosa maka akan tertulislah noda-noda hitam di jantungnya. Jika ia bertaubat akan terhapuslah noda-noda itu"
"Barang siapa yang memperbaiki hatinya, Allah akan membaikkan lahirnya" 


Kedua hadits tadi menyatakan betapa jantung batin ini akan mempengaruhi kelakuan lahir manusia, tanpa jantung batin ini manusia akan menjadi semacam mayat hidup (zombie
***
 
















12
MAKNA ZIARAH MENURUT METAFISIKA 
Barangkali ada pertanyaan : kalau operasi jiwa atas diri Rasulullah SAW itu hanya dapat dilaksanakan oleh sinar Malaikat Jibril saja, maka apakah perlunya Malaikat Jibril itu membawa Rasulullah ke tempat Sumur Zam-Zam ?? 

Malaikat Jibril membawa Rasulullah SAW ke tempat sumur zam-zam untuk mensucikan tubuh lahir beliau yang kemudian diikuti dengan tafakur (meditasi), di samping itu untuk menambah kesadaran batin atau mengharapkan bantuan kekuatan bagi rohani beliau dari si pencipta sumur zam-zam itu. Nabi Ibrahim as adalah nenek moyang Rasulullah SAW. 

Menurut Meta-Fisika, setiap benda, batu-batu berharga tau alat berbentuk apapun yang pada awal penciptaannya diikuti daya cipta si pembuat atau pemiliknya, maka atas benda-benda itu masih bebas (Bio-Elektronen) dari si pencipta. Bio-Elektronen ini disebut juga badan pikiran (Corpus mentalis).

Atas dasar inilah sebagian kaum mistik mempercayai bahwa sisa-sisa pikiran pencipta suatu benda, keris pusaka misalnya, masih melekat selamanya atas benda ciptaannya, kendatipun sang pencipta tadi masih hidup atau sudah meninggal dunia. Begitu juga mereka yang berziarah ke sebuah makam (kuburan), yang dianggap keramat, mempunyai kepercayaan bahwa sisa-sisa pikiran suci berupa cita-cita, kehendak atau kemauan yang tidak terbawa ke alam kubur, masih tetap melayang-layang di sekitar kubur orang besar itu. Mereka yang berziarah mempunyai maksud agar cita-cita suci atau kemauan orang besar yang melayang-layang di sekitar kuburnya dapat ditangkap rohaninya dan dimilikinya dengan suatu kepercayaan akan segera dapat mewujudkan cita-cita suci itu dengan baik, sempurna dan selamat. Peristiwa yang demikian, umumnya dianggap oleh mereka yang berziarah sebagai mencari atau mengambil berkah dari makam keramat.

Pada hakekatnya, semua orang dapat meperoleh sisa-sisa pikiran atau daya-daya rohani yang ditinggalkan oleh orang-orang besar yang telah meninggal dunia asalkan si pencari tadi memiliki tenaga rohani yang cukup kuat untuk melakukan kegiatan getar-menggetar (resonansi) gelombang rohani antara si pencari dengan rohani orang yang dihubunginya. Akan tetapi ada juga orang yang ingin berhubungan dengan orang besar atau pencipta suatu benda belum mengetahui syarat-syaratnya sehingga tidak jarang menimbulkan kepercayaan yang berlawanan dengan siaran agama, bahkan mengarah pada syirik.

Sisa-sisa daya pikiran seseorang yang besar tadi dapat dimisalkan dengan sidik jari. Melalui sidik jari ini perbuatan seseorang, pencuri misalnya dapat diketahui. Dengan menggunakan suatu cairan kimiawi tertentu bekas-bekas sidik jari yang melekat pada suatu benda dapat dilihat kemudian dicocokkan dengan si pemilik sidik jari yang dimaksudkan. 

Kalau sidik jari sebagai bagian dari jasmani manusia dapat ditelusuri siapa pemiliknya, maka sisa-sisa daya rohani atau pikiran seseorangpun dapat pula dicari dan diperoleh, hanya saja untuk yang terakhir ini karena hal itu merupakan bagian dari tubuh rohani manusia maka cara pencariannyapun harus menggunakan ilmu rohani juga. Dalam hal ini dapat kita sebutkan salah satunya adalah ilmu psikometri.

Pernah terjadi di sebuah pesantren di sumenep (Kepanjin) pada bulan Ramadhan 1964, seorang sehabis shalat tarwih berjamaah kehilangan sepasang sandalnya yang baru tadi siang dibelinya. Di tempat sandal itu diletakkan, terdapat sepasang sandal yang sudah usang. Orang-orang yang mengetahui peristiwa ini segera yakin bahwa sandal usang itu pasti milik si pencuri.

Kemudian seorang guru pesantren itu segera bertindak sebagai seorang psikometrist. Diambillah sandal usang itu, lalu dilakukan hubungan dengan menyesuaikan gelombang rohaninya dengan daya-daya pikiran si pencuri yang masih melekat pada sandal usangnya. Tak lama kemudian terjadilah kontak getar-menggetar antara gelombang rohani sang guru dengan gelombang rohani si pencuri. Sang guru kemudian berkata pencuri sandal itu adalah si A, bentuk orangnya demikian dan tempat tinggalnya di suatu tempat. Tiga orang santri segera mendatangi rumah sang pencuri sesuai dengan petunjuk gurunya. Tepat sekali, si pencuripun kemudian mengaku terus terang. Dengan bantuan seorang polisi pencuri itupun ditangkap dan dibawa ke kantor Polisi. 

Peristiwa lain, seorang anak siswa SMA Negeri di Sumenep kehilangan sepedanya ketika sedang belajar di pesantren. Di tempat sepeda hilang itu terdapatlah alat pembuka kunci sepeda yang digunakan si pencuri membongkar kunci sepeda. Kejadian ini dilaporkan kepada guru pesantren itu. Sang guru kemudian mengambil alat pembuka kunci tadi dan mulailah melakukan penyesuaian gelombang rohani dengan daya-daya pikiran yang masih melekat pada alat pembuka kunci itu. Setelah terjadi kontak resonansi, sang guru berkata, "Insya Allah sepeda itu akan diketemukan lagi dalam waktu yang tidak lama". Benar, setelah 4 jam kemudian, saat menjelang waktu sholat shubuh sepeda yang hilang itu telah dikembalikan dalam keadaan utuh. 

Peristiwa-peristiwa ini tak ubahnya dengan penggunaan sinar ultra-violet untuk menyelidiki berbagai kejahatan, seperti pemalsuan uang, prangko, surat-surat berharga dan sebagainya. Melalui sinar ultra-violet ini berbagai pemalsuan dapat digagalkan. Perbedaannya dengan kekuatan rohani, sinar ultra-violet berasal dari benda mati dan hanya mampu mengetahui kepalsuan benda-benda mati tanpa mengetahui siapa pembuat benda-benda palsu itu. Sedangkan kekuatan rohani mampu mengadakan kontak resonansi dengan daya pikiran maupun gelombang rohani seseorang.

Dengan demikian tentulah sangat wajar dan masuk akal kalau Rasulullah SAW selaku piutnya Nabiullah Ibrahim as terlebih dahulu singgah berziarah ke tempat sumur zam-zam sebelum melakukan perjalanan Isra dan Mi'rajnya. Teristimewa lagi, Nabi Ibrahim pernah memiliki ilmu pengetahuan yang luas mengenai alam angkasa luar. Ilmu pengetahuan ini dikaruniakan Allah kepadanya sebagaimana tersebut dalam al Qur'an :

وَكَذَٲلِكَ نُرِىٓ إِبۡرَٲهِيمَ مَلَكُوتَ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَلِيَكُونَ مِنَ ٱلۡمُوقِنِينَ (٧٥

"Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan [Kami yang terdapat] di langit dan bumi, dan [Kami memperlihatkannya] agar Ibrahim itu termasuk orang-orang yang yakin" (QS 6:75) 
Kelak akan tiba suatu masa, saat ilmu pengetahuan rohani akan berkembang dan meningkat. Penyelidikan-penyelidikan yang lebih mendalam tentang benda-benda ciptaan, yang pembuatannya diikuti dengan daya-daya pikiran, akan memberikan mafaat yang lebih besar bagi kemanusiaan dan kesejahteraan manusia. Demikanlah hikmah dan khasiat yang diperoleh Rasulullah SAW dalam perjalanan menembus ruang angkasa. Ke semuanya ini merupakan isyarat yang penting bagi umatnya agar tidak mengesampingkan penguasaan ilmu-ilmu pengetahuan rohani itu. 
***













13
GANGGUAN YANG DIJUMPAI RASULULLAH SAW 

Dalam Isra' dan Mi'raj dikisahkan, bahwa perjalanan Rasulullah SAW selalu menjumpai rintangan, halangan dan gangguan berupa jin dan syetan yang mencegat beliau di tengah perjalanan. Gangguan ini selalu dapat dimusnahkan semuanya. 

Di dalam al Qur'an disebutkan bahwa jin dan syetan dijadikan dari api yang menyala-nyala, berupa sinar-sinar yang sangat halus dan bergelombang pendek. Seperti halnya sinar pembunuh (Dodende straal) yang didewa-dewakan para ahli sihir. Sinar-sinar itu lebih pendek gelombangnya dari daya arus bolak-balik listrik teknik (Technische electrische wisselstrom), lebih pendek dari gelombang telegrap tak berkawat (Draadloze teleraphie). pemancar radio. Bahkan lebih pendek lagi dari gelombang sinar panas (Warmte straal), dan gelombang ultra violet. Di atas semua gelombang sinar tadi ada yang lebih pendek dari gelombang sinar syetaniah yaitu sinar kosmis (Cosmische hoogte straal). Gelombang sinar komis ini bahkan lebih pendek lagi dari sinar rontgen dan sinar gama

Karena Rohani Rasulullah memiliki sinar kosmis dan Kesadaran kosmis (Cosmische Bewustzijn) yang lebih tinggi, sudah barang tentu dapat mengalahkan sinar-sinar syetaniah mempengaruhi beliau. Apalagi mengalahkannya. Hal ini disebabkan karena unsur-unsur yang menyusun rohani beliau mempunyai angka getaran yang lebih tinggi dari segala daya syetan dan jin. Inilah sebabnya semua syetan dan jin yang merintangi dan mengganggu beliau selama dalam perjalanan Isra' dan Mi'raj dapat dibasmi dan dimusnahkan. Akhirnya sampailah beliau kepada tujuannya yang suci menemui Yang Maha Suci.

Hasil petemuan beliau dengan Tuhannya adalah beliau memiliki apa yang dikatakan muthma'innah. Manusia yang mencapai tingkatan muthma'innah, memiliki budi pekerti yang tinggi dan selalu mempunyai keinginan untuk melaksanakan kebajikan (Geetalijheids Den Mensch), perikemanusiaan (Humanteit), kesusilaan (Ethica), keadilan (Rechtvardigheid), keindahan (Aestetica), kecintaan (Liefde en liefdadigheid) dan mistik. 

Kemenangan perjuangan Nabi dalam menghadapi tantangan dan gangguan syetan, menjadi ibarat dan pelajaran kepada umat manusia agar mereka dapat pula mencapai kemenangan menghadapi tindakan-tindakan syetan yang mempunyai rencana menjerumuskan akhlaq manusia ke jurang kedurjanaan dan kesesatan. Intuisi syetaniah menjelmakan nafsu-nafsu jahat yang harus diperangi dan dihadapi dengan senjata muthma'innah itu. Sabda Rasulullah SAW, "Orang yang gagah berani bukanlah orang dapat menyerbu musuhnya dengan tangkas dalam pertempuran, akan tetapi orang gagah berani itu sebenarnya yang kuasa dan mampu menahan nafsunya" 

Dengan hadits di atas dapat kita tarik dapat kita tarik kesimpulan, bahwa menahan hawa nafsu berarti menimbun tenaga, sebaliknya melepaskan nafsu berarti menimbun tenaga, sebaliknya melepaskan nafsu berarti menghambur-hamburkan tenaga. Karena suatu perbuatan yang didorong hawa nafsu selalu memerlukan lebih banyak tenaga daripada amal perbuatan yang baik. 

Menahan nafsu itu itu sangat besar sekali faedahnya bagi kesehatan jasmani dan rohani. Jika tenaga hawa nafsu dihambur-hamburkan akan melemahkan tenaga lahir dan memencilkan tenaga batin. Akan tetapi tenaga yang dihemat dapat menjelmakan kekuatan dan kesehatan. 

Di dalam riwayat Isra' dan Mi'raj disebutkan bahwa rasulullah SAW berjumpa dengan Nabi-Nabi. Dalam hal ini mungkin ada yang bertanya, 
"Apa mungkin Rasulullah berjumpa dengan Nabi-nabi. Jika demikian tentunya Nabi-nabi itu masih hidup ?" untuk menjawab pertanyaan ini saya ingin mencoba memberikan keterangan sebagai berikut : 

Menurut Ilmu Anatomi, syarat mutlak untuk hidup adalah pertukaran zat. Pertukaran zat adalah peristiwa kimiawi. Peristiwa kimiawi berlangsung dengan proses atom. Atom merupakan bagian dari zat hayat (zat hidup) yang sudah tentu membutuhkan pertukaran zat juga untuk hidup. Kalau pertukaran zat berhenti, niscaya akan menimbulkan kematian. 

Apakah atom itu ? atom tersusun dari elektron-elektron, atau dengan perkataan lain elektron-elektron itulah yang menyusun atom. Apakah elektron itu ? elektron adalah bagian terkecil dari suatu benda/wujud, dan tidak memerlukan pertukaran zat untuk hidupnya. Jadi semua keadaan yang hidup dan tidak membutuhkan zat untuk hidup, tidak lain kecuali elektron yang menyusun atom tadi.

Oleh karena itu yang dinamakan zat hidup, mesti ada pada elektron. Dengan penjelasan di atas dapat dipahami bahwa elektron adalah bagian atom yang terpenting sebab elekronlah yang menjadi perantara hidup. Jika sudah diketahui bahwa elektron tidak membutuhkan pertukaran zat, tidak memerlukan makanan dan minuman untuk hidupnya maka peristiwa ini menunjukkan bahwa elektron akan tetap hidup walaupun jasad atau badannya telah rusak bahkan hancur lebur. Dalam uraian ringkas ini dapat diketahui, orang yang sudah mati tentu karena berhenti atau hilangnya pertukaran zat dalam tubuhnya. Namun demikian tidak satupun elektronnya yang mati. Dengan perkataan lain elektron manusia yang sudah mati itu tetap hidup walaupun badan atau jasad manusia sudah rusak, hancur luluh bercampur tanah. Elektron yang tetap hidup, pada hakekatnya masih berisi zat hayat atau zat hidup.

Mengapa elektron tidak mati dan dapat hidup terus ? hal demikian ini dikarenakan elektron tersebut mempunyai hubungan atau kontak langsung dengan Pangkal hidup, yaitu Yang Maha Mutlaq, adalah Tuhan Yang Maha Esa yang memberikan hidup dan menghidupkan.

Kita telah mengetahui bahwa Nabi selama hidupnya selalu mempunyai hubungan langsung dengan Tuhannya. Baik gerakan rohani maupun jasmaninya. Walaupun Nabi itu telah wafat dan jasad mereka itupun telah rusak akan tetapi suatu saat dikendaki dan diperlukan, jasmani nabi tersebut dapat kembali dengan mudah dan sangat cepat sekali. Saya misalkan makhluq-makhluq hidup yang tersusun dari elektron-elektron seperti : arwah, syetan dan semua makhluq rohaniah. Mereka, makhluq-makhluq ini dengan cepat sekali merubah bentuk dan wujudnya. Suatu ketika berbentuk manusia, dan bila diperlukan denga cepat sekali berubah bentuk menjadi ular, kalajengking, anak kecil dan sebagainya.

Kalau makhluq-makhluq semacam ini daoat mengadakan wujudnya dan menjelmakan secara berubah-ubah, tentu bagi para nabi yang suci rohaninya tidak mustahil untuk menjelmakan badan jasmaninya kembali apabila mereka memerlukannya. Terlebih lagi di saat keperluan untuk bertemu dengan Rasulullah SAW selaku kawan seperjuangan dalam melaksanakan tugasnya untuk keselamtan umat manusia. Demikian juga bagi mereka yang beriman, berjuan untuk menegakkan agama Allah, mereka ini tetap mempunyai hubungan langsung dengan Yang Maha Hidup, sekalipun mereka telah mati, atau terbunuh, mereka akan dapat terus hidup. Tepat sekali firman Allah SWT :

وَلَا تَحۡسَبَنَّ ٱلَّذِينَ قُتِلُواْ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ أَمۡوَٲتَۢا‌ۚ بَلۡ أَحۡيَآءٌ عِندَ رَبِّهِمۡ يُرۡزَقُونَ (١٦٩

Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhan-Nya dengan mendapat rezeki (QS 3:169).

Di dalam firman Allah di atas ada kata-kata "hidup dan diberi rezeki". Dengan mudah dapat kita ketahui, bagi sesuatu yang hidup tentunya membutuhkan rezeki untuk hidupnya.

Saya kembali mengenai pertanyaan sebelumnya yaitu mungkinkah jasad yang hancur itu dapat kembali lagi ? walaupun pertanyaan ini sebagian telah terjawab, perlulah untuk sedikit diberi tambahan. Kita telah mengetahui bahwa "adanya materi" bergantung kepada adanya energi. Apabila tidak ada energi, tidak mungkin ada materi. Tegasnya, energi ada lebih dahulu sebelum ada materi. Tentang ini telah dijelaskan, bahwa energilah pangkalnya materi. Yang disebut materi adalah gabungan elektron, atom dan unsur kimiawi. Sekarang bagaimanakah jalannya proses perubahan energi menjadi materi (proses materialisasi). Dala ilmu fisika Atom, proses ini telah bisa kita saksikan, dari energi menjadi materi atau sebaliknya.

Agar semakin jelas akan saya sampaikan analogi. Ada sebangsa hewan yang dinamakan "Tardi Gardus". Binatang ini aneh sekali. Jika ia dikeringkan sampai bentuk dan rupa wujudnya yang asli tidak nampak lagi, bahkan telah menjadi sebutir debu yang menurut pandangan kita tidak mungkin ada harapan bintang ini dapat hidup kembali, tetapi jika binatang "Tardi Gardus" yang telah kering dan musnah itu, jika dimasukkan ke dalam air ia akan hidup kembali. Peristiwa itu sangat ajaib sekali. 

Lebih ajaib lagi, sebenarnya umur binatang itu sangat pendek sekali. Bila hidup kembali ia akan berumur akan lebih panjang sampai beberapa tahun lamanya, jauh lebih panjang daripada umurnya yang pertama. Dengan kata lain umurnya yang kedua lebih panjang dari umur yang pertama. Peristiwa binatang-binatang ini menjadi bukti bahwa sekalipun makhluq itu telah hancur jasadnya tetapi oleh karena sesuatu sebab ia dapat hidup kembali. Kalau binatang semacam "Tardi Gardus" dapat menyusun kembali jasadnya yang sudah menjadi debu, apakah keberatannya kalau seorang manusia, teristimewa pula seorang nabi membentuk jasmaninya kembali seperti sedia kala ?? 

Kenyataan semacam ini niscaya akan lebih mudah lagi dimengerti melalui faham yang metafisika dan immateriil, sebagaimana telah diterangkan tadi. Mungkin juga masih timbul pertanyaan, bagaimana dengan mereka yang selama hidupnya tidak mempunyai hubungan dengan Tuhan atau tidak mengenal Tuhan, apakah jika mereka mati nanti akan tetap juga hidup lagi atau masih dapatkah mereka nantinya mengembalikan jasad bila mereka memerlukan jasad itu ?Baiklah saya jawab pertanyaan ini dengan singkat saja. 

Di dalam tiap-tiap makhluq hidup terdapat suatu daya yang tumbuh dalam dirinya dan menguasai semua proses hayatnya yang disebut dominan. Ada jasad yang disebut jasad renik (mikro organisme) yang dinamakan virus, yang mempunyai sifat mineral dalam keadaan kering. Akan tetapi jika ia berada dalam larutan akan akan berubah menjadi kuman penyakit dan mampu menimbulkan penyakit menular yang sangat berbahaya. Selanjutnya apabila virus itu berubah menjadi timbunan kristal jikalau dilarutkan kembali akan menjadi penyakit yang paling berbahaya. 

Peristiwa ini seolah-olah menjadi ibarat manusia yang berbuat dosa, yaitu mereka yang tidak suka mengadakan hubungan dengan Tuhannya selama hidup apabila mereka mati nanti akan mengalami adzab ditumbuk dan dilarutkan oleh Malaikat Mungkar dan Nakir. Walaupun manusia semacam ini dapat dikatakan masih akan hidup juga, mereka akan menjelma menjadi jasad-jasad halus yang sangat berbahaya bagi manusia, tidak ubahnya seperti virus tadi. Manusia yang demikian ini biasanya disebut sebagai manusia hantu. istilah umumnya "makhluq jadi-jadian". Peristiwa mengenai "hantu" ini akan saya uraikan secara khusus. 

Marilah kita lanjutkan sekarang keterangan mengenai pengalaman yang dijumpai Rasulullah selama dalam Isra' dan Mi'rajnya. Pengalaman peristiwa yang beliau jumpai selama dalam perjalanannya itu sangat banyak mengandung tamsil dan ibarat menuju pendidikan terutama pendidikan Ketuhanan (Theologie), kecerdasan otak, kesusilaan, keindahan, kemasyarakatan dan lain-lainnya. Marilah peristiwa tersebut kita analisa dengan menggunakan pendekatan ilmiyah, terutama dari sudut pandang ilmu metafisika. 
*** 









14
 ISRA' DAN PEMBUATAN STASIUN UDARA 

Dalam peristiwa Isra' dan Mi'raj dikisahkan, Nabi Muhammad SAW ketika dalam perjalanan dari Mekkah menuju Jerusalem (Palestina) dengan kendaraan buraq, beliau singgah di lima tempat yang bersejarah yaitu Yatsrib (sekarang Madinah), Madyan, Syajar Musa (tempat Nabi Musa menerima wahyu), Betlehem (tempat Nabi Isa dilahirkan) dan Thursina (gunung Sinai tempat Bangsa Yahudi dimurkai Allah), di masing-masing-masing tempat ini Nabi Muhammad SAW melakukan shalat.

Persinggahan Nabi Muhammad ke tempat-empat tersebut kalau ditinjau dari segi Meteorologi dan Geofisika (Ilmu Pengetahuan Udara) sangat penting sekali artinya untuk mendapatkan keterangan-keterangan tentang keadaan udara dan cuaca yang akan sangat berguna bagi dunia penerbangan. Kurangnya pengetahuan tentang cuaca dan udara ini akan membahayakan pesawat udara beserta seluruh awak dan penumpangnya.

Nabi Muhammad SAW dengan kendaraan buraqnya jelas sekali telah memberikan isyarat kepada umatnya agar mereka menyadari dan mengerti perhubungan lalu-lintas udara dengan menciptakan jawatan-jawatan (stasiun-stasiun udara) yang khusus menyelidiki tentang keadaan cuaca dan udara untuk kepentingan penerbangan Mengingat Nabi Muhammad SAW selaku rasul telah berhasil menjadi pelopor utama dalam mengarungi udara dan menjelajhi ruang angkasa, maka sudah sewajarnya apabila umat pengikutnya menjadi pelopor pula dalam pembuatan stasiun udara dan ruang angkasa.

Stasiun-stasiun ini berguna untuk menyelidiki arah serta kekuatan angin, temperatur udara, keadaan awan, besar kecilnya tekanan udara dan lain sebagainya. Sehingga petunjuk-petunjuk yang dihasilkan oleh stasiun ini berupa tekanan udara, derajat panas, arah dan kekuatan angin, curah hujan dan lain sebagainya yang sangat berguna bagi kepentingan penerbangan.

Berkenaan dengan ilmu-ilmu tersebut, Nabi Muhammad SAW telah diberi wahyu oleh Allah SWT sebagaimana yang tersebut dalam Al Qur'an :

وَهُوَ ٱلَّذِىٓ أَرۡسَلَ ٱلرِّيَـٰحَ بُشۡرَۢا بَيۡنَ يَدَىۡ رَحۡمَتِهِۦ‌ۚ وَأَنزَلۡنَا مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءً۬ طَهُورً۬ا (٤٨

"Dan Dia (Allah) yang mengirimkan angin selaku berita yang menggembirakan di hadapan rahmat-Nya dan Kami (Allah) menurunkan air yang suci (hujan) dari langit" (QS 25:48).

وَٱخۡتِلَـٰفِ ٱلَّيۡلِ وَٱلنَّہَارِ وَمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مِن رِّزۡقٍ۬ فَأَحۡيَا بِهِ ٱلۡأَرۡضَ بَعۡدَ مَوۡتِہَا وَتَصۡرِيفِ ٱلرِّيَـٰحِ ءَايَـٰتٌ۬ لِّقَوۡمٍ۬ يَعۡقِلُونَ (٥ 

"Dan Pertukaran siang dan Malam, dan air yang diturunkan oleh Allah dari langit yang mengandung rezeki, lalu bumi yang mati (kering) dihidupkan kembali dan angin yang berhembus, kesemuanya itu menjadi bukti kekuasaan Allah bagi kaum yang mempergunakan akalnya" (QS 45:5).

أَلَمۡ يَرَوۡاْ إِلَى ٱلطَّيۡرِ مُسَخَّرَٲتٍ۬ فِى جَوِّ ٱلسَّمَآءِ مَا يُمۡسِكُهُنَّ إِلَّا ٱللَّهُ‌ۗ إِنَّ فِى ذَٲلِكَ لَأَيَـٰتٍ۬ لِّقَوۡمٍ۬ يُؤۡمِنُونَ (٧٩ 

"Tidaklah mereka selidiki bagaimana burung dengan mudahnya terbang di udara, Tiada yang menahannya, melainkan Allah. Sesungguhnya keadaan yang demikian itu benar-benar menjadi bukti bagi mereka yang beriman" (QS 16:79).

Ayat-ayat di atas membentangkan dasar-dasar ilmiah dalam bidang Ilmu Geologi dan Meteorologi tentang aero statics, tentang hujan cuaca dan sebagainya yang sangat penting sekali kegunaanya bagi mereka yang ingin mempelajari ilmu pengetahuan modern untuk menciptakan kemakmuran bagi negerinya. 

Walaupun Nabi Muhammad SAW dalam penerbangan itu tidak menggunakan peralatan sebagaimana yang digunakan dalam penerbangan di zaman ini, namun karena beliau menggunakan ilmu pengetahuan rohani yang tinggi yaitu Absoluut Abstract Wetenschaap yang diperoleh melalui meditasi beliau di Masjidil Haram dan operasi jiwa di Sumur Zam-Zam, tentulah apa yang beliau lakukan jauh melebihi pesawat terbang (ruang angkasa) ciptaan manusia biasa yang merupakan buah hasil dari ilmu pengetahuan yang diperoleh dari kecerdasan otak lahir. Sudah barang tentu ilmu pengetahuan rohaniah jauh lebih tinggi dan mampu daripada hasil kecerdasan otak lahir itu. Teristimewa pula, dalam perjalan penerbangan itu Nabi Muhammad didampingi oleh makhluq yang serba rohaniah, selaku petunjuk jalan, yaitu Malaikat Jibril. 

Beliau tidak memerlukan alat apapun untuk menembus lapisan udara (atmosfir), tidak pula mesin/alat pencatat cuaca yang akan memberikan keterangan-keterangan mengenai tekanan udara, kelembabannya, temperaturnya dan sebagainya. Ini semua tidak diperlukan oleh Rasulullah. Dengan ilmu pengetahuan rohaniahnya itu beliau sanggup dan segera akan mengetahui terjadinya perubahan cuaca, tekanan udara dan kelembabannya baik di saat akan pergi terbang maupun ketika akan turun mendarat di suatu tempat yang ditujunya. 

Ini dikarenakan panca indra batin beliau mampu menembus bermacam-macam kesadaran bahkan mengetahui peristiwa yang akan terjadi. Bagi manusia biasa, walaupun bukan seorang nabi, jika mempergunakan panca indra batinnya akan dapat pula melihat gelombang-gelombang cahaya yang halus seperti itu memiliki kemampuan untuk melihat manusia ataupun binatang dalam keadaan gelap gulita. Ini dimungkinkan karena makhluq-makhluq itu memancarkan gelombang-gelombang panas. Seorang dokterpun tidak akan lagi membutuhkan alat thermometernya untuk mengetahui suhu badan pasiennya, jika si dokter menggunakan panca indra batinnya. Dengan panca indra batin inilah ia akan mengetahui derajat panas tubuh pasiennya. Kalau manusia yang bukan Nabi dengan tenaga batinnya sanggup melihat sesuatu yang halus atau yang sekecil-kecilnya, sanggup menembus segala macam tirai, bahkan melihat makhluq-makhluq halus yang ghaib atau abstrak sekalipun, yang immateriil atau riil. Betapa pula kemampuan penglihatan para Nabi dan Rasul teristimewa penglihatan batin Rasulullah Muhammad SAW.

Kalau umat manusia menyadari sepenuhnya peristiwa Isra' dan Mi'raj Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Palestina, kemudian peristiwa tersebut dianalisa dari segi ilmu pengetahuan baik eksakta maupun yang abstrak niscaya mereka akan memperoleh faedah yang besar dan beraneka ragam di bidang ilmu pengetahuan yang sangat tinggi nilainya, baik eksakta maupun abstrak, riil maupun immateriil, logis maupun metafisis. Dari Ilmu Pengetahuan eksakta saja akan diperoleh berbagai macam pengetahuan, antara lain pengetahuan tentang proses Fisika yang terjadi di udara untuk kepentingan penerbangan, kejadian alam di ruang angkasa, ramalan hujan yang berfaedah untuk menghindarkan banjir, ramalan musim yang sangat berguna untuk pertanian agar dapat menyatakan kepastian hasil panen, dan lain sebagainya. 
*** 











15
MAKNA SHALAT DI SETIAP TEMPAT PENDARATAN
HASIL INTUISI DIANGGAP TAKHAYUL
Tidak diterangkan bahwa Nabi Muhammad SAW melakukan sholat di setiap beliau mendarat. Ibadah sholat adalah ibadah untuk melakukan hubungan langsung antara hamba dan Tuhannya. Ketika sholat itu dilakukan segala daya pikiran tidak lagi berhubungan keadaan-keadaan yang materiil atau yang riil dan semua panca indra melepaskan diri dari segala macam peristiwa di sekitarnya. Saat sholat itu seluruh urat syaraf panca indra tidak menghantarkan impuls (getaran-getaran) listrik yang datang dari panca indra. Keadaan in disebut berpikir abstrak. Elektron-elektron pikiran berhenti berputar hingga menjadi aether kembali, lalu dilepaskan oleh rohani. Tenaga yang dilepaskan rohani itu menjelma sebagai cahaya yang disebut cahaya batin atau innelijke licht. Cahaya atau tenaga batin itu langsung kembali kepada pangkalnya, yaitu Allah SWT, lalu menjelmakan peristiwa getar-menggetar (resonansi) antara cahaya batin dengan nurullah, sehingga menyebabkan timbulnya intuisi atau inspirasi yakni ilmu pengetahuan yang bernilai tinggi, ilmu pengetahuan di luar kecakapan otak, ilmu pengetahuan yang menuju obyek-obyek yang immateriil atau abstrakirriel dan meta-fisis, yang akan mampu melihat makhluq-makhluq yang tak mungkin dapat dilihat dengan panca indra lahir, serta dapat pula mengetahui secara langsung suatu peristiwa yang akan terjadi yang belum pernah dialaminya.

Nabi Muhammad SAW melakukan sholat di setiap tempat pendaratannya sebagai syarat utama untuk menambah tenaga batinnya yang nantinya akan menjelmakan intuisi dan inspirasi atau petunjuk Tuhan yang dapat memancarkan penglihatan rohaninya secara langsung pada setiap peristiwa yang akan terjadi sehingga nanti akan dapat melakukan persiapan-persiapan sebelumnya dan melakukan tindakan yang diperlukan.

Intuisi disebut juga pengamatan langsung (Direct Aansschouwing) dari batin. Tidak mustahil kalau kecakapan otak seringkali mengingkari hasil-hasil intuisi dan inspirasi dengan kata-kata takhayul, bijgeloofnonsens dan sebagainya/ Anggapan yang demikianhanya disebabkan oleh kenyataan bahwa kegiatan otak hanya terbatas pada hal-hal yang materiil dan logis saja, tidak mempunyai kemampuan untuk memanjat ke alam yang abstrak, alam halus, melainkan hanya terbatas pada rumus-rumus semata. Sementara itu teori tentang kenisbian (Relativiteits Theorie) dan teori tentang Quanten juga mekanika gelombang (Golf Mechanika) semuanya merubah pandangan manusia terhadap isi alam semesta. Jadi dapat dikatakan pikiran atau otak lahir hanya memiliki kesanggupan menemui wujud yang masih diliputi bermacam lapisan selubung (hijab) yang tidak mudah ditembus, dan pikiran atau otak tidak mungkin dapat menemukan hakekat kenyataan yang terakhir.

Ibadah sholat yang dilakukan Nabi Muhammad SAW di setiap tempat pendaratannya selama beliau Isra', mengisyaratkan kepada umatnya bahwa ibadah sholat yang menjelmakan hubungan langsung dengan Allah SWT niscaya akan menambah tenaga batin yang akan menjelmakan petunjuk Tuhan berupa intuisi dan inspirasi atau ilham, akan memberikan kemampuan untuk mengetahui sebelum sesuatu akan terjadi, baik maupun buruk, alamat senang maupun susah, untung atau rugi, kesejahteraan maupun malapetaka dan lain sebagainya. Begitu pula dengan gerak-gerik makhluq nyata maupun ghaib yang akan mendekatinya untuk memberikan kabar baik ataupun mengganggu akan dapat diketahui sebelumnya. Demikianlah isyarat Nabi Muhammad, bahwa panca indra batin banyak sekali mengandung hikmah, khususnya di bidang ilmu pengetahuan abstrak atau meta-fisika.

Setiap umat umat Islam tentu telah mengetahui, bila seseorang menghadapi suatu urusan atau rencana penting disunnatkan kepadanya untuk mengerjakan sholat istikharah sebayak dua rakaat. Setelah sholat supaya bero'a sebagaimana yang telah diajarkan Nabi SAW dalam do'anya itu supaya disebutkan apa-apa yang direncanakan atau dimaksudkan, memohon yang baik atau mohon dipilihkan yang baik, sebagaimana disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW, "Jika di antaramu ada yang hendak melakukan suatu urusan, hendaklah mengerjakan sholat dua rakaat bukan fardhul" (Hadits Riwayat Bukhari)

Dapat disimpulkan dengan keterangan di atas bahwa ibadah sholat yang beliau lakukan dalam Isra' itu jika ditinjau dari sudut pandangan ilmu yang abstract, yang relatif, absoluut abstract weteschaap, mengandung hikmah yang besar sekali. Isyarat Nabi Muhammad ini haruslah disadari oleh umat Islam bahwa suatu rencana yang akan diwujudkan jika menurut pandangan akal pada mulanya pasti akan berhasil, kenyataananya sering kali terjadi sebaliknya. Hal ini disebabkan karena kegiatan-kegiatan pikiran dan otak manusia tidak mempunyai kesanggupan untuk mengetahui peristiwa-peristiwa yang akan terjadi. Maka sangatlah penting sekali menggunakan kecakapan otak batin di samping menggunakan kecakapan otak lahir, agar dapat mengetahui peristiwa-peristiwa apa yang akan terjadi sehingga semua rencana yang akan dilakuka tidak menemui kegagalan. Untuk memiliki kedakapan otak batin ini dapat diperoleh dengan cara melakukan ibadah sholat yang khusyu' sebagaimana yang telah dilakukan Nabi Muhammad SAW .

Dengan sholat yang khusyu'lah manusia dapat memancarkan daya rohaninya untuk menjemakan peristiwa resonansi (getar-menggetar) dengan alam Ghaib yang akan menimbulkan petunjuk-petunjuk (intuisi) atau sesuatu yang ghaib pula -- suatu peristiwa yang akan terjadi -- yang tidak mungkin diperoleh dengan menggunakan kemampuan atau kecakapan otak lahir saja. 
*** 










16
PERPADUAN ILMU PENGETAHUAN EKSAKTA DAN ABSTRAK 

Hendaklah disadari bahwa dengan ilmu pengetahuan eksakta semata-mata seringkali terjadi ramalan yang meleset, walaupun sebelumnya telah disiapkan berdasarkan prinsip-meteorologi dan geofisika. Seperti juga masalah panen padi atau tembakau yang gagal, walaupun sebelumnya sudah dilakukan perhitungan yang matang bahwa hasil tanaman padi atau tembakau akan berlipat ganda. Tetapi apa hendak dikata, tanaman-tanaman itu rusak diserang hama tikus atau wewng tepat di saat akan memulainya musim panen. Kenyataan berada jauh di luar perhitungan manusia semula. Dan masih banyak lagi kisah-kisah semacam ini, bencana alam menghabiskan ribuan ton tanaman yang siap dipanen, merusak ladang dan sawah ratusan hektar, memusnahkan harapan ribuan orang yang menanti datangnya musim menuai padi. Tak kalah pentingnya lagi mengurangi kepercayaan pada ramalan-ramalan ilmiah yang semula diyakini ketepatannya dan kebenarannya. 

Agar peristiwa alam berupa hama tikus, ulat atau wereng ini tidak terulang kembali, pun untuk menghindarkan terjadinya bencana alam banjir, gempa bumi, tanah longsor ataupun gunung meletus yang akan memusnahkan jiwa dan harta benda itu, tentulah tidak cukup dengan melakukan analisa ilmu pengetahuan eksakta saja atau yang sering terjadi melakukan analisa dengan dasar perasaan saja. Hendaknya pemahaman terhadap semua apa yang terjadi pada diri manusia juga dilakukan dengan menggunakan pendekatan ilmu pengetahuan abstrak, ilmu pengetahuan metafisika yang akan memberikan keterangan-keterangan segala apa yang tersembunyi di balik alam dunia ini. Hal yang utama dan merupakan syarat yang terpenting dalam menghadapi peristiwa serupa adalah memiliki pengetahuan yang mampu menembus alam ghaib itu. 

Pada suatu ketika terjadi peristiwa serangan hama tentara ulat (Army Worms) yang berjuta-juta jumlahnya menyerbu merusak tanaman, menyebabkan musnahnya ribuan hektar padi dan jagung milik rakyat. Serbuan mendadak itu mencemaskan rakyat, menyebarkan ketakutan menghadapi peristiwa yang tak terduga. Para petani merasa tertekan tidak sanggup mengatasi wabah hama yang tiba-tiba datangnya itu. Ketakutan dan kecemasan ini menimbulkan perasaan yang bukan-bukan (imagination) yang pada gilirannya menciptakan suatu kepercayaan yang didasarkan pada takhayul.

Akhirnya untuk mencegah terjadinya serbuan hama serupa itu mereka melakukan pembelaan atas dasar perasaan mereka yang sama sekali tidak logis itu, misalnya mereka meyakini bahwa : 
·                     ulat-ulat itu tidak boleh dibasmi agar tidak semakin mengganas.
·                     ulat-ulat itu tidak boleh diganggu disebabkan ada makhluq halus yang memeliharanya.
·                     agar masyarakat petani setempat membakar kemenyan di sekitar sawah ladang mereka untuk mengusir makhluq halus.
·                     dan sebagainya.
Peristiwa penyerbuan oleh ulat tentara ini kalau dianalisa dari segi ilmu pengetahuan eksakta akan menghasilkan keterangan berikut ini : timbulnya ulat-ulat atau hama tentara itu disebabkan adanya pengaruh iklim. Ulat-ulat itu muncul secara serempak dan menyebar ke seluruh ladang dan sawah petani apabila terjadi musim kering yang berlangsung lama sekali, kemudian diikuti oleh musim hujan yang terputus-putus, atau kalau musim hujan yang datang diselingi musim kering secara berulang-ulang.

Keadaan iklim semacam ini merupakan saat yang terbaik bagi berkembang-biaknya ulat-ulat itu. Proses terjadinya ulat itu mulai dari telur menjadi ulat berubah kepada kupu-kupu kemudian menjadi telur lagi dan seterusnya memerlukan waktu antara 3 sampai dengan 4 minggu. Jumlah telur setiap ekor kupu-kupu berkisar antara 200-300 butir. Bahkan sering diketemukan seekor kupu-kupu bertelur sampai 700 butir. Jumlah telur yang demikian banyak inilah yang menyebabkan serbuan mendadak itu mampu menghabiskan ribuan hektar tanaman inilah sebabnya ulat-ulat itu disebut sebagai tentara ulat.

Jenis ulat ini antara lain : Lemcana Unipuncta Haw, ulat yang berwarna kelabu. Mampu menimbulkan kerusakan hebat pada tanaman padi dan jagung. Spodoptra Nauritia Boilsd, ulat tentara berwarna coklat hitam. Merusak bibit padi yang lebih tua. Lophygama exemta Wilk, ulat tentara bergaris kuning. Suka menyerang jagung muda yang berumur 3 sampai 4 minggu dan bibit padi.

Ulat-ulat tersebut pada siang hari masuk ke kuruk tanah atau berlindung di tempat-tempat gelap, berteduh di balik kelopak dedaunan. Pada waktu malam tiba atau pagi hari mereka biasanya segera menyerbu ladang dan sawah dengan sangat cepat untuk kemudian segera menghilang. Ciri ulat ini kalau disentuh atau dipegang tangan akan melingkarkan tubuhnya, jarang sekali menampakkan diri kecuali kalau sedang membutuhkan makanan dalam jumlah banyak akan keluar bergerombol secara serempak. Apabila sudah mendapatkan makanannya mereka segera masuk kembali ke tanah untuk menjelmakan diri menjadi kepompong.

Untuk membasmi ulat ini haruslah dilakukan dengan cepat sekali sebelum mereka sempat mengganas kembali. Setelah mereka melakukan penyerbuan umumnya mereka akan mati dengan sendirinya dalam waktu 3 jam lebih atau lebih. Tetapi mereka masih tetap meninggalkan telurnya yang akan beruah menjadi ulat lagi. Demikianlah antara lain suatu analisa ilmu pengetahuan eksakta. Namun demikian harus tetap disadari bahwa ilmu pengetahuan eksakta hanya mempunyai hubungan dengan alam kebendaan, tidak sanggup menyelami sesuatu di samping alam benda ini. 

Ilmu alam misalnya hanya sanggup mengetahui hubungan zat dengan zat yang lain, tetapi tidak sanggup memberikan jawaban dari mana asalnya zat itu. Demikian juga ilmu pengetahuan eksakta lainnya tidak mampu menyelidiki asal-usul terjadinya ulat-ulat yang jumlahnya berjuta-juta itu, mengapa ulat-ulat itu mempunyai watak yang begitu ganas untuk merusak tanaman. 

Marilah analisa ini kita tingkatkan lagi, misalnya peristiwa hama itu kita analisa dengan menggunakan pendekatan ilmu metafisika. Banyak diperoleh keterangam-keterangan terjadinya suatu peristiwa yang menimbulkan kerugian massal seperti bencana alam, atau peristiwa kehancuran suatu bangsa (umat manusia), antara lain disebabkan juga perbuatan umat manusia itu sendiri, yakni perbuatan yang dikendalikan oleh nafsu jahat manusia. 

Dalam pelajaran pendahuluan ilmu metafisika dinyatakan, setiap sesuatu yang ditangkap oleh alat panca indra atau dengan kalimat lain di setiap detik alat panca indra manusia dapat menangkap berbagai jenis daya alam yang dapat dihitung jumlahnya. Jika daya-daya alam yang ditangkap oleh panca indra ini mempunyai kesesuaian gelombang, maka akan timbullah suatu peristiwa getar-menggetar (resonansi) yang akan menyebabkan alat panca indra itu mampu melihat, mendengar, merasakan dan sebagainya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tubuh manusia itu merupakan suatu sistem penangkap gelombang (Resonatren System). Contoh jelasnya demikian, pesawat radio akan berbunyi apabila gelombangnya mempunyai kesesuaian dengan gelombang pemancarnya berdasarkan peristiwa resonansi itu.

Daya-daya alam yang ditangkap oleh panca indra setelah mengadakan process of relays akan menjadi impuls (getaran) arus listrik hidup (bio eletriciteit). Impuls arus listrik hidup tadi dari panca indra mengalir ke dalam pangkal otak. Di dalam pangkal otak terdapat beberapa ruangan yang akan memindahkan arus listrik hidup tadi, ruangan-ruangan ini dinamakan synapes. Seterusnya dalam perangsangan menurut pola actie stroom theorie akan menghasilkan arus-arus aksi baru yang berasal dari pangkal otak dan nantinya akan menjelmakan "nafsu-nafsu". 

Apabila daya-daya nafsu tadi dialirkan ke pusat kesadaran akan menjelmakan kesadaran atas diri sendiri (Zelfbewusitzijn) yang akan menimbulkan insting keagamaan (Het Zuiver Zelbewustzijn) sehingga akan mampu meningkat ke arah kesadaran jagad atau kesadaran kepada Tuhan (Het Cosmisch Bewustzijn). Akan tetapi jika daya-daya nafsu tadi tidak dialirkan ke pusat kesadaran, maka hanya akan mengalirkan ke otot-otot, mengerjakan fungsi persyarafan dan gerakan-gerakan untuk menjelmakan perbuatan yang disebut sebagai fungtie animal atau Roh Hewani (Anima Animalis), dinamakan juga fungtie sensomotorica atau animals functie, yaitu segala gerakan dan setiap tindakan yang dihasilkan oleh suatu kemauan yang menyerupai hewan (Dierlijke Ziel). 

Watak yang dimiliki hewan selain bertujuan hidup dan berkembang biak, adalah juga makan sebanyak mungkin. Bila suatu saat binatang itu ingin makan sebanyak-banyaknya, tetapi tidak terdapat makanan yang diinginkan, ia akan berusaha sekuat tenaganya walaupun dengan jalan menyerobot atau merampas, tidak peduli hak milik pihak lain, pasti akan dilahap bagaikan miliknya sendiri saja. Bahkan tidak jarang milik hewan yang lebih lemah dari dirinyapun akan dirampas juga. Siapa yang berani melawan akan dihantam dengan segala kekuatan dan segala senjata yang ada padanya, kuku dan taringnya akan digunakan semaksimal mungkin. Demikian pulalah ibarat masyarakat ala hewan. Masyarakat yang hidupnya bertujuan utntuk mementingkan diri sendiri, makan sebanyak-banyaknya semata-mata. 
*** 

















17
INTUISI DAN SYETAN 

Manusia yang kejangkitan daya nafsu hewani ini dapat diterangkan sebagai berikut : angka getaran daya nafsu manusia ini hanya dapat berhubungan dengan angka getaran yang sama, dalam hal ini angka getaran gelombang yang sama ialah dayapdaya nafsu syetan. Kontak yang terjadi antara gelombang nagsu hewani pada diri manusia dengan gelombang syetan akan menimbulknan resonansi yang disebut intuisi dari syetan. Intuisi syetan ini akan menimbulkan nafsu jahat seperti nafsu lawwamah (ego sentris), nafsu mementingkan diri sendiri (Instinct Van Het Eigen Belang), nafsu rakus, loba, tamak (Gulzig en Inhalig) dan perbuatan atau tindakan lainnya yang meniru perbuatan iblis yang akan menimbulkan berbagai macam kerusakan dan kekacauan. 

Jika nafsu lawwamah, tamak, rakus, loba ini bercokol dalam suatu golongan atau uamt di suatu negara maka yang akan terjadi adalah : kapitalisme, kolonialisme, imperialisme dan sejenisnya. Inilah nafsu raksasa yang ingin berkuasa, menjajah dan menguasai bangsa lain dengan jalan memecah-belah persatuan bangsa atau umat manusia lainnya. Nafsu syetandan iblis inilah yang akan selalu mengamuk dan menguasai berbagai bidang politik, ekonomi maupun kebudayaan bangsa lain dengan mempergunakan alat-alat pembunuh seperti kapal perang, pesawat udara, bom hidrogen, bom atom dan lain sebagainya yang akan menjerumuskan manusia dalam suatu kehancuran peradaban dan kebudayaan, membinasakan bangsa manusia lainnya. Tepat sekali apa yang difirmankan Allah SWT :

وَمَا ظَلَمُونَا وَلَـٰكِن كَانُوٓاْ أَنفُسَهُمۡ يَظۡلِمُونَ (٥٧ ........ 

"........ Dan tidaklah mereka menganiaya Kami, akan tetapi mereka menganiaya diri mereka sendiri" (QS 2:57)

Ayat ini tegas mengatakan bahwa setiap bendana dan malapetaka yang menimpa suatu umat atau bangsa diakibatkan perbuatan mereka sendiri yang dikendalikan nafsu-nasfsu syetaniah. Sebagai contoh, kalau di suatu tempat atau daerah perbuatan penduduknya lebih banyak dikendalikan oleh daya-daya syetan atau dibakar oleh daya-daya syetan yang berupa api abstrak itu, maka daya-daya manusia tadi akan terus naik ke alam angkasa luar (alam dengan empat atau lima dimensi). Jika daya-daya tadi sampai ke alam Malaikat atau alam yang dinin (yang lebih halus) akan terhambat dan tertekan ke bawah. Peristiwa ini difirmankan Allah sebagai berikut : 

لَّا يَسَّمَّعُونَ إِلَى ٱلۡمَلَإِ ٱلۡأَعۡلَىٰ وَيُقۡذَفُونَ مِن كُلِّ جَانِبٍ۬ (٨ ....... 


"...... Syetan-syetan itu tidak dapat mendengarkan (memanjat) alam yang Maha Tinggi (alam malaikat), lalu mereka dilempat (ditekan) dari tiap penjuru bila mereka ingin mendengarkan" (QS 37:8).

Daya-daya syetan yang terhambat tadi lalu mencari jalan ke samping dan melepaskan dirinya keluar. Kemudian dengan tenaga sendiri ia harus kembali pada lingkaran peredaran semual. Akhirnya daya-daya nafsu yang abstrak dan tersusun dari elektron-elektron yang hidup itu akan tampak kembali dan mampu menjelma menyerupai makhluq misalnya ulat, tikur, atau benda lainnya yang dapat menampakkan diri, tetapi kemudian lenyap. Apa yang sudah nampak lenyap itu akan dapat muncul kembali dan seterusnya. Segala perbuatan dan tindakan makhluq tadi tentunya sesuai dengan perbuatan dan tindakan manusia, karena penjelmaan makhluq-makhluq itu berasal dari daya-daya nafsu manusia sendiri yang diolah dengan daya-daya syetan. 


Dalam ilmu metafisika : Dematerialisasi, dinyatakan bahwa peristiwa seperti yang disebutkan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut

Malaikat ialah suatu makhluq yang tersusun dari sinar-sinar yang amat halus, yaitu butir-butir zat mutlaq atau bion-bion yang hidup dan berpikir. Ia dapat menghambat, menahan, menghentikan gerakan elektron-elektron atom, dalam hal ini daya-daya nafsu syetaniah yang tersusun dari elektron-elektron hidup (bio elektronen).

Karena gerakan elektron-elektron hidup itu dihambat atau dihentikan, maka akan lenyaplah daya-daya nafsu yang tersusun dari elektron hidup tadi. Tekanan Malaikat ini merupakan tambahan muatan. Akan tetapi jika tekanan menghambat itu dihentikan, maka daya-daya nafsu syetan itu akan lepas dan kembali ke lingkaran peredarannya semual, akhirnya daya-daya nafsu syetan yang lenyap tadi niscaya tampak kembali.

Peristiwa eksakta akan dapat dikiaskan pada elektron-elektron itu diberi muatan tambahan, maka mereka akan berloncatan ke lingkaran peredaran yang lebih dekat pada protonnya. Akan tetapi isi muatan yang ditambahkan tadi akan segera dilepaskan kembali pada lingkaran peredarannya semula. Dalam ilmu fisika diterangkan bahwa daya yang berdiri sendiri adalah daya berat yang tak dapat berubah menjadi daya lainnya (Zawarte Kracht). Daya-daya yang berupa aether atau sinar yang begelombang dinamakan daya elektron magnetik. Menurut hukum kekekalan tenaga (Behoutwet der Energie). setiap daya tidak mungkin lenyap tanpa berubah menjadi daya lainnya. 

Agar masalah di atas menjadi lebih jelas dapat dicontohkan dengan sebatang rokok yang berapi, semua zat yang berada dalam tembakaunya hancur menjadi abu. Zat arang dan zat-zat lainnya dalam rokok itu terpisah-pisah dan menjadi asap yang terbang di udara. Demikian pula zat-zat arang lainnya yang ada di bumi akan terbang ke udara menjadi asap akibat terpaan sinar matahari pada permukaan bumi. Apabila udara di atas bumi ini memperoleh hawa dingin dan lembab maka udara itu akan menjadi padat dan rapat seperti kaca. Oleh karenanya udara yang naik membumbung ke atas 
*** 

























18
CARA MENGHADIRKAN ROH 

Ketika Rasulullah Muhammad SAW tiba di Masjidil Aqsha, beliau mekukan shalat berjamaah dengan para Nabi terdahulu. Tentu saja dalam perjumpaan itu Nabi Muhammad hanya berjumpa dengan Roh para Nabi saja. Perjumpaan beliau dengan para Nabi terdahulu ini merupakan alsan yang kuat bahwa orang yang hidup pada hakekatnya dapat melakukan hubungan dengan orang yang sudah mati. Peristiwa ajaib ini telah menajdi bahan penyeledikan dan sekaligus ilmu pengetahuan khusus di segala zaman dan tetap menjadi obyek perhatian para ahli ilmu Jiwa Modern baik di Barat maupun di Timur. Penyeleidikan-penyelidikan yang dilakukan itu akan memperoleh bukti-bukti bahwa mengadakan hubungan dengan orang mati atau makhluq-makhluq halus yang serba ghaib, yang menghuni alam empat atau lima dimensi (ukuran) yang hidup tersebar di alam angkasa luar itu tak dapat dipungkiri kebenarannya.

Dalam Ilmu Metafisika dirumuskan bahwa syarat yang paling ringan untuk melakukan hubungan dengan orang yang sudah mati adalah harus tersedianya seorang yang bertindak sebagai perantara ini harus memiliki kecakapan rohani yang dapat memanggil roh orang mati. Melalui perantara inilah roh orang mati tadi melakukan hubungan dengan orang yang ingin bertemu dengannya.

Seorang medium mempunyai kemampuan untuk memberikan penjelasan mengenai sesuatu alam atau ruang yang dimediumisasi (Gemesiumiseerde Plaatselijke Gesterlheid), yaitu alam 4 dimensi yang dihuni oleh makhluq-makhluq hidup, halus, ghaib, bergerak dan berpikir (Bio-electronen) yang tidak berwujud materi. Alam ini termasuk dalam jangkauan Ilmu Meta Geometrie, sementara makhluq-makhluqnya mempunyasi sifat dan watak yang sesuai menurut hukum metafisika.

Alam 4 dimensi ini selain dihuni makhluq-makhluq halus dan ghaib, juga berisi daya-daya pikiran manusia yang berupa kata-kata, seperti wasiat, pesan-pesan, amanat-amanat atau kata-kata akhir yang akan disampaikan kepada keluarga orang yang akan meninggal dunia itu. Kata-kata akhir itu tidak sempat disampaikan atau diucapkan hanya tersimpan dalam ingatan atau fikirannya. Pada hakekatnya kata-kata yang tersimpan dalam fikiran itu berubah menjadi gelombang yang bergerak ke alam 4 dimensi dan mempunyai hubungan yang erat dengan daya-daya rohani orang yang akan mati itu. Proses yang demikian ini disebut sebagai "Peristiwa roh yang berpikir". 

Andaikata pihak keluarga si mati ingin mengetahui kata-kata terakhir yang tidak sempat diucapkan waktu menginggalnya orang tadi, maka perlulah digunakan seorang medium untuk mengadakan hubungan dengan daya pikiran atau rohani orang mati itu. Semua kata-kata orang yang mati dari (yang telah berada di alam 4 dimensi) dapat memasuki kipiran-pikiran si medium, lalu diucapkan dengan jelas sehingga orang-orang yang berada di sekitar medium tadi dapat mendengarkan kata-kata terakhir yang dikandung orang yang mati pada saat ia akan meninggal dunia. 

Syarat untuk menjadi seorang medium adalah mendalami ilmu jiwa modern (Harmonische Psychologie). Ilmu ini disebut medium schaap. Tetapi ada juga orang yang tanpa mempelajari ilmu ini dapat menjadi seorang medium. Orang yang seperti ini memiliki keistimewaan, keadaan alat-olat rohani orang ini sejak lahir sudah diperlengkapi dengan kekuatan yang cukup dan daya tahan yang hebat serta dapat melakukan resonansi (getar menggetar) dengan makhluq-makhluq halus yang ghaib. Tentu saja rohani orang yang demikian ini tergolong istimewa. Dalam Bahasa Madura orang yang demikian ini disebut sebagai memiliki "Tulang Candana". Untuk menguraikan apa yang dimaksud dengan "Tulang Candana" itu memerlukan waktu tersendiri. 

Dalam ilmu metafisika diterangkan bahwa bion-bion rohani seorang medium lebih tinggi tingkatannya dari daya-daya kimiawi, mekanika dan fisika. Alat yang dipakai oleh seorang medium adalah Aku Batin (subjective ik)nya, sedangkan Aku Lahir (objective ik)nya dalam keadaan tidur. Flammarion dalam bukunya "Du Spoken Huizen" menerangkan bahwa bion-bion rohani seorang medium bagaikan daya listrik yang menjelma sebagai makhluq hidup dan berpikir. Setiap tindakan dan kecakapnnya mengagumkan sekali. Tetapi daya-daya kecakapannya itu tidak dapat disaksikan oleh alat panca indra lahir walaupun dengan alat mikroskop yang bagaimanapun kuatnya. Segala kecakapan dari bion-bion tadi merupakan sesua yang abstrak. Kecakapan daya-daya rohani tadi dapat memberikan perintah kepada makhluq-makhluq halus dan jasad-jasad halus yang hidup di alam dengan 4 atau 5 dimensi (ukuran). Hanaya perlu disadari terlebih dahulu bahwa seorang medium tidak akan sanggup mengadakan hubungan roh para nabi, para wali atau orang-orang keramat. Hal ini disebabkan bion-bion yang menyusun roh para Nabi, Wali atau orang-orang keramat angka getarannya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan angka getaran rohani yang dimiliki seorang medium. 

Selain medium biasa seperti dicontohkan di atas terdapat juga beberapa medium yang memiliki kedakapan rohani yang lebih sempurna dari seorang medium biasa. Seorang medium yang lebih cakap ini sanggup memanggil roh seorang yang telah meninggal dunia dalam bentuk atau wujud gambaran yang lebih lengkap sesuai dengan aselinya sama seperti keadaan pada waktu hidupnya. Bentuk tubuh, wajah, kulit, maupun pakaian yang biasa dipakai sewaktu orang itu hidup nampak nyata dan jelas sekali, serta orang tadi dapat bercakap-cakap atau bersoal jawab. Keadaan roh tadi tidak berbeda sifatnya dengan manusia biasa yang masih hidup. Walaupun demikian bentuk tubuh itu tak dapat disentuh atau diraba oleh karena bentuk tubuh itu tidak tersusun dari jasad-jasad kasar (materi) melainkan tersusun dari bion-bion yang mampu begerak dengan kecepatan sinar kathode. Sedangkan tekanan listrik-listrik bion-bion itu tidak dapat diukur oleh alat-alat pengukur listrik (Galvanometer atau electrometer) oleh karena makhluq-makhluq ini termasuk dalam suatu golongan makhluq yang tidak dapat diukur ataupun (inponderable).

Peristiwa mendatangkan orang mati dengan bentuk tubuhnya yang asli titu dapat diterangkan sebagai berikut, bion-bion rohani orang yang mati tadi dapat menjelmakan suatu pada ionisasi atom-atom elektronnya. Peristiwa ini disebabkan ruangan yang kosong akibat peristiwa ionisasi itu telah ditempati bion-bion rohani orang yang mati tadi, ini berarti bahwa atom-atom yang telah kehilangan satu elektronnya diisi oleh bion-bion rohani orang yang mati. Sehubungan atom-atom itu telah mengandung bion-bion rohani maka dengan sendirinya mempunyai jiwa dan dapat berpikir serta bergerak. Karenanya itupun dapat bergabung dengan atom-atom yang lain berjiwa dan berubah menjadi molekul-molekul. Selanjutnya molekul-molekul lainnya sehingga akan menimbulkan suatu padatan molekul.

Mula-mula padatan molekul-molekul itu muncul seperti asap atau menyerupai awan, apabila padatan molekul itu bertambah padat lagi, akan nampaklah sebagai benda berupa makhluq atau manusia yang dapat berbunyi, bersuara, bercakap-cakap, bertindak dan sebagainya menurut kehendak (Wilis Manifestatie) yang dicita-citakan (Adioplastis) oleh orang yang menjadi perantara / mediumnya. Semua orang berada yang berada di sekitar rohani orang yang mati itu dalam bentuk tubuhnya yang nyata dan jelas asalkan mentaati syarat-syarat yang telah diberikan oleh orang yang menjadi medium.

Pernah terjadi, di Sumenep - Madura, seorang meminta pertolongan kepada seorang peranara untuk menemui ibunya yang telah meninggal dunia. Dengan bantuan seorang medium itu si anak dapat melihat dan bercakap-cakap, bertanya jawab dengan ibunya. Bahkan ibunya memberikan wejangan atau nasehat yang berharga kepada si anak. Peristiwa ini berlangsung cepat sekali dalam beberapa detik saja, hingga si anak tidak dapat menangkap keseluruhan pembicaraan itu, hal ini disebabkan angka getaran meta-energi yang ia miliki lebih rendah dari angka getaran rohani orang yang meninggal dunia itu.

Peristiwa lain, seorang camat di Sumenep dengan bantuan seorang medium menjumpai saudranya yang meninggal dunia di rumah sakit Malang. Almarhum menerangkan dengan sejelas-jelasnya peristiwa yang dialami saat keadaan sakaratul maut, saat Malaikat Maut akan mencabut nyawanya. Berkat ketangkasan rohani si perantara, orang yang mati didesak dengan berbagai macam pertanyaan, teristimewa pertanyaan mengenai sekitar alam kubur, Semua pertanyaan itu dijawab dengan jelas dan tentunya akan panjang sekali kalau dipaparkan di halaman ini. 

Masih terbayang dalam ingatan kami suatu peristiwa pembunuhan di kota Sumenep pada tahun tidak terdapatnya petunjuk-petunjuk bukti yang kuat. Walau segala macam usaha telah dilakukan bahkan sudah ada juga orang yang dicurigai sebagai pelaku pembunuhan itu, tetapi bahan-bahan bukti dan keterangan yang lengkap belum diketemukan maka tuntutan polisi kepada orang-orang yang yang dicurigai itu belum dapat dilaksanakan. Akhirnya ditempuh cara lain, meminta bantuan seorang yang memiliki ilmu medium schaap. Berkat kerjasama yang erat antara petugas keamanan dengan orang yang memiliki ilmu dedium itu akhirnya kecurigaan terhadap seseorang yang sudah diduga sejak semula dapat menjadi kenyataan dengan bukti-bukti pengakuan orang yang dicurigai itu serta ditemukannya bukti-bukti lainnya yang semula tidak diketahui. Peristiwa ini dapat diterangkan secara ringkas demikian : 

Pertama kali petugas keamanan tadi menerima petunjuk dan syarat-syarat riyadah-rohaniah dari si perantara/medium untuk melakukan sembahyang malam dan syarat-syarat lain yang diperlukan berupa wirid-wirid, do'a dan membaca Al Qur'an serta mengurangi tidur selama kira-kira lima malam. Setelah petunjuk-petunjuk itu dilaksanakan bersama-sama, maka pada saat yang ditentukan serta segala macam alat rohaniah telah disiapkan, si perantara / medium bersama dengan petugas keamanan duduk dalam sebuah kamar yang diterangi lampu 100 watt. Kemudia si medium melakukan kegiatan resonansi memanggil orang yang terbunuh itu. Dalam waktu beberapa detik saja muncullah suatu bayangan asap yang makin lama makin padat dan bertambah padat lagi. Tak lama kemudia orang yang terbunuh memberikan isyarat-isyarat rohaniah bahwa ia telah hadir di majlis itu. Setelah isyarat rohaniah tadi dijawab secar rohaniah juga oleh si medium tak lama kemudian nampaklah bayangan seperti asap yang kemudian tersusun sendiri dengan rapinya dan segera menjelma menjadi bentuk seorang manusia sebagaimana diterangkan di atas. orang yang dtang itu adalah yang terbunuh. Pada tubuhnya terlihat darah berlumuran. Iapun mengucapkan salam kepada majelis, kemudian menyebutkan nama dan tempat tinggalnya. Setelah itu barulah ia menanyakan kepentingan majelis itu memanggil dirinya hadir di situ.

Sang medium segera menjawab dan menyatakan maksdunya meminta kedatangan si terbunuh. Dikatakan, ia diminta datang karena ingin mengetahui sebab-sebab ia terbunuh serta siapa yang melakukan pembunuhan terhadapnya. Orang itupun kemudian menjawab dengan jelas diikuti dengan keterangan lengkap sejak awal sampai akhir peristiwa pembunuhan terhadap dirinya. Sang mendium pun kemudian mendesak dengan pertanyaan lainnya mengenai alat yang digunakan untuk membunuh, waktu terjadinya pembunuhan dan bahkan sepeda yang ia gunakan waktu ia dibunuh, sertaa pertanyaan-pertanyaan lainnya yang diperlukan untuk mengumpulkan bukti-bukti. Orang mati itupun menjawab bahwa alat-alat yang dipergunakan untuk membunuhnya disembunyikan di suatu tempat sedangkan sepeda si pembunuh dilemparkan dalam sungai oleh si pembunuh. Begitu juga dengan bukti-bukti lain yang dibutuhkan dijelaskan dengan lengkap. 

Semua keterangan yang diberikan itu kemudian dicatat majlis seolah-olah ia berhadapan dengan manusia biasa layaknya. Setelah selesai memberikan keterangan yang sangat diperlukan dan sangat berguna, si terbunuh tadi minta izin untuk kembali ke alamnya. Dengan mengucapkan salam ia hilang menyelinap di tengah-tengah majlis. Saat itu juga majlis mengambil keputusan untuk melakukan penggerebakan dan penangkapan terdahap orang yang telah disebutkan si terbunuh. Ternyata hasilnya tidak sia-sia, bukti-bukti yang diajukan tepat dan tidak ada yang meleset. Senjata tajam yang dipakai sebagai alat pembunuhan yang disembunyikan dapat ditemukan dan masih nampak bekas-bekas darah yang mengering. Sepeda si terbunuh yang dilemparkan ke dalam sungai dapat juga diketemukan kembali. Si tersangka pembunuh dan orang-orang yang tersangkut dapat ditangkap dan mengaukui terus terang segala perbuatannya.

Beberapa hari kemudia salah seorang petugas keamanan yang ikut serta dalam majlis dengan rasar gembira mengatakan, "Saya bersyukur karena sejak kecil saya dididik beribadah, membersikah rohani untuk mengabdikan diri kepada Tuhan Allah SWT dan hasilnya sekarang benar-benar bahwa pendidikan agama itu ternyata sanggup memberikan bantuannya kepada tugas saya di bidang keamanan masyarakat dan negara serta sanggup mengatasi bermacam-macam kesulitan yang berada di luar kecakapan otak lahir. Betapa tinggi hikmahnya orang yang beribadah, baru kali ini saya rasakan dan menyadarinya setelah saya menerima petunjuk-petunjuk dari seorang medium / perantara. Padalah sebelumnya, walaupun saya beribadah kepada Tuhan, saya mengira ibadah itu hanyalah suatu pengabdian ritual saja sebagai seorang yang beragama". 

Kalau kita teliti semua peristiwa di atas akan dapat kita tarik kesimpulan sebagai berikut, jika seorang manusia biasa yang tidak luput dari perbuatan dosa dapat mempelajari ilmu-ilmu kerohanian sehingga mampu menghadirkan orang yang sudah mati, betapa pula dengan seorang Nabi, teristimewa Nabi Muhammad SAW ?. Nabi Muhammad SAW yang memiliki rohani yang suci dan terhindar serta terjaga dari perbuatan dosa dan juga memiliki bermacam-macam mu'jizat, tentulah tak patut diherankan jika pada suatu saat yang diperlukan beliau dapat berjumpa dengan para Nabi yang terdahulu sebagaimana yang terjadi di Masjidil Aqsha saat beliau melakukan Isra' Mi'raj. Firman Allah SWT : 

أَفَمَن شَرَحَ ٱللَّهُ صَدۡرَهُ ۥ لِلۡإِسۡلَـٰمِ فَهُوَ عَلَىٰ نُورٍ۬ مِّن رَّبِّهِۦ‌ۚ فَوَيۡلٌ۬ لِّلۡقَـٰسِيَةِ قُلُوبُہُم مِّن ذِكۡرِ ٱللَّهِ‌ۚ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ فِى ضَلَـٰلٍ۬ مُّبِينٍ (٢٢ 


"Adakah Orang yang dibuka mata batinnya oleh Allah kemudian menerima Islam, maka ia telah memperoleh sinar dari hadirat Allah" (QS 39:22) 

Tegas ayat ini menyatakan, barang siapa yang memperoleh sinar Allah niscaya tenaga rohani (meta energi)nya sanggup mengadakan hubungan langsung dengan hadirat Allah SWT ibarat alat antena radio yang tinggi gelombangnya dapat menangkap suara atau gelombang dari stasiun radio pemancar dengan jelas dan terang. Demikian pula mereka yang memiliki kesadaran jagat raya (Het Comische Bewustzijn)

Mereka yang mampu mengadakan hubungan rohaniah ke alam Tuhan dapat dipastikan akan lebih mudah mengadakan hubungan dengan alam ghaib, misalnya alam arwah (Geesten wereld) yang dihuni roh-roh orang mati. Melalui peristiwa getar-menggetar atau resonansi mereka dapat bertemu dan bercakap dengan roh-roh orang yang mati walau sudah bertahun-tahun di dalam kubur. Tentulah tak dapat dipungkiri bahwa pribadi Rasulullah SAW yang diliputi dengan sinar Allah (Unio Mystiecs) telah dapat menghadirkan arwah para Nabi terdahulu yang hidup di alam ghaib atau arwah, sebagaimana yang disaksikan dalam peristiwa pertemuan beliau di Masjidil Aqsha dalam isra' dan Mi'raj. Allah SWT berfirman :

وَلَا تَحۡسَبَنَّ ٱلَّذِينَ قُتِلُواْ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ أَمۡوَٲتَۢا‌ۚ بَلۡ أَحۡيَآءٌ عِندَ رَبِّهِمۡ يُرۡزَقُونَ (١٦٩

"Dan janganlah engkau mengira mereka yang mati syahid (membela agama Allah) itu benar-benar mati, bahkan mereka hidup di sisi Allah dan diberi rezeki" (QS 3:169)

Peristiwa pertemuan Rasulullah dengan para Nabi ini, merupakan isyarat agar pengikutnya mempelajari ilmu pengetahuan yang lebih luas lagi, yaitu ilmu pengetahuan yang tidak lagi memperbincangkan materi, tetapi mulai menyeldiki dunia atau alam yang immateriel. Dalam ajaran agama telah diterangkan beberapa alam lainnya seperti alam arwah, alam ide (ideen wereld), alam syetan dan jin, alam Malaikat, dan seterusnya. Semua alam dan segala isinya ini telah dikenal oleh beliau. Tepat sekali sabda beliau berikut ini, "Hendaklah kamu pergunakan daya pikiranmu (Corpus Mentalis) akan makhluq Allah (semua makhluq yang diciptakan Allah) dan janganlah kamu memikirkan akan zat Allah (Het Absoluut)".

Hadits ini memerintahkan umat Islam untuk meneliti dan menyelidiki alam di luar dan di dalam bahkan diperintahkan juga umatnya untuk menjadi kaum yang memiliki kemampuan infra dan supra intelektual sebagaimana yang diistilahkan di dalam Al Qur'an : Ulul Albaab, dan Ulul Abshaar, yaitu mereka yang memiliki panca indra batin dan yang yang pandangannya ditujukan ke arah yang materiel dan immaterielrelatif dan abstrak atau metafisika dan absolut abstrak

Panca Indra batin dan pandangan batin adalah langkah awal untuk memperoleh intuisi yang merupakan imbasan sinar-sinar dari alam ghaib. Imbasan sinar-sinar ini akan menjelmakan kecakapan rohani yang sanggup membelai dan mengusap perasaan menciptakan kebahaigaan hidup berdasarkan kemanusiaan sejati, memberikan kehidupan sejahtera, aman dan tentram di bawah naungan Rabbul Izzati. Mereka yang memperoleh intuisi jiwa ini yang disinari caya terang benderang dari Alam Tuhan. Mereka itulah yang cita-citanya akan berhasil dengan sempurna. 

Kisah menghadirkan roh orang mati juga telah diterangkan dalam surat Al Baqarah ayat 72-73 ketika terjadi pembunuhan di Zaman Nabi Musa AS. Masyarakat saling menuduh sehingga timbul perselisihan. Mereka meminta bantuan Nabi Musa AS untuk mencari pembunuh orang itu. Dengan petunjuk Tuhan yang diberikan kepada Nabi Musa AS, masyarakat di situ diperintah untuk menyembelih seekor sapi (baqarah). Setelah semua syarat dilaksanakan, si terbunuh hidup kembali sembari berkata di hadapan orang ramai, "Aku dibunuh si fulan". Dengan pengakuan si terbunuh itu masyarakat merasa puas. Seorang Ahli Tafsir terkenal. Thantawi Jauhari setelah menafsirkan QS 2:72-73 di atas memberikan keterangan dan kupasan yang panjang lebar dan akhirnya beliau berkata, "Kita pun dapat juga menghadirkan roh orang mati".

Berkenaan dengan ayat tersebut tadi, Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya seorang yang melakukan suatu perbuatan walaupun di dalam gua batu yang gelap, tidak berpintu dan tidak berlobang sekalipun, maka perbuatannya itu pasti akan diketahui oleh orang rama, apa yang ia kerjakan" (Hadits Riwayat Ahmad dan Hakim).

Hadits ini mengandung dasar pokok bagi ilmu pengetahuan bahwa segala macam jenis perbuatan manusia yang baik maupun jahat, tersembuni dan dirahasiakan, di tempat gelap, sunyi ataupun ramai pasti akan dapat diketahui dan terbongkar semuanya apabila ilmu pengetahuan rohani telah meningkat.

Prof. Einstein telah mengadakan penyelidikan yang mendalam melalui eksperimen-eksperimennya, akhirnya ia berkata dengan terus terang bahwa segala macam kejadian dan perbuatan di alam dunia ini, semuanya tergambar dalam ujud titik-titik halus yang ghaib dan melekat pada rohani si pelaku. Hal ini dapat dimisalkan dengan tape recorder. Kelak pada suatu zaman ketika kemajuan ilmu pengetahuan sudah sedemikian rupa, pasti akan ditemukan alat untuk mereproduksi sesuatu yang tergambar tadi, sehingga nanti dapat dipastikan benar bahwa manusia tidak akan menyembunyikan perbuatannya yang baik maupun jelek. Teori Einstein ini telah menyatakan kebenaran Hadits Rasulullah SAW tadi.

Dengan pernyataan-pernyataan mereka sendiri para sarjana mereka sendiri para sarjana membuktikan bahwa peristiwa Isra' dan Mi'raj yang dialami Rasulullah SAW adalah suatu peristiwa yang benar-benar terjadi dan dapat dibuktikan secara logis. Di zaman ini muncul berbagai perkumpulan yang mempunyai tujuan khusus di bidang penyelidikan rohani. Perkumpulan-perkumpulan ini dipimpin para sarjana dari Universitas di berbagai kta dunia seperti New York, Paris, Berlin, London. Roma dan lain-lain. Usaha mereka telah berhasil memecahkan soal-soal rohani serta makhluq halus. Begitu juga peristiwa-peristiwa ghaib (Parapsyclogieche Verschijnen) yang kesemuanya ini tidak dapat didekati ilmu pengetahuan eksakta semata-mata. Melalui perkumpulan dan penyelidikan seperti inilah mereka kemudian mencabut kembali tuduhan "tahayul, bijgeloof, nonsens" dan lain sebagainya terhadap peristiwa Isra' dan Mi'raj. Bahkan mereka seharusnya sudah mengakui bahwa peristiwa Isra' dan Mi'raj telah lebih dulu, ratusan tahun yang lalu, membuka tirai rahasia alam semesta yang sampai hari ini masih menjadi idam-idaman para sarjana timur dan barat abad atom ini.

Demkian sekedar kupasan mengenai pertemua Rasulullah dengan para Nabi pendahulunya dalam kesempatan beliau shalat di Masjidil Aqsha. 
*** 



















19
 NAIK TANGGA KE LANGIT (MI'RAJ) 

Sesaat setelah Rasulullah SAW besama para Nabi selesai mengerjakan shalat di Masjidil Aqsha, tiba-tiba turunlah sebuah "tangga" dari langit sebagai alat pendaki.

Telah diterangkan di pasal yang lalu, bahwa apabila elektron-elektron sebatang logam berada dalam keadaan teratur dan tertib susunannya niscaya akan menghasilkan daya magnetik yang dapat menggerakkan atau mengangkat benda dan logam lainnya.

Hal yang sama juga bisa terjadi pada rohani. Apabila bion-bion rohani dalam keadaan tertib dan teratur susunannya serta diikuti pula dengan pemusatan pikiran (Gedachten Concentratie) niscaya akan menghasilkan magnetisch kracht veld, lapangan (medan) tenaga magnetis atau gelombang elektro magnetis yang mampu menggerakkan, mengangkat aau memindahkan benda-benda seperti misalnya : almari, kursi, meja dan sebagainya. Diterangkan pula pada bagian terdahulu tentang orang yang memiliki ilmu Levatie selain mampu menggerakkan atau mengangkat benda, orang tersebut dapat pula mengangkat dirinya sendiri. Peristiwa atau kemampuan secara ini disebabkan bion-bion rohani orang tersebut dalam keadaan yang tertib dan teratur. Bagaimana peristiwa atau kemampuan seperti ini terjadi, dapatlah diikuti keterangan berikut.

Otak manusia mempunyai atau terdiri dari dua pusat. Pertama adalah pusat yang menuju ke alam lahir (logis, corporeel, materiel, riel) yang memiliki kemampuan untuk melakukan hubungan dengan dunia dalam atau yang disebut alam saghir. Pusat yang kedua berfungsi mengadakan hubungan dengan dunia luar yaitu alam yang irriel, immateriel, abstrak, metafisika yang juga disebut alam kabir.

Semua daya pikiran yang berfungsi mengarah ke dunia luar itu apabila berada dalam badan budi ia dinamakan sedang melakukan tafakkur (meditatie atau contemplatie). Dalam keadaan bertafakkur ini nafsu-nafsu jahat dapat dibersihkan dan kemudian diubah menjadi suatu "ma'rifat" (kegiatan kontemplasi). Saat berlangsungnya keadaan ma'rifat inilah daya-daya budi dapat menerima dan menyerap sinar Allah SWT, sehingga titik hidup yang lahir dapat dipindahkan ke titik hidup yang batin, sebagaimana telah dilakukan Rasulullah SAW ketika akan menjalani Mi'raj. Hasil dari keadaan ma'rifat ini adalah berhentinya kegiatan semua alat dan panca indra jasmaniah dan digantikan oleh kegiatan alat dan panca indra rohaniah. Dengan demikian kekuatan pandangan rohaniah beliau menjadi lebih tajam secara luar biasa, begitu juga dengan kewaspadaannya bertambah meningkat. Persiapan seperti ini sangat penting sekali karena beliau akan menemui makhluq-makhluq rohaniah (halus) di alam angkasa luar yang sangat berbahaya sekali dan tidak mungkin dapat dihadapi dengan alat-alat jasmaniah saja.

Persiapan demikian ini dapat dibandingkan dengan persiapan yang dilakukan manusia biasa yang akan mendarat di bulan. Untuk dapat melakukan pendaratan di bulan, dibutuhkan manusia yang sehat dengan kemauan yang teguh dan otak yang brilliant. Syarat-syarat ini perlu sekali karena di alam luar manusia itu akan menghadapi peristiwa-peristiwa luar biasa aneh dan ajaib dan tidak pernah disaksikannya dalam kehidupan sehari-hari. Para astronot atau kosmonot itu selain harus memiliki intelegensia yang tinggi, cerdas dan tangkas juga harus memiliki pula pengetahuan tentang mesin-mesin roket dan elektronika, navigasi dan astronomi, kemampuan reaksi (Reaktie Vermogen) yang cepat terhadap bahaya yang akan dihadapinya.

Marilah kita lanjutkan dengan persiapan lainnya yang dialami Rasulullah SAW. Untuk bisa melakukan penjelajahan di angkasa luar beliau harus menggunakan alat pernafasan batin. Menurut ilmu metafisika, pernafasan manusia terbagi dalam dua kategori, pernafasan lahir dan pernafasan batin. Yang dimaksud pernafasan lahir adalah pernafasan yang dilakukan untuk membersihkan darah dengan menghisap zat asam dari udara dan mengeluarkan zat asam dari darah. Pernafasan lahir ini juga disebut sebagai pernafasan kecil. Sedangkan yang dimaksud pernafasan batin adalah apabila manusia dengan alat budinya dapat menghisap "nur ilahi" yang datang dari Alam Tuhan. Dengan pernafasan batin ini manusia dapat mengatasi berbagai macam udara, iklim, segala keadaan dan peristiwa di alam angkasa luar. Pernafasan batin ini juga disebut sebagai pernafasan besar.

Kenyataan ini dapat dicontohkan dengan manusia yang pergi ke bulan menggunakan pesawat ruang angkasa yang begitu modern itu. Pesawat ruang angkasa itu diibaratkan sebagai badan jasmani manusia, sedangkan para astronot di dalam pesawat ruang angkasa itu dapat diibaratkan sebagai tubuh rohaninya. Tentunya badan jasmani itu (pesawat ruang angkasa) harus benar-benar tertutup rapat, agar udara di dalam ruang pesawat itu tidak mengalami perubahan drastis yang dapat membahayakan pernafasan manusia astronotnya. Pada saat-saat tertentu oksigen harus dipompakan ke dalam pesawat itu sementara zat-zat asam arang yang keluar haruslah dilenyapkan agar tidak meracuni ruang pesawat.

Masih ada lagi persoalan lain, sewaktu pesawat ruang angkasa itu melesat ke atas, nafas manusia di ruang pesawat akan menyebabkan terjadinya kelembaban (Vochtigheid) di dalamnya. Bersamaan dengan itu tubuh manusianya juga akan memancarkan panas yang makin lama akan menjadikan ruang itu akan menjadi panas. Belum lagi ditambah panas sinar matahari yang mengenai badan pesawat dan akan menyebabkan bagian tertentu dari pesawat itu tidak mungkin digunakan oleh para astronot. Tetapi toh persoalan yang ada itu dapat diatasi dengan semakin majunya ilmu pengetahuan eksakta, dengan kemampuan dan kecakapan otak lahir manusia biasa.

Telah diterangkan tadi bahwa melalui operasi jiwa titik hidup lahir pada diri Rasulullah SAW telah dialihkan ke titik hidup batin. Dengan demikian tubuh jasmani beliau akan kehilangan rasa berat (keadaan tanpa bobot). Syarat ini penting sekali karena ruang angkasa yang hampa udara itu akan mengakibatkan keadaan tanpa bobot pada diri manusia. Bagi manusia biasa keadaan tanpa bobot ini akan menimbulkan halusinasi, kecuali bagi orang-orang tertentu yang terlatih untuk itu, misalnya astronot-astronot.

Mengapa keadaan tanpa bobot ini akan menimbulkan halusinasi ? ini disebabkan hilangnya berat badan akan menimbulkan perasaan seakan-akan manusia itu kehilangan dukungan (sokongan) yang sehari-harinya diperoleh di bumi ini. Reaksi pertama dari keadaan aneh adalah rasa takut. Kemudian orang itu akan meraba-raba, mencari-cari sesuatu yang bisa dijadikan pegangan agar tidak jatuh. Tetapi usaha ini sia-sia belaka. Ia akan tetap melayang-layang dalam keadaan tanpa bobot itu. Andaikata ia mendapatkan alat untuk pegangan, perasaanya masih tetap sama, yaitu seolah-olah ia jatuh dalam sebuah sumur yang dalam dan tanpa batas. Peristiwa yang aneh seperti ini hanya dapat diatasi oleh orang yang mempunya keteguhan batin.

Kalau pengalaman pertama ini dapat diatasi, akan ada lagi peristiwa aneh selanjutnya, misalnya tubuh jasmani yang dapat mengapung dalam segala macam posisi, atau air yang tetap saja berada di tempatnya semula, walaupun air itu sudah dituangkan. Akal hanya air ini disebabkan oleh hilangnya berat jenisnya yang menyebabkan ia tidak bergerak dari tempatnya semula. Suatu benda yang dilepaskan di ruang hampa udara tidak akan jatuh ke bawah melainkan ia akan tetap saja di tempat dilepaskannya semula.

Manusia yang selalu mengalami perubahan siang dan malam apabila di ruang angkasa akan menyaksikan keadaan ayng selalu gelap gulita (malam) walaupun matahari dapat dilihat terus bersinar di kejauhan. Kenyataan-kenyataan yang di luar kebiasaan manusia itu, tentunya akan mengakibatkan perubahan-perubahan pada diri manusia yang berada di ruang angkasa itu. Di sinilah pentingnya kekuatan dan keteguhan rohani manusia astronot itu. Kalau saja astronot-astronot itu berjiwa lemah, pastilah ia ketika mengalami keadaan tanpa bobot itu akan menderita semacam kebingungan dan lama kelamaan kehilangan kesadarannya sendiri. Inilah kemudian yang menyebabkan terjadinya halusinasi itu. Keterangan di atas telah dinyatakan oleh Al Qur'an sebagai berikut :

وَلَوۡ فَتَحۡنَا عَلَيۡہِم بَابً۬ا مِّنَ ٱلسَّمَآءِ فَظَلُّواْ فِيهِ يَعۡرُجُونَ (١٤) لَقَالُوٓاْ إِنَّمَا سُكِّرَتۡ أَبۡصَـٰرُنَا بَلۡ نَحۡنُ قَوۡمٌ۬ مَّسۡحُورُونَ (١٥ 

"Andaikata Kami (Allah) membuka untuk mereka pintu-pintu langit niscaya mereka naik ke langit. Lalu mereka berkata, "Sesungguhnya pandangan (panca indra batin) kami telah ditutup, malah kami menjadi orang yang kena sihir" (QS 15:14-15)
*** 



20
ROHANI SUCI MEMUSNAHKAN SIHIR 

Apakah sebenarnya sihir itu ? di dalam Al Qur'an diterangkan bahwa sihir itu peristiwa bayangan yang menipu mata, atau sesuatu yang tidak ada tetapi nampak seakan-akan ada. Firman Allah :

يُخَيَّلُ إِلَيۡهِ مِن سِحۡرِهِمۡ أَنَّہَا تَسۡعَىٰ (٦٦ ............ 

"..... dikondisikan berkhayal (dirupakan) atas Nabi Musa sihir mereka seolah-olah ular yang menjalar" (QS 20:66). 

Telah dikatakan di atas bahwa para penjelajah ruang angkasa ( astronot atau kosmonot) akan mengalami suatu keadaan aneh yang menyebabkan terjadinya halusinasi pada diri mereka, seakan-akan mereka terkena sihir. Hal yang pertama terjadi sebenarnya disebabkan perubahan-perubahan alamiah yang mereka alami ketika memasuki daerah ruang angkasa. Tetapi keadaan ini bisa juga disebabkan oleh energi-energi makhluq halus yang berada di angkasa luar masuk ke dalam tubuh para astronot itu dan memperdayakan pikiran mereka yang dalam hidupnya hanya ditujukan ke arah segala sesuatu yang riel atau materialistis belaka di dunia ini. Karenanya, pikiran atau daya-daya pikiran manusia semacam ini dapat digerakkan dan diombang-ambingkan kian kemari mengakibatkan kesadarannya lambat laun akan menghilang. Dan jadilah para astronot itu bagaikan orang yang kena sihir.

Segala macam sihir atau halusinasi seperti itu hanya dapat dimusnahkan oleh mereka yang memiliki daya (energi) rohani yang kuat, sehat dan suci. Rohani yang suci hanya dapat dimiliki oleh mereka yang bisa mendapatkan atau menyerap energi (sinar) dari Yang Maha Suci melalui berbakti dan berkhidmat ke hadirat Allah SWT. Firman Allah : 

وَلَا يُفۡلِحُ ٱلسَّاحِرُ حَيۡثُ أَتَىٰ (٦٩ ................. 


".............. Dan para ahli sihir itu tidak akan memperoleh kemenangan walaupun dengan sikap bagaimanapun datangnya (daya tembusnya)" (QS 20-:69).

Ayat ini dengan jelas menyatakan sesungguhnya hanya mereka yang memiliki jiwa dan tujuan yang suci saja yang dapat memperoleh perlindungan Tuhan baik di alam dunia maupun ruang angkasa sehingga dapat menghancurleburkan daya sihir yang dipancarkan oleh makhluq halus yang banyak bertebaran di ruang angkasa itu. 

Jiwa dan tujuan yang suci merupakan titik tolak dari segala perbuatan yang akan menghasilkan keselamatan, kemaslahatan dan perdamaian di dunia. Oleh karena itu peluncuran berbagai macam pesawat rung angkasa dan satelit sebagai wujud kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan yang ditujukan untuk memperoleh supremasi (kenggulan) kekuasaan atau pemerintahan tertinggi di dunia yang akan memaksa negara-negara lain tunduk kepadanya, hanya akan mewujudkan kehancuran dan pemusnahan total seluruh penghuni bumi ini. 

Ambisi untuk menguasai dunia adalah bentuk dari nafsu keserakahan saja. Suatu cita-cita yang ditujukan ke arah yang nisbi (relatif) hanya akan mewujudkan cita-cita yang tidak bersih. Sedangkan cita-cita yang benar ialah cita-cita yang ditujukan ke arah Yang Maha Mutlaq tempat kembali segala yang nisbi tadi. Segala keinginan yang bertentangan dengan kehendak Allah pasti akan mengalami berbagai rintangan dan kehancuran. Firman Allah
:

أَفَرَءَيۡتَ مَنِ ٱتَّخَذَ إِلَـٰهَهُ ۥ هَوَٮٰهُ وَأَضَلَّهُ ٱللَّهُ عَلَىٰ عِلۡمٍ۬ وَخَتَمَ عَلَىٰ سَمۡعِهِۦ وَقَلۡبِهِۦ وَجَعَلَ عَلَىٰ بَصَرِهِۦ غِشَـٰوَةً۬ فَمَن يَہۡدِيهِ مِنۢ بَعۡدِ ٱللَّهِ‌ۚ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ (٢ 

"Adakah Engkau perhatikan mereka yang menjadikan nafsunya sebagai Tuhan, lalu Allah sesatkan Ilmu Pengetahuan mereka sehingga tertutuplah pendengaran dan mata batinnya dan Allah menutup pula pandangan batinnya Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah [membiarkannya sesat]. Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran" (QS 45:23).

Hasil perjalanan Rasulullah SAW menghadapi Allah SWT ketika Isra' dan Mi'raj itu adalah perintah shalat. Ibadah shalat adalah cara bagi manusia untuk melakukan hubungan dengan Yang Maha Suci. Tujuannya agar batin manusia memperoleh imbalan sinar Allah sehingga segala tindakan manusia itu didasari cita-cita suci, ikhlas dan memberikan kemaslahatan serta perdamaian bagi seluruh alam ini. Firman Allah :

إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ تَنۡهَىٰ عَنِ ٱلۡفَحۡشَآءِ وَٱلۡمُنكَرِ‌ۗ وَلَذِكۡرُ ٱللَّهِ أَڪۡبَرُ‌ۗ وَٱللَّهُ يَعۡلَمُ مَا تَصۡنَعُونَ (٤..............

"Sesungguhnya shalat itu mencegah perbuatan keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah [shalat] adalah lebih besar [keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain]. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan" (QS 29:45). 

Dengan keterangan ini nyatalah hanya dengan rohani dan kemauan yang suci saja segala macam bahaya malapetaka di bumi maupun di langit dapat diatasi dengan mudah.

Bahaya lain yang akan dihadapi manusia yang menjelajah ruang angkasa seperti disebutkan tadi adalah adanya bahaya radiasi-cosmis yang efeknya sama dahsyat dengan yang ditimbulkan radiasi bom atom. Radiasi-cosmis ini akan ditemui di suatu daerah di luar atmosfir yaitu yang disebut dengan Van Allen Belt. Selain bahaya Radiasi-cosmis ini, ada juga bahaya yang dihadapi lagi, tabrakan dengan meteor-meteor yang banyak berkeliaran di angkasa luar.

Para sarjana sejak lama sudah meramalkan kemungkinan pendartaan manusia di bulan dalam waktu yang dekat itu. Bahkan diperkirakan tahun-tahun 70-an atau 80-an manusia sudah mendarat di bulan. Dan perkiraan itu terwujud. Usaha ini tidak sederhana dan tidak mudah. Untuk mencari manusia yang mampu melakukan pendaratan di bulan tidak segampang yang dibayangkan orang. Seorang astronot haruslah orang yang sehat secara jasmani maupun rohani. Ia harus memiliki kecakapan yang istimewa. Di tahun 1959 NASA (National Aeronautics and Space Administration) telah berhasil mengumpulkan sebanyak 10 sukarelawan yang bersedia melakukan perlawatan ke bulan. Ke semuanya diberi latihan dan ternyata hanya 7 orang saja yang lulus dalam latihan-latihan jasmani. Mungkin kalau diikuti latihan-latihan rohani jumlah yang lulus ini akan lebih sedikit lagi, bahkan barangkali tidak ada yang lulus mengenai persyaratan untuk menembus ruang angkasa ini. Allah telah berifrman :

لَا تَنفُذُونَ إِلَّا بِسُلۡطَـٰنٍ۬ (٣٣ 

"Di antara kamu tidak dapat menembus ruang angkasa melainkan dengan Shulton/Kekuatan" (QS 55:33).

Kekuatan yang dimaksud di atas telah dijelaskan dalam pembicaraan awal buku ini, yaitu kekuatan sempurna yang meliputi jasmani dan rohani. 

Para ahli sejarah telah meyakini dan mengakui bahwa Nabi Muhammad SAW sebelum menjadi Rasul, dikenal sebagai orang yang memiliki akhlaq mulia, ikhlas, jujur dan selalu memelihara amanat. Sifat-sifat yang demikian ini hanya dimiliki orang yang bersih dan suci rohaninya. Rasulullah Muhammad SAW juga telah mengalami berbagai macam latihan rohani dengan jalan memerangi nafsu kotor yang dimiliki oleh penduduk Mekkah ketika itu. Gangguan-gangguan Abu Jahal dan Abu Lahab dapat diatasi dengan latihan-latihan yang berat sejak beliau masih muda. Menjelang turunnya wahyu, beliau juga melakukan latihan rohani yang sulit dan berat sekali. Menyendiri di Gua Hira , mengurangi makan, minum dan tidur.

Barangkali latihan yang lebih berat lagi, perjuangan dan tantangan menghadapi kaum musyrikin kala itu. Lumrahnya aneka latihan yang semacam ini, memang diperlukan kesehatan yang prima jasmani dan rohani, sebab kalau tidak, bakal menimbulkan ganggunan penyakit urat syarat, kesurupan atau menjadi gila dan paling tidak menjadi dukun yang diperbudak jin, memiliki ilmu kebatinan yang palsu, ahli ramal yang diperoleh dari bisikan jin, syetan atau ilmu klenik yang membawa kepada syirik yang dikutuk oleh agama.

Adalah anugerah Tuhan, jika Rasulullah SAW memiliki kesehatan jasmani dan rohani yang hebat dan suci, dengan membajakan serba latihan rohani yang paling dalam, bahkan beliau mengalami operasi rohani yang mustahil dapat dilakukan dan dialami manusia biasa. Namun demikian dapat juga operasi rohani dilaksanakan mereka yang benar-benar mempunyai kadar iman dan sabar yang tinggi, kendati tidak secara langsung berhadapan dengan Malaikat Jibril. Firman Allah SWT :

نُّورٌ عَلَىٰ نُورٍ۬‌ۗ يَہۡدِى ٱللَّهُ لِنُورِهِۦ مَن يَشَآءُ‌ۚ وَيَضۡرِبُ ٱللَّهُ ٱلۡأَمۡثَـٰلَ لِلنَّاسِ‌ۗ وَٱللَّهُ بِكُلِّ شَىۡءٍ عَلِيمٌ۬ (٣٥ 


"Sinar Allah di atas segala sinar. Allah memberikan petunjuk dengan sinar itu bagi hamba-Nya yang dikehendaki dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu" (QS 24:35). 

Kemudian dalam surat yang lain, firman-Nya :

وَمَا يُلَقَّٮٰهَآ إِلَّا ٱلَّذِينَ صَبَرُواْ وَمَا يُلَقَّٮٰهَآ إِلَّا ذُو حَظٍّ عَظِيمٍ۬ (٣٥ 

"Dan tidak akan menemui-Nya melainkan mereka yang berhati sabar dan juga tidak akan menemui-Nya kecuali mereka yang memiliki keteguhan batin" (QS 41:35).

Bertumpu dari niat yang tulus, lantas dibekali sabar yang hakiki dan amalan terpuji, sebenarnyalah secara bertahap bisa membajakan diri menuju titik sumbu. Insya Allah. 
*** 












21
KESADARAN JAGAD RAYA 

Sinar Allah adalah sinar yang serba esa (monistis) yang dapat ditangkap oleh sinar rohani Rasulullah SAW dapat ditangkap oleh sinar Rohani Rasulullah SAW setelah operasi jiwa selesai dilakukan Malaikat Jibril. Maka terciptalah kesadara jagat raya pada diri beliau. Setelah seluruh badan halus beliau diliputi sinar Allah itu maka runtuhlah bion-bion rohani beliau sehingga kehilangan sifatnya sebagai bion dan berubah menjadai badan aether (Aether Lichaam

Aether ini bersatu dengan sinar Allah yang tersusun dari Zat Mutlaq (Absolut Substantie) yang suci, murni dan tidak pernah disentuh makhluq apapun juga. Firman Allan : 

لَّا يَمَسُّهُ ۥۤ إِلَّا ٱلۡمُطَهَّرُونَ (٧٩ 

"Tidak disentuh Al Qur'an (sinar Allah) melainkan oleh mereka yang dibersihkan/mutathohhirin" (QS 56:79) 

Ayat ini diturunkan untuk menolak tuduhan orang-orang yang menyatakan bahwa Al Qur'an turun kepada Rasulullah SAW bukan dari Tuhan melainkan dari syetan.

Peristiwa perpaduan antara kedua unsur sinar yaitu sinar Allah dengan sinar rohani Rasulullah menimbulkan tenaga kosmis yang kemudian berubah menjadi karsa atau kodrat Tuhan sehingga dapat menggerakkan Rasulullah untuk melakukan perjalanan ke alam angkasa luar menuju alam Tuhan. Kosmis energi inilah yang disebut "tangga" alat pemanjat dari langit pertama ke langit ketujuh dan sampai ke Sidratul Muntaha

Jika tenaga berasal dari benda mati dapat menggerakkan mesin-mesin atau runtuhan dan satu gram radium dapat menimbulkan tenaga hampir 200 juta kali tenaga kuda, atau juga sinar-sinar rontgengamma dan sejenisnya mampu menembus benda-benda, maka dapatlah dibayangkan betapa hebat dan dahsyatnya tenaga gerka dari sinar Allah itu mampu menembus seluruh alam semesta menuju ke alam yang dibatasi oleh suatu ruang yang tidak terbatas (Absolute Ruimte) yaitu Alam Tuhan.

Dengan keterangan ini jelaslah bawa yang dimaksudkan dengan "tangga tu adalah energi kosmis, suatu alat untuk naik. Di dalam Al Qur'an telah disebutkan adanya tangga ini, bahkan sebuah surat-Nya berjudul "Ma'arij", Firman Allah : 

تَعۡرُجُ ٱلۡمَلَـٰٓٮِٕڪَةُ وَٱلرُّوحُ إِلَيۡهِ فِى يَوۡمٍ۬ كَانَ مِقۡدَارُهُ ۥ خَمۡسِينَ أَلۡفَ سَنَةٍ۬ (٤

"Malaikat dan ruh naik ke hadirat Allah dalam waktu sehari yang lamanya (jangka waktunya) 50 ribu tahun" (QS 70:4). 

Kata tahun dalam ayat ini artinya tahun cahaya, jadi maksudnya 50 ribu tahun cahaya. Jelasnya untuk melakukan perjalanan menuju ke Alam Tuhan diperlukan waktu 50 ribu tahun cahaya. Menurut perhitungan Ilmu Metafisika kecepatan sinar rohani yang paling rendah adalah "30 milyar kilometer" tidap detiknya (3 X 10¹ km /detik). Sementara kecepatan sinar biasa menurut ilmu fisika hanyalah 300.000 km/detik. Jadi kalau dihitung menurut ilmu pengetahuan alam biasa (eksakta) untuk melakukan perjalan ke Alam Tuhan -- yang jaraknya 50 ribu tahun cahaya itu -- jarak yang harus ditempuh adalah 50.000 X 30 X 24 X 60 X 300.000 KM = 46.656 X 10¹³ KM. 


Kalau dibandingkan dengan roket yang tercepat dengan daya jangkau 3.000 nil/detik maka perjalanan menuju ke Alam Tuhan ini dengan menggunakan roket tersebut membutuhkan waktu ± 5.000.000 (lima juta) tahun. Sedangkan menurut perhitungan Ilmu Metafisika untuk menuju ke Alam Tuhan dengan alat rohani manusia yang berkecepatan 3 X 10¹ km/detik, maka dibutuhkan waktu kira-kira 15 detik saja. Benar-benar mengagumkan ! padahal sinar rohani Rasulullah SAW memiliki kecepatan yang jauh melebihi sinar rohani manusia biasa, tentunya waktu yang dibutuhkan Rasulullah untuk menuju ke Alam Tuhan jauh lebih pendek dari waktu yang dibutuhkan oleh alat rohaniah manusia biasa, dengan kata lain sinar rohani Rasulullah SAW mampu mencapai Alam Tuhan dalam waktu 15 detik.

Menurut Ilmu pengetahuan eksakta adanya sinar kosmis yang menerobos dan menggempur atmosfir bumi, tetapi tidak mengetahui dengan pasti asal atau sumber sinar kosmis tersebut. Ilmu Pengetahuan eksakta dapat mengerangkan bahwa sinar kosmis itu sebenarnya bukan sinar melainkan jasa-jasad kecil (Corposcula) yang tersusun dari proton-proton yang memecah-belahkan atom di dalam lapisan udara yang dilindungi bumi kita ini. Akibat terpecahnya atom tadi maka bumi ini dihujani oleh elektron dan messon tadi langsung mengalir masuk melalui panca indra ke seluruh tubuh jasmani manusia yang kemudian disebut sebagai "bio activiteit". Apabila sampai ke otak, sinar kosmis ini dialirkan ke segenap anggota gerakan (motorik). Demikian juga dengan hewan dan tumbuh-tumbuhan. Elektron-elektron sinar kosmis yang ke dalam makhluq-makhluq itu akan menimbulkan perkembangbiakan. Demikian hebatnya sinar kosmis ini dengan daya tembusnya mampu memenuhi alam dunia, alam manusia, alam hewan dan tumbuh-tumbuhan bahkan sinar kosmis ini dapat melihat dan mengetahui dengan nyata seluruh keadaan dan segenap makhluq.

Dapatlah dibayangkan betapa hebatnya sinar Allah (nurullah) atau sinar kosmis raksasa yang berasal dari pusat sekalian alam yang dijadikan alat pemanjat atau tangga untuk memanjat ke ruang angkasa oelah Rasulullah SAW saat beliau melakukan Mi'raj. Kalau sinar kosmis biasa dapat melihat semua keadaan, maka bukanlah mustahil jika selama dalam perjalanan Mi'raj Rasulullah SAW mampu melihat dan mengetahui segala macam peristiwa di angkasa yang sangat mengagumkan itu. Segala sesuatu yang dilihat dan disaksikan oleh beliau selama perjalanan itu banyak diterangkan dalam hadits. Bahkan dalam Al Qur'an tidak sedikit ayat yang membentangkan peristiwa dan makhluq-makhluq ghaib di dalam angkasa luar. Ke semuanya ini sampai zaman atom sekarang masih menjadi bahan penyelidikan para sarjana barat maupun timur. 
*** 






















22
LAPISAN LANGIT BUKTI KEMURAHAN TUHAN 

Di zaman purba banyak sekali dongeng yang mengkhayalkan keadaan langit sehingga timbullah beberapa anggapan tentang apa sebenarnya langit itu. Sementara ada khayalan yang menarik tentang langit, bahwa berdiri tegaknya langit lantaran ditunjang tanduk empat ekor kerbau yang masing-masing berada di sebelah utara, selatan, timur dan barat. Kalau seekor kerbau itu bergerak-gerak karena digigit nyamuk misalnya maka akan terjadilah gempa bumi, jika kerbau-kerbau itu mati semuanya, pertanda hari kiamat sudah tiba saatnya. Dongeng semacam ini ada juga yang tertulis dalam Bahasa Arab seolah-olah selalu berasal dari Islam, maka dongeng tentang kerbau tadi lantas dianggap sebagai bagian dari ajaran Islam. Sebenarnya dongeng di atas merupakan hasil khayalan bangsa-bangsa purba seperti Babylonia, Mesopotamia, Mesir Kuno dan sebagainya. Sama sekali dongeng itu bukan bersumber dari ajaran Islam, lebih-lebih lagi tak satupun dari ayat-ayat Al Qur'an ataupun hadis-hadits Nabi yang kait-mengait dengan dongeng semacam itu. Bahkan dongeng semacam itu bertentangan dengan apa yang diajarkan Al Qur'an dan hadits Nabi.

Ayat-ayat Al Qur'an dan hadits-hadits Nabi yang shahih menerangkan dengan jelas bahwa langit itu ialah suatu ruang yang sangat hebat dan menyimpan rahasia yang ada di dalam jagat raya ini. Tentu saja keterangan Al Qur'an dan hadits dibenarkan manusia di zaman ini dan selanjutnya. Bukti-bukti tentang kebenaran keterangan Al Qur'an dan hadits itu akan terwujud, bersamaan dengan makin majunya Ilmu Pasti, Ilmu Falak dan Ilmu Alam. Teristimewa lagi setelah dibuatnya teropong-teropong bintang (Observatorium) seperti Teropong Equatorial atau Parallactis dan lain sebagainya.

Langit, dalam kajian ilmu pengetahuan eksakta, adalah ruang yang sunyi berada pada ketinggian 120 mil dari permukaan bumi. Di bawah apa yang dinamakan langit itu terdapat berbagai macam lapisan yang menyelimuti dan melindungi bumi dari berbagai macam cahaya. Lapisan pertama adalah Troposfir berada pada ketinggian 8 mil dari permukaan bumi. Lapisan kedua adalah Stratosfir yang berada pada jarak antara 8 mil sampai 60 mil dari permukaan bumi, di lapisan ini terjadi perubahan suhu udara (temperatur). Stratosfir ini juga disebut sebagai lapisan ozon. Dalam lapisan ozon ini terdapat suatu bentuk khas oksigen yang berlebihan jumlahnya, sifatnya beracun dan dapat membunuh manusia. Lapisan ozon inilah yang melindungi manusia dari sinar ultra-vionlet yang berasal dari matahari. ozonlah yang menghisap dan menyerap sinar ultra-violet itu. Andaikata lapisan ozon ini tidak ada, niscaya manusia dan bumi ini akan hangus terbakar oleh sinar ultra-violet tadi.

Jadi ozon itulah bagaikan payung yang melindungi kehidupan dan penghidupan manusia di atas bumi ini sehingga manusia bebas dari akibat sinar yang berbahaya itu. Inilah bukti kemurahan Allah SWT yang Maha Rahman dan Maha Rahim, sebagaimana yang telah difirmankan-Nya dalam Al Qur'an :

ٱلَّذِى جَعَلَ لَكُمُ ٱلۡأَرۡضَ فِرَٲشً۬ا وَٱلسَّمَآءَ بِنَآءً۬ وَأَنزَلَ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءً۬ فَأَخۡرَجَ بِهِۦ مِنَ ٱلثَّمَرَٲتِ رِزۡقً۬ا لَّكُمۡ‌ۖ فَلَا تَجۡعَلُواْ لِلَّهِ أَندَادً۬ا وَأَنتُمۡ تَعۡلَمُونَ (٢٢ 

"Dialah (Allah) yang menjadikan bumi terhampar untukmu dan langit bagaikan payung (atap) untuk melindungi, dan Dia menurunkan air [hujan] dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah [5] padahal kamu mengetahui" (QS 2:22). 

Di atas lapisan Stratosfir, sekitar 30 mil, terdapat ruang yang bersuhu panas sekali sekitar 170 derajat di atas 0 Fahrenheit. Akan tetapi di atas ruangan yang bersuhu panas ini terdapat ruangan yang mempunyai suhu rendah sekali. Kemudian, 60 mil di atas lapisan stratosfir ini terdapat sebua lapisan lain yang disebut ionosfir. Di lapisan ini terdapatlah awan-awan elektron yang menjadi bidang penelitian para ahli radio. Pesawat ruang angkasa yang berada di lapisan ini akan menyaksikan apa yang dinamakan Cahaya Utara (Aurora Borealis) atau Cahaya selatan (Aurora Australis).


Di atas lapisan Ionosfir terdapatlah sebuah lapisan lain yang dinamakan lapisan Exosfir. Di lapisan ini udara sangat sedikit sekali jumlahnya sehingga tidak mungkinlah untuk didiami oleh manusia. Lapisan ini justru bermanfaat bagi roket-roket angkasa luar yang justru bisa bekerja lebih cepat jika berada di lapisan yang tipis sekali udaranya. Bahkan kerja roket-roket itu akan jauh lebih baik lagi kalau ia berada di ruangan yang hampa udara sama sekali, hal ini disebabkan ketebalan udara di suatu lapisan akan memperlambat jalannya roket-itu. Sebaliknya tidak demikian yang terjadi pada pesawat terbang biasa yang mengandalkan kekuatan mesin-mesin jetpropeller (helikopter) ataupun baling-baling. Pesawat terbang tak dapat terbang tak dapat menembus ruang angkasa oleh karena jika sudah tiba di lapisan yang tanpa udara sama sekali, mesinnya akan berhenti dan tak mungkin mengangkat kedua sayapnya, apalagi tubuh pesawat itu. Inilah sebabnya mengapa dalam program-program penjelajahan ruang angkasa digunakan roket sebagai alat pendorong pesawat yang akan memasuki ruang hampa udara. Begitu pula ketika pesawat ruang angkasa itu akan kembali ke bumi, tenaga roketlah yang digunakan untuk menembus kembali lapisan-lapisan di atas bumi. Mengapa roket-roket itu dapat bergerak bebas di ruang hampa udara ?. Hal ini disebabkan roket-roket itu sudah dibekali dengan zat asam guna menyalakan bahan bakarnya. Dengan bekal ini roket itu tidak membutuhkan zat asam dari luar lagi ketika akan menggerakkan tenaganya.

Rasulullah SAW dalam Mi'rajnya telah dikatakan menggunakan tangga menuju ke langit. Dalam pemanjatannya itu beliau memanfaatkan sinar Allah yang tersusun dari jasad-jasa yang halus, hidup dan ghaib. Sinar Allah ini tersusun dari butir-butir mutlaq. Sinar ini mampu memusanahkan semua makluq-makhluq halus yang tersusun dari sinar-sinar jahat seperti iblis, syetan dan jin ataupun hantu yang berkeliaran di ruang angkasa. Kalau dalam perjalanan Isra'nya dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha di Palestina dengan menggunakan kendaraan Buraq. Kendaraan Buraq ini adalah alat yang bisa dikendalikan. Maka dalam pemanjatannya menuju alam angkasa luar itu beliau menggunakan "tangga", sebuah alat "tanpa kendali". 


Bagaimana mungkin tanpa suatu alat kendaraan Rasulullah dapat memanjat ke langit ? Peristiwa ini dapat dianalogkan dengan proses bekerjanya peluru balistik (Ballistic Missile) atau lazim disebut dengan Rudal (Peluru Kendali). Ketika pertama kali digerakkan peluru kendali memanfaatkan bahan bakarnya sendiri. Begitu bahan bakar itu habis ia bergerak sendiri dengan kecepatan yang melebihi kecepatan suara untuk mencapai sasarannya. 

Begitu Pulalah yang terjadi pada diri Rasulullah SAW. Ketika sinar Allah masuk ke dalam badan batin (tubuh halus) beliau dengan kecepatan yang sangat tinggi dan tekanan yang sangat besar, terjadilah proses pembakaran. Semua daya syetan yang bercokol dalam diri Nabi dan bermaksad menimbulkan nafsu murka (Toorn Instinc) segera juga lenyap. Sebagai akibat pemusnahan ini terjadilah gerakan ayng sangat hebat dan cepat sekali di tubuh beliau. Gerakan ini tiada bangingannya dalam sejarah manusia sejak dulu maupun sampai akhir zaman nanti. Serba kemudahan beliau memanjat, menembus dan menjelajah ruang angkasa. Beliaupun sanggup pula memusnahkan segala macam syetan dan jin yang mengganggunya di saat beliau berada di alam halus itu.

Disadari atau tidak umat manusia zaman atom ini yang berusaha sekuat tenaga melakukan penyelidikan dan kemudian menjelajah ruang angkasa, pada hakekatnya baik langsung maupun tidak langsung, hanyalah untuk membuktikan apa yang pernah dilaksanakan Nabi mUhammad SAW, 1400 tahun silam.

Nabi Muhammad SAW berhasil menjelajah ruang angkasa karena adanya petunjuk Tuhan. Petunjuk Tuhan ini dapat diperoleh dari agama. Hanya manusia yang melaksanakan ajaran agama yang dapat menerima petunjuk Tuhan. Selain itu orang-orang yang beragama (beriman) diwajibkan Allah untuk melakukan penyelidikan atas makhluq-makhluq ciptaan Tuhan. Ayat-ayat yang berkaitan dengan perintah ini cukup banyak terdapat dalam al Qur'an. Penyelidikan tidak mungkin berhasil tanpa ilmu pengetahuan atau dengan kalimat lain, ilmu pengetahuan dengan agama akan menghasilkan berbagai macam usaha yang sempurna. Khususnya usaha di bidang penerbangan dan penjelajahan ruang angkasa dan merupakan suatu perwujudan yang mendekati hakekat pada tingkatan kedua (Secundaire Werkelijkheid), yaitu alam paduan dari zat tetapi hakekatnya bukan zat (Menging Van Zijnen Niet Zijn). Alam ini penuh bahaya sehingga manusia yang berada di alam ini tidak mungkin terjamin keselamatannya karena alam ini bukan alam yang dapat dihuni oleh manusia. Keselamatan manusia yang memasuki alam ini hanya dapat dijamin kalau ia memperoleh petunjuk dan perlindungan Allah SWT, Rabbul 'Alamin, Pencipta segala Ruang dan Semesta Alam beserta dengan segala makhluq yang mengisinya.

Para ahli ilmu pengetahuan telah sepakat dan mengakui bahwa hakekat dari segala kenyataan (fenomena) bukanlah semua yang tampak ada atau sesuat yang dapat ditangkap oelh pengamatan mata atau panca indra lahir (Waarneming). Para ahli Ilmu Alam mengakui bahwa zat (Het Ware Wezen) dari segala keadaan ini terdiri dari atom-atom, sedangkan segala sesuatu yang tertangkap oleh pengamatan panca indra lahir manusia itu pada galibnya adalah suatu penjelmaan (Verschijning), sedangkan kenyataan di balik esensi tadi, yaitu eksistensi merupakan kenyataan tingkat kedua (Secundaire Werkelijkheid). Dapatlah dipastikan bahwa pusat semua kenyataan itu adalah sesuatu yang harus mutlaq, berdiri sendiri, aseli. Dialah yang Maha Suci (Het Reine Zijn). Tidak mungkin semua kenyataan yang ada ini akan mampu melepaskan diri dari pengawasan Yang Maha Mutlaq itu.

Melalui keterangan ini sudah terbukti kebenaran wahyu dan tidak dapat disangkal lagi kenyataan bahwa antara ilmu pengetahuan dan agama harus mempunyai hubungan yang erat sekali dan tidak boleh dipisah-pisahkan untukdapat menciptakan manusia agamis yang intelek dan intelektual yang beragama. Dalam hal ini Islam telah membuktikan adanya hubungan yang harmonis antara ilmu pengetahuan dan agama. Hasil yang dicapai oleh Islam adalah berkembangnya ilmu pengetahuan di zaman kejayaan Islam dan bertebaranya intelektual yang baeragam di seluruh dunia islam saat itu. 
*** 








23
SATELIT ANTAR PLANET. 

Doktor Werhner Von Braun seorang tokoh sarjana yang mempelopori dan pencipta roket V-II dalam Perang Dunia kedua yang lalu, menyatakan bahwa perlawatan ruang angkasa tidak saja dapat dilaksanakan akan tetapi sudah menjadi suatu kebutuhan mutlaq seiring dengan kemajuan yang dicapai di lapangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang senantiasa meningkat terus. Salah satu faktor yang menentukan terwujud tidaknya cita-cita ini adalah kesediaan pemerintah atau negara untuk memberikan beaya pembuatan dan peluncuran sebuah Stasiun Angkasa Luar yang akan dipergunakan untuk melakukan perjalan antar planet-planet. Tentuanya biaya yang harus disediakan akan mencapai ribuan juta dollar.

Kalau para sarjana abad atom ini sedang merencanakan perjalanan antar planet, maka Rasulullah SAW 14 abad yang lalu telah melakukan perjalanan itu. Bukan saja antar planet tetapi sudah mencapai tingkatan antar langit. Suatu perjalanan yang tidak mungkin dilakukan manusia biasa walaupun dengan kemajuan teknologi paling mutakhir sekalipun. Perjalanan yang dilakukan Rasulullah SAW berlipat ganda lebih jauh dibanding yang direncanakan para sarjana itu.

Dengan alat rohani beliau dan bantuan para Nabi terdahulu yang berdiam di langit telah berhasil dilaksanakan suatu persinggahan di setiap lapisan langit. Pada tiap lapisan langit bertaburan jutaan bintang-gumintang dan deretan planet-planet. Dalam persinggahannya, beliau menyaksikan berbagai macam makhluq yang menghuni setiap lapisan langit. Bahkan juga mengenal sifat-sifat makhluq ghaib yang berbahaya itu. Suatu peristiwa yang tidak mungkin akan dialami manusia baisa betapapun manusia itu mampu menembus lapisan langit. Firman Allah SWT :

أَلَمۡ تَرَوۡاْ كَيۡفَ خَلَقَ ٱللَّهُ سَبۡعَ سَمَـٰوَٲتٍ۬ طِبَاقً۬ا (١٥) وَجَعَلَ ٱلۡقَمَرَ فِيہِنَّ نُورً۬ا وَجَعَلَ ٱلشَّمۡسَ سِرَاجً۬ا (١٦ 


"Tidakkah kamu perhatikan betapa Allah telah menciptakan langit bertingkat tujuh dan pada masing-masing langit itu dijadikan bulan yang bercahaya dan matahari ayng bersinar terang" (QS 71:15-16).

Perjalanan beliau tidak cuma berhenti di lapisan langit yang ketujuh saja, namun beliau dengan alat sinar rohani yang bergelombang sangat pendek itu melanjutkan perjalannya menuju ke beberapa tingkatan ruang yang maha dahsyat dam seram. Kemudian beliau terus naik menuju ke Ruang Alam Kodrat Iradat yang menjadi pusat dari sekalian alam dan pangkal dari segala sebab-musabab, sumber segala hijab, tirai segala rahasia alam serta pintu gerbang wahyu, intuisi, inspiriasi yang memancarkan hakekat, menyimpan segala keghaiban, aneka ragam nasib dan taqdir, segala macam nikmat dan rahmat.

Peristiwa yang sangat menakjubkan ini tidak bakal cukup dianalisa dengan logika dan otak manusia biasa. Apa yang terjadi 14 abad silam di Mekkah itu tidaklah mengherankan jika dibandingkan dengan usaha kecil-kecilan para sarjana modern masa kini yang membangun stasiun antara planet.

Para sarjana tersebut berpendapat, salah satu cara untuk melakukan perjalanan antar planet adalah dengan membangun stasiun atau pesawat yang diletakkan di orbit bumi. Pesawat ini bisa diibaratkan sebagai suatu "bulan" kecil yang mengelilingi bumi. Kegunaan stasiun bumi ini untuk melakukan penyelidikan berbagai macam persitiwa yang terjadi di angasa luar. Melalui stasiun semacam ini pula pengetahuan manusia tentang angkasa luar akan jauh bertambah dibandingkan dengan penyelidikan yang dilakukan dari bumi. 

Pengetahuan tentang lapisan-lapisan langit seperti yang diperoleh Rasulullah Muhammad SAW pada hakekatnya dapat juga dibandingkan dengan pembuatan dan mengorbitkan stasiun-stasiun buatan tadi. Tatkala Rasulullah berada di langit yang pertama dijumpainya Nabiullah Adam, di langit kedua bertemu degan Nabi Isa, di langit ketiga dan seterusnya sampai langit ketujuh bersua pula Nabi Yahya, Idris, Yusuf dan Ibrahim. 

Masing-masing Nabi tentunya akan mengenal dan mengetahui seluk-beluk mengenai alam tempat ia tinggal. Dan pertemuan itu juga untuk memberikan pengetahuan dan pengalaman para Nabi tadi kepada Rasulullah Muhammad SAW termasuk juga sikap dan tindakan apa yang harus diambil oleh Nabinya itu beliau menghadapi gangguan dan cobaan. Sedangkan tugas Malaikat Jibril yang mendampingi beliau dalam perjalanan itu memberikan arti dan keterangan akan makna dari segala macam peristiwa tersebut penuh dengan ibara, tamsil, kias atau perumpamaan yang menyimpan banyak kegunaan dan maslahat bagi manusia. Semua peristiwa itu dapat dijadikan dasar dan pegangan serta petunjuk di bidang ilmu pengetahuan.

Di zaman ini manusia modern berhasil menciptakan satelit mata-mata (Midas II) yang diorbitkan untuk mengawasi dan mengintai suatu daerah atau negara. Alat-alat potret dengan menggunakan sinar infra merah, suatu sinar yang ultra sensitif, mampu menembus lapisan awan. Sistem satelit mata-mata itu telah semakin berkembang sehingga menimbulkan masalah-masalah baru karena semakin banyaknya jumlah satelit yang diorbitkan ke angkasa luar. Persoalan yang masih belum terpecahkan sampai saat ini adalah siapakah sebenarnya yang berhak mengurusi dan membagi wilayah-wilayah ruang angkasa itu ?. Apalagi belum adanya suatu kepastian tentang batas wilayah (teritorial) udara yang jelas, khususnya yang menyangkut ruang angkasa. 


Masalah ini sebenarnya sudah dirampung-tuntaskan Rasulullah Muhammad SAW sejak 1400 tahun yang lalu. Rasulullah mengajarkan bahwa tanpa suatu Kekuatan Pusat Yang Tertinggi dunia akan selalu diliputi kecamuk insiden-insiden yang berkelanjutan terus. Permusuhan antar negara akan menimbulkan malapetaka yang tidak terbayangkan bagi umat manusia dan peradaban. Bahwa hawa nafsu manusia yang berkobar-kobar tidak terkendalikan itu akan menghancurkan manusia itu sendiri. Demikianlah dengan perlombaan dalam bidang persenjataan yang ultra modern dengan menggunakan satelit-satelit ruang angkasa akan membawa manusia ke dalam suatu kancah pernag yang mengerikan sekali. Itulah sebab kebutuhan akan suatu pusat pemerintahan tertinggi sangat mendesat sekali saat ini. Firman Allah SWT :

وَلَوِ ٱتَّبَعَ ٱلۡحَقُّ أَهۡوَآءَهُمۡ لَفَسَدَتِ ٱلسَّمَـٰوَٲتُ وَٱلۡأَرۡضُ وَمَن فِيهِنَّ‌ۚ بَلۡ أَتَيۡنَـٰهُم بِذِڪۡرِهِمۡ فَهُمۡ عَن ذِكۡرِهِم مُّعۡرِضُونَ (٧١ 

"Sekiranya kebenaran itu didasarkan hawa nafsiu mereka msing-masing niscara binasalah semua langit dan bumi beserta segala isinya. SUngguh kami (Allah) telah mendatangkan atas mereka peringata akan tetapi mereka membangkang" (QS 23:71).

Maha benar Allah dengan segala firman-Nya. 
*****