1
ALAM
MENYIMPAN RAHASIA DI BALIK RAHASIA
Dalam abad ke-20 ini sudah sering kita mendengar istilah-istilah satelit atau sputnik,
kendaraan ruang angkasa yang diluncurkan menuju bulan dan planet lainnya di
dalam kelompok matahari. Peristiwa satelit atau sputnik itu
merupakan hasil kecerdasan otak manusia merupakan alat terpenting dalam
mencapai kemajuan lahir ke arah ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pada abad ke-7 atau 1400 tahun yang silam kita juga mendengar suatu peristiwa
maha hebat di tanah Arab. Peristiwa itu jauh lebih mengagumkan dari
peristiwa satelit atau sputnik.
Itulah peristiwa Isra' dan Mi'raj Rasulullah Muhammad SAW. Rasulullah Muhammad
tidak saja menembus ruang angkasa di sekitar bulan, bahkan sudah meluncur ke
ufuk yang tertinggi, melalui sistem Planet (planeten system)
menerobos langit (melruimte) yang Maha Luas, berlanjut terus ke
Gugusan Bintang Bhima Sakti (galaxy) meningkat kemudian
mengarungi semesta alam (universe, universum) hingga sampai di
ruang yang dibatasi oleh ruang tak terbatas, kemudian sampailah Rasulullah
Muhammad SAW pada ruang yang mutlak (absolute Ruimte) yang
dinamakan "Maha Ruang", inilah yang disebut :
وَهُوَبِٱلۡأُفُقِٱلۡأَعۡلَىٰ(٧
"Dan dia muhammad itu di ufuk yang tertinggi" (QS 53:7).
Kalau manusia pada abad ini baru menjelajahi bulan, mengukur-ukur kemungkinan
untuk hidup di bulan, maka Nabi Muhammad SAW, Nabinya Umat Islam telah menembus
ruang angkasa, menuju pusat sekalian alam, het centrale beginsel,
yang meliputi segala macam ruang dan menjadi pusat segala sesuatu yang maujud (exist).
Peristiwa
Isra' dan Mi'raj yang sangat mengagumkan itu memberikan isyarat kepada sekalian
pengikutnya agar jejak Muhammad SAW itu dapat dilaksanakan pula oleh umatnya
untuk memanjatkan diri ke arah ruang angkasa, sekalipun tidak memungkinkan
badan kasarnya, akan tetapi dengan badan halusnya atau rohaninya tentu dapat
menuju pusat alam semesta (het central beginsel) itu. Karena yang
demikian akan memberikan kesadaran kepada umatnya betapa hebat dan luasnya alam
ciptaan Allah SWT. Kesadaran itu akan lebih tertanam apabila umat Muhammad
telah mengakui bahwa di samping alam benda ini masih banyak beberapa alam lain
yang sangat luas dan tidak terbatas. Alam-alam tersebut penuh menyimpan rahasia
di balik rahasia yang ada di alam kasar. Kesadaran ini akan menimbulkan rasa
taat dan taqwa ke hadirat rabbul alamin, Allah yang
memelihara sekalian alam.
Demikian ajakan Nabi Muhammad kepada ummatnya, karena beliau mengetahui bahwa
di antara semua makhluq hidup hanya manusialah yang cukup diberi alat
perlengkapan untuk menguasai makhluq-makhluq lain di alam semesta. Manusia
dikaruniai dua jenis tubuh yaitu tubuh kasar (visible) dan tubuh
halus (invisible). Jasmani dan rohani, masing-masing panca indera
lahir (sensus interior) dan panca indera batin (sensus
exterior). Masing-masing panca indra mempunyai pusat dalam tubuhnya
:
1.
Panca
indra lahir mempunyai kemampuan untuk menghubungkan dengan alam kecil,
yakni micro cosmos yang disebut alam shaghir.
2.
Pusat
panca indra batin diberi kemampuan untuk menghubungkan ide dengan dunia luar
atau jagat besar yakni macro cosmos yang
disebut alam kabir.
Oleh
karena itu Rasulullah mengajak manusia agar mempergunakan kedua panca indranya,
selain untuk mengetahui alam kecil dapat pula menyadari alam yang lebih halus
yang pada kenyataannya memiliki dua macam kesadaran batin.
Ajakan Rasulullah ini telah difirmankan oleh Allah SWT dalam al Qur'an :
يَـٰمَعۡشَرَ ٱلۡجِنِّ وَٱلۡإِنسِ إِنِ ٱسۡتَطَعۡتُمۡ أَن تَنفُذُواْ مِنۡ
أَقۡطَارِ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضِ فَٱنفُذُواْۚ
لَاتَنفُذُونَإِلَّابِسُلۡطَـٰنٍ۬(٣٣
"Hai golongan jin dan manusia, jika kamu mempunyai kemampuan untuk
menjelajah ruang-ruang langit dan bumi, hendaklah kamu jelajahi, tetapi kamu
tidak dapat menjelajahinya melainkan dengan sulthan" (QS 55:33)
Kata sulthan dalam ayat tersebut, menurut tafsir
Fakhrur Rozie berarti "Al quwwatul kamilah" (kekuatan
yang sempurna). Begitu juga menurut tafsir Al Khozin, tafsir Al Baidlawi dan
Imam An Nasa'i memberikan arti kata sulthan dengan
kekuatan.
Yang dimaksud dengan kekuatan yang sempurna atau kekuatan yang lengkap ialah
ilmu pengetahuan yang dihasilkan oleh kecerdasan otak lahir dan ilmu
pengetahuan yang dihasilkan oleh otak batin. Otak lahir disebut juga panca
indra badan jasmani yang kasar ini, sedangkan otak batin disebut panca indra
rohani, keduanya dikenal dengan sensus interior dan exterior.
Ilmu pengetahuan yang dihasilkan kecakapan otak jasmani atau badan lahir
dinamakan ilmu pengetahuan eksakta (exact wetensdhap). Ilmu
pengetahuan yang dihasilkan kecakapan batin atau kecakapan rohani disebut ilmu
pengetahuan abstak (abstract wetenschap).
Ilmu pengetahuan (wetenschap) itu sendiri ada beberapa macam
:
1.
Ilmu
pengetahuan eksakta, yaitu ilmu pengetahuan yang menuju obyek-obyek yang lahir,
yang berhubungan dengan benda-benda kasar serta dapat ditangkap oleh panca
indra lahir seperti astronomi, biologi, botani, zoologi, geologi,
kimia, matematika dsb.
2.
Ilmu
pengetahuan abstrak, yakni ilmu pengetahuan yang mempunyai obyek-obyek yang
tidak dapat ditangkap oleh panca indra lahir, seperti ilmu pengetahuan yang
berhubungan dengan kejiwaan misalnya : mengetahui makhluq-makhluq yang hidup di
alam yang mempunai 4 (empat) ukuran/dimensi seperti roh, jin, hantu dan
semacamnya. Untuk mempelajarinya dibutuhkan ilmu pengetahuan sebagai alat,
misalnya meta-geometri, meta-kimia, atau
ilmu pengetahuan serba meta. Dengan pertolongan rohaninya,
manusia dapat melihat walaupun matanya tertutup. Mampu membaca buku dalam
keadaan mata tertutup itu, dalam zaman modern telah diteliti oleh sebagian
sarjana barat dan timur yang kemudian memunculkan ilmu-ilmu yang serba ghaib
seperti magnetisme, hipnotisme, spiritisme, heilmagnetisme,
verbogen, krachten, suggest, mediumschap, telepatie, dan lain
sebagainya.
3.
Ilmu
pengetahuan relatif (Relatif abstract wetenschap), adalah ilmu
pengetahuan yang menuju obek-obyek yang ghaib mutlak yang tidak dapat diraba
dan diketahui atau dianalisa dengan alat panca indra lahir atau otak jasmani
seperti peristiwa : syurga, neraka, bidadari, malaikat dan semacamnya.
4.
Ilmu
pengetahuan absolut (Absoluut abstract wetenschap) adalah ilmu
pengetahuan yang memiliki obyek menuju ke arah Yang Maha Mutlaq, seperti :
adanya Tuhan, Arasy, alam wahdaniyah (Het Absoluut
Wereld) dan lain-lain yang berhubungan dengan itu.
Apabila
manusia memperdalam sedikitnya 4 macam ilmu pengetahuan tersebut, dapat
dikatakan manusia itu memiliki ilmu pengetahuan yang lengkap dan sempurna.
Inilah yang dikatakan dengan : Al quwwatul kamilah.
Dalam peristiwa Isra' dan Mi'raj banyak hal yang berhubungan dengan ilmu
pengetahuan eksakta, abstrak, relatif abstrak dan absolut abstrak.
Karena itulah dalam memberikan analisa terhadap peristiwa Isra' dan Mi'raj
tidaklah cukup dengan pendekatan ilmu pengetahuan eksakta saja, tanpa ilmu
pengetahuan yang abstrak. Begitu pula pendekatan ilmu pengetahuan abstrak saja
tanpa ilmu pengetahuan yang eksakta tidaklah mungkin memberikan gambaran yang
lengkap dan benar. Tetapi hendaknya pendekatan analisa peristiwa Isra' dan
Mi'raj itu sedikitnya menggunakan 4 (empat) macam ilmu pengetahuan tersebut
tadi.
Ilmu pengetahuan eksakta yang dikendalikan otak lahir atau badan jasmani kasar,
hanya akan menghasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi saja, ilmu pengetahuan
yang logis, yang riil, corporiil, yang materiil atau yang
berwujud benda yang dapat diraba dan dilihat oleh panca indra. Setinggi-tinggi
ilmu pengetahuan eksakta ini tidak lebih hanya akan menuju ke alam kebendaan (Stoffelijk
Gebied). Sekalipun ilmu pengetahuan ini sudah sampai pada penemuan
atom, elektron, proton, neutron dan butir-butir yang tak dapat dibagi lagi (Corposcula).
Ilmu pengetahuan eksakta hanya mampu menggunakan tenaga atau energi benda-benda
mati saja. Sekalipun wujudnya statelit atau sputnik yang dikehendaki dan
digerakkan roket, kesemuanya itu adalah benda-benda mati.
Sedangkan ilmu pengetahuan yang abstrak memiliki obyek-obyek yang halus, ir-riil,
im-materiil dan meta-physics dan
makhluk-makhluk halus yang hidup di luar alam benda. Ilmu pengetahuan abstrak
mampu menggunakan tenaga dari makhluk hidup tersebut, seperti tenaga roh yang
hidup di alam arwah, tenaga jin, malaikat dan makhluq halus lainnya.
Walaupun sebagian para sarjana dengan pengetahuan eksaktanya masih ada yang
belum meneliti atau mendekati energi makhluk hidup ini, tetapi mereka mengakui
energi makhluk hidup jauh lebih hebat dari energi benda mati. Energi syetan,
jin dan malaikat jauh lebih hebat dari energi atom yang ada pada benda mati.
Energi atom adalah hasil pengetahuan eksakta, sedangkan energi ghaib (malaikat
cs) merupakan hasil dari ilmu pengetahuan yang abstrak.
Kehebatan satelit yang naik ke ruang angkasa menuju bulan menggunakan energi
benda mati berupa roket. Peristiwa satelit masuk dalam bagian ilmu pengetahuan
eksakta. Tetapi Rasulullah SAW naik ke ruang angkasa menembus tujuh petala
langit menggunakan energi makhluk hidup, yakni malaikat, peristiwa ini
merupakan bagian ilmu pengetahuan abstrak.
Oleh karena itu apabila banyak sarjana ilmu pengetahuan eksakta yang masih
bersikap ragu terhadap peristiwa isra' dan mi'rajnya Rasulullah Muhammad SAW
tidaklah perlu diherankan karena ilmu pengetahuan mereka masih berada dalam
tingkatan mengenai energi benda mati.
Di sekolah-sekolah sejak dari tingkat menengah sampai ke perguran tinggi
agaknya belum diajarkan ilmu pengetahuan yang abstrak ini, mereka hanya
menerima ilmu pengetahuan eksakta saja. Justru masih banyak juga pelajar dan
kaum intelektual dan umat islam belum mengetahui nilai Isra' dan Mi'raj
lantaran ilmu pengetahuan mereka masih berkisar dalam alam benda yang dapat
diraba panca indra lahiriah semata. Ilmu pengetahuan mereka hanya menyentuh
sesuatu yang berwujud materi sehingga tak pelak lagi apabila perhatian mereka
lantas ditunjukkan pada masalah kebendaan saja dengan mengabaikan kebesaran
alam ghaib yang tersembunyi di balik alam benda. Karena ketiadaan ilmu
pengetahuan itulah kemudian mereka memungkiri pula adanya alam ghaib pada gilirannya
pula adanya Yang Maha Ghaib (Allah rabbil 'alamin).
***
2
MALAIKAT
SEBAGAI PENGHUBUNG SINAR ALLAH
Menurut
ilmu fisika, aether menjadi zat pembawa/perantara (dragstof)
daya electromagnetics. Aether adalah
udara yang ringan sekali, lebih ringan dari udara yang dihirup oleh manusia
(O2). Dalam bahasa arab disebut "itsir". Kalau aether bergetar,
niscaya membutuhkan pula zat pembawa yang lebih halus lagi dari aether itu
sendiri, agar supaya getaran aether itu bisa tersebar
ke mana-mana.
Sedangkan menurut ilmu metafisika, Rasulullah SAW naik ke ruang angkasa Isra'
dan Mi'raj membutuhkan zat pembawa yang lebih halus dari jiwa atau rohani
beliau. Oleh karena beliau makhluq hidup yang memilki dua jasad, jasmani dan
rohani, maka diperlukan zat pembawa yang lebih halus dari rohani itu yang mampu
mengangkat sekaligus jasmani dan rohani Rasulullah SAW menuju ruang angkasa.
Makhluk atau jasad yang sangat halus itu adalah malaikat yang diberi nama
Jibril.
Sebagaimana diketahui dalam pelajaran agama islam, Malaikat Jibril mempunyai
tugas selaku zat pembawa wahyu Allah SWT.
Kecepatan bergerak jasad halus atau malaikat ini jauh melebihi semua kecepatan
gerak yang ada di alam benda ini. Malaikat juga disebut dengan nur yang
berarti sinar, dapat dimisalkan dengan "sinar kosmis" yang mempunyai
gelombang paling pendek. Karena pendeknya gelombang, maka sinar kosmis ini
dapat menembus angkasa luar yang bertingkat-tingkat. Akibat dari energi sinar
kosmis ini atau malaikat sampai sekarang belum dapat diketahui oleh ilmu
pengetahuan eksakta. Akan tetapi sudah dapat dipastikan bahwa sinar kosmis itu
memang ada, namun asal dan pangkalnya bukan dari alam semesta ini, tentulah
dari Penciptanya Allah Rabbul Alamin. Naiknya
Rasulullah SAW ke angkasa dinamaka Isra' dan Mi'raj itu menggunakan zat pembawa
atau pengantar yang bernama Malaikat, ke titik sumbu sekalian alam, menuju
kepada Khaliqnya, Allah SWT.
Malaikat menurut ajaran Islam, berasal atau tersusun dari nur atau
cahaya sebagaimana yang dinyatakan oleh sabda Rasulullah SAW, "Malaikat
dijadikan dari cahaya sedangkan jin dijadikan dari api yang menyala-nyala dan
adam dijadikan dari apa yang disifatkan kepadamu" (Hadits
Riwayat Muslim).
Sebagai makhluk yang suci, malaikat selalu mentaati perintah-perintah Allah
tanpa mencari-cari alasan untuk menolaknya, yang demikian memang sudah
disifatkan Allah kepada makhluq-Nya yang bernama Malaikat itu, firman Allah
:
مَلَـٰٓٮِٕكَةٌ غِلَاظٌ۬ شِدَادٌ۬
لَّا يَعۡصُونَ ٱللَّهَ مَآ أَمَرَهُمۡ وَيَفۡعَلُونَ مَا يُؤۡمَرُونَ
(٦ ............
".......... mereka (malaikat) itu tiada durhaka atas
perintah-perintah Allah, yang selalu menunaikan tugas yang dibebankan atas
mereka (QS 66:6).
يَخَافُونَ رَبَّہُم مِّن فَوۡقِهِمۡ وَيَفۡعَلُونَ مَا يُؤۡمَرُونَ ۩ (٥٠
"Mereka
(malaikat) itu takut kepada Tuhannya yang di atas mereka dan mereka selalu
mentaati perintah Tuhannya" (QS 16:50)
Yang
dimaksud nur atau cahaya dalam hadits di atas adalah
bahwa malaikat tersusun atas elektron-elektron hidup / bio elektron
yang mempunyai kecepatan tembus yang luar biasa. Sebagai makhluq rohaniah sudah
tentu malaikat tidak dapat dilihat dan diraba oleh panca indra lahir, karena
asal kejadiannya dan wujudnya tidaklah tersusun dari benda-benda materi.
Malaikat hanya dapat dilihat dan diraba oleh panca indra rohani saja. Semua
makhluq ghaib hanya dapat dilihat dan diraba oleh alat rohaniah saja. Semua
makhluq ghaib hanya dapat dilihat dan diraba oleh alat rohaniah yang ghaib
pula. Susunan tubuh malaikat atau makhluq ghaib lainnya tak dapat dirumuskan
ataupun dianalisa dengan menggunakan ilmu pengetahuan eksakta, dengan ilmu
anatomi atau ilmu urai biasa saja, melainkan harus dianalisa dengan alat bantu
yang serba meta yaitu ilmu pengetahuan yang serba abstrak.
Kemampuan tembus sinar malaikat yang sangat dahsyat itu dapat digunakan untuk
menembus rohani manusia sebagaimana dilakukan malaikat Jibril atas rohani
Rasulullah sesaat sebelum beliau berangkat menembus angkasa luar (Isra' dan
Mi'raj). Inilah peristria operasi jiwa.
Masalah ini dapat diambil contohnya pada kehidupan sehari-hari yang sering kita
saksikan. Seorang ahli magnetisme atau hipnotisme melalui
daya-daya atau kekuatan batinnya (sinar rohani) sanggup menembus tubuh/jasmani
manusia bahkan dapat menyembuhkan penyakit-penyakit jasmani manusia dari jarak
tertentu dekat maupun jauh. Bahkan sanggup pula melenyapkan penyakit-penyakit
dalam (interna) tanpa menggunakan alat-alat pembedahan. Wanita
yang akan melahirkan pun jika memperoleh bantuan seorang ahli magnetisme tidak
akan merasakan sakitpun. Cara pengobatan semacam ini mungkin dapat mengherankan
sebagian dokter, oleh karena cara pengobatan tidak tercantum dalam ilmu
kedokteran.
Pengobatan yang dilakukan dengan daya-daya sinar rohani yang mengandung arus
listrik hidup ini pada hakekatnya sama dengan cara pengobatan yang menggunakan
sinar rontgent atau arus listrik diatermik.
Sinar rontgen dapat digunakan untuk mengobati penyakit
rematik, penyakit paru-paru (TBC), penyakit tumor (kangker), penyakit kulit,
sedangkan arus listrik dapat digunakan untuk menyembuhkan penyakit yang
disebabkan oleh kuman-kuman (infeksi). Demikian pula seorang ahli magnetisme
dapat mengubah sinar rohaninya menjadi semacam sinar rontgent atau
arus listrik diatermik. Namun antara sinar rontgent dan
arus listrik diatermik kalau dibandingkan dengan sinar
rohani akan berbeda jauh. Sinar rontgen dan arus
listrik diatermik adalah sinar yang dipancarkan
benda-benda mati, sedangkan sinar rohani berasal dari pencaran sesuatu yang
hidup (rohani). Sinar rohani mempunyai gelombang yang sangat pendek dan
mempunyai daya tembus yang berlipat ganda dibandingkan dengan sinar rontgen
atau sejenisnya.
Sehingga wajar sekali kalau terdapat perbedaan antara dokter biasa dengan
tabib occultis atau wonder doctor dalam
cara memberikan pengobatan terhadap orang yang sedang menderita suatu penyakit.
Dokter biasa menggunakan ilmu pengetahuan yang dihasilkan kecerdasan otak lahir
dengan perincian yang sempurna, sedangkan tabib occultis mempergunakan
ilmu pengetahuan yang diperoleh dari kecakapan otak batinnya.
Kecakapan seorang tabib occultis mudah menjadi lemah
kalau tenaga rohaninya digunakan terus menerus. Hal ini disebabkan kekuatan
rohani yang digunakan tadi tidak mudah kembali menjadi bion-bion seperti
semula sehingga menyebabkan kekuatan rohaninya makin maka makin berkurang.
Untuk mengembalikan tenaga rohaninya itu diperlukan kekuatan baru melalui meditasi sesuai
dengan syarat-syarat yang ditentukan dalam pelajaran ilmu magnetisme ataupun hipnotisme itu
sendiri.
Bagi mereka yang beragama islam dan memiliki ilmu pengobatan secara metaphysics,
jika ingin menambah tenaga rohaninya (meta-energi) diwajibkan
memperbanyak shalat sunnah di samping shalat wajib, seperti shalat sunnah
rawatib, dluha, witir, sunnah malam bertafakkur (creatie vermogen),
berdo'a, berwirid dan membaca ayat-ayat al Qur'an serta amalan lain yang
diridhoi Allah SWT.
Munajat kepada Allah yang dilakukan Rasulullah SAW di Gua
Hira setelah sekian lama mencapai puncaknya saat beliau mendapat perintah
melakukan Isra' dan Mi'raj. Persiapan sebelum melakukan perjalanan yang paling
dahsyat, yang pernah terjadi sepanjang sejarah manusia sejak Adam sampai akhir
zaman nanti, dilakukan dengan melaksanakannya operasi jiwa oleh Malaikat Jibril
atas diri Rasulullah SAW. Sinar malaikat yang amat halus dengan mudah menembus
tubuh rohani beliau. Sinar-sinar itu ditangkap dan terus diserap untuk kemudian
dialirkan melalui bermacam-macam process of realys, langsung
melalui bagian-bagian tubuh rohani beliau. Sinar-sinar itu menuju ke pusat
ingatan (Geheugen centrum), pusat kesadaran (Bewustzijn),
pusat akal (Verstand centrum), pusat kemauan (Wils centrum),
pusat susunan persyarafan simpatis, yaitu pusat yang mengurus jalannya
pernafasan, jantung, usus-usus, pembulu darah (Centrum vat het sysphatis
zenew stelsel). Setelah sinar-sinar malaikat itu masuk ke seluruh
bagian tubuh sehingga tubuh rohani beliau menjadi bertambah suci, gelombang
rohaninya bertambah pendek, daya tembus sinar rohani itupun semakin kuat dan
tajam yang dipastikan akan mampu menembus alam angkasa luar.
Makhluq yang bernama malaikat sangat banyak jumlah dan jenisnya, masing-masing
mempunyai tugas sendiri-sendiri. Sinar para malaikat inipun mengandung faedah
yang sangat besar bagi seisi alam dunia maupun angkasa luar. Sebagai contoh,
Malaikat Mikail yang bertugas mengatur perjalanan falak atau aflak,
mengatur peredaran siang dan malam peredaran bulan, matahari, bintang-bintang
dan seluruh planet-planet, lalu lintas di angkasa luar, perubahan musim dan
sebagainya. Sinar Malaikat Mikail itu dapat dimisalkan dengan sinar yang
terdiri dari proton-proton dan neutron-neutron yang
tidak saja dapat memecahkan atom benda mati akan tetapi dapat pula
memecahkan atom nitrogen yang berada di atmostifir atau
alam angkasa luar. Pecahnya atom nitrogen ini dapat
menjelmakan atom karbonium dan atom
hirogenium. Intinya terdiri dari 6 proton dan 8
elektron yang disebut C14. Persenyawaan C14 dengan oksigenium akan
menghasilkan zat asam arang (CO2) yang kemudian dihisap oleh seluruh tumbuhan
di bumi ini. Nyatalah sekali bahwa unsur C14 itu merupakan dasar proses hayati
yang penting sekali bagi ilmu hayat (biologi). Juga peristiwa ini
menunjukkan bahwa Malaikat Mikail memegang peranan yang sangat penting atas
kehidupan makhluq dan kesejahteraan alam.
Malaikat, sebagai makhluq yang selalu mentaati perintah Allah, juga bertindak
sebagai zat pembawa sinar (Draagstof). Dalam hal ini sinar yang
dibawanya adalah Sinar Allah. Demikian juga manusia yang selalu mentaati
perintah Allah akan menerima dan membawa sinar Allah dari Malaikat pembawa
sinar. Pada Al Qur'an disebutkan :
ٱلَّذِينَ يَحۡمِلُونَ ٱلۡعَرۡشَ
وَمَنۡ حَوۡلَهُ ۥ يُسَبِّحُونَ بِحَمۡدِ رَبِّہِمۡ وَيُؤۡمِنُونَ بِهِۦ
وَيَسۡتَغۡفِرُونَ لِلَّذِينَ ءَامَنُواْ رَبَّنَا وَسِعۡتَ ڪُلَّ شَىۡءٍ۬
رَّحۡمَةً۬ وَعِلۡمً۬ا فَٱغۡفِرۡ لِلَّذِينَ تَابُواْ وَٱتَّبَعُواْ سَبِيلَكَ
وَقِهِمۡعَذَابَٱلۡجَحِيمِ(٧
"Semua
malaikat bertasbih dan memuji Tuhan mereka dan beriman kepada-Nya, mereka juga
memohonkan ampunan untuk orang-orang yang beriman (dengan do'anya) : Wahai
Tuhan kami, Maha Luas rahmat dan ilmu-Nya, karena itu berilah ampunan
orang-orang yang bertaubat dan mengikuti perintah-Mu serta selamatkanlah mereka
dari siksa api neraka" (QS 40:7).
Pada
ayat di atas jelaslah bahwa malaikat selalu mendampingi orang-orang yang
beriman serta senantiasa mendo'akan mereka. Manusia yang demikian ini disebut
sebagai orang yang memperoleh intuisi Malaikat atau intuisi Infra intelektual
dalam al Qur'an disebut Ulul Albab, firman Allah :
هَلۡ يَسۡتَوِى ٱلَّذِينَ يَعۡلَمُونَ
وَٱلَّذِينَ لَا يَعۡلَمُونَۗ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُوْلُواْ ٱلۡأَلۡبَـٰبِ
(٩ ..........
"
... Apakah sama halnya mereka yang berilmu pengetahuan dengan mereka yang tidak
berilmu pengetahuan ? sungguh hanya mereka yang menggunakan asas kemauannya
(principe van de wil), itulah mereka yang memiliki akal sempurna (Ulul Albab)
atau akal syarafi" (QS 39:9).
Apabila seseorang menerima intuisi Malaikat Mikail
(yang bertugas mengurus semua peredaran alam dan pertukaran musim dan
lain-lainnya), ia akan memperoleh kekuatan atau tenaga ghaib dan memiliki
kecakapan dalam bidang ilmu hayat, perbintangan, pertukaran musim, mengetahui
sesuatu peristiwa yang akan terjadi dan senantiasa mendapatkan teori-teori
yang genial, menemukan pemikiran-pemikiran baru (Niewe
outdenkingen) membangun rona dunia modern (De bouwers van het
moderne wereldbeeld) menghasilkan kegiatan dalam lapangan mistik (Mystiece
activiteit) dan giat mengembangkan agama (Religieuse activiteit)
firman Allah
:
هُوَ ٱلَّذِى يُصَلِّى عَلَيۡكُمۡ
وَمَلَـٰٓٮِٕكَتُهُ ۥ لِيُخۡرِجَكُم مِّنَ ٱلظُّلُمَـٰتِ إِلَى ٱلنُّورِۚ وَڪَانَ
بِٱلۡمُؤۡمِنِينَرَحِيمً۬ا(٤٣
"Allah memberikan rahmat kepadamu beserta malaikat-Nya supaya
dikeluarkannya kamu dari kegelapan menuju sinar yang terang benderang, Tuhan
Maha Pengasih atas mereka yang beriman" (QS 33:43).
Kalau manusia biasa dengan usahanya mampu memiliki sinar Allah yang dihembuskan
Malaikat sebagai penghubung (Relatie geest) sehingga manusia itu
dapat memiliki bermacam-macam ilmu pengetahuan tanpa banyak belajar serta
memiliki ilmu pengetahuan ghaib yang mengagumkan, dengan jalan menggunakan aku
batin serta kepribadian sejatinya (sujektive ik), tentulah tak
perlu diherankan jika seorang Nabi yang menerima hembusan dari Malaikat Jibril
sehingga terbukalah panca indra batin untuk kemudian pergi memanjat ruang
angkasa melakukan Isra' dan Mi'raj kepada Tuhannya.
****
3
BURAQ
SEBAGAI ROH IDLOFI
Sebagaimana
diketahui adanya suatu pergeseran antara unsur-unsur menghasilkan suatu
kekuatan tolak-tarik atau disebut tenaga magnet (Magnetische kracht).
Tenaga magnet itu mempunyai aliran yang dinamakan listrik. Listrik mempunyai
tenaga yang kemudian dinamakan tenaga listrik.
Tenaga listrik yang dipergunakan di bidang teknik biasanya untuk menggerakkan
sesuatu. Dengan tenaga listrik ini benda-benda yang diam dapat digerakkan
dengan kecepatan yang dikehendaki. Dengan kata lain, tenaga listrik itu
merupakan rohani ciptaan manusia lantaran dapat menggerakkan benda-benda seperti
trem listrik, mobil dan semacamnya. Roh dari benda itu disebut dominan, yang
juga dapat disebut "daya hidup" dari benda.
Begitu juga elektron yang membentuk atom dapat dinamakan "roh benda"
(Anima mineralis). Apabila elektron-elektron itu runtuh dari
susunannya maka tenaga yang keluar dari proses itu sangat besar sekali inilah
yang disebut tenaga atom (Atom energie). Tenaga atom ini dapat
digunakan untuk menggerakkan benda-benda seperti kapal-kapal yang mempunyai
kecepatan yang tinggi sekali. Semua itu adalah hasil ciptaan otak lahir manusia
yang diketemukan dalam benda-benda mati.
Seperti telah diuraikan bahwa mesin mempunyai dominan yang berasal dari
penciptanya. Begitu pula dengan makhluq hidup terdapat juga daya dominan yang
sudah barang tentu tidak hanya mampu menggerakkan benda mati saja tetapi juga
jasad-jasad hidup dapat digerakkan menurut kehendaknya.
Jika tenaga ataom yang berasal dari benda mati dapat menggerakkan benda-benda
yang besar sekalipun, maka tenaga atom yang berasal dari benda hidup, yakni
rohani manusia tentu kemampuannya lebih besar daripada tenaga atom untuk
menggerakkan benda-benda.
Apabila bion-bion runtuh dari susunannya, yakni rohani,
maka tenaga yang keluar dari runtuhan itu akan sangat besar kekuatannya. Oleh
karena rohani merupakan sesuatu yang ghaib, tentulah tenaga yang keluar dari
rohani itu berwujud ghaib pula dan tenaga rohani yang ghaib ini disebut "meta
energi". Jasad hidup yang mempunyai tenaga ghaib inilah yang
dinamakan "buraq".
Buraq mempunyai dua arti. Bagi ilmu pengetahuan
eksakta Buraq berarti aliran elektris yang keluar dari
benda mati. Tetapi bagi ilmu pengetahuan abstrak (meta-physics). Buraq berarti
aliran listrik ang dikeluarkan dari benda hidup, rohani. Buraq inilah
merupakan kendaraan yang digerakkan oleh tenaga atau kekuatan rohani Rasulullah
SAW.
Buraq sebagai energi dari benda hidup, rohani tentu memiliki
kecepatan gerak jauh melebihi kecepatan energi yang dikeluarkan benda mati,
seperti tenaga atom misalnya. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa
tenaga atom adalah hasil ilmu pengetahuan eksakta, sedangkan tenaga rohani
hasil ilmu pengetahuan abstrak yang berwujud sesuatu yang ghaib.
Buraq sebagai hasil ilmu pengetahuan abstrak, sudah
sewajarnya apabila Buraq merupakan binatang ghaib yang
bukan berasal dari alam benda ini melainkan dari alam rohani. Adalah mustahil
dapat hidup dan mempunyai keturunan di alam benda ini, karena alam benda bukan
alamnya.
Kita ambil misal yang serendah-rendahnya, kecepatan buraq disamakan
dengan kecepatan elektris, yaitu 300.000 km/detik. Maka kecepatan buraq yang
dikendarai Rasulullah SAW menempuh jarak kota Mekkah ke Palestina sejauh 1.500
km itu adalah 1/200 detik.
Padahal kecepatan elektris adalah hasil teknik berasal dari benda mati,
sementara adalah hasil teknik yang berasal dari benda hidup. Tadi sudah
dikatakan bahwa kekuatan tenaga yang berasal dari benda mati sangat kecil jika
dibandingkan dengan dengan kekuatan tenaga yang dihasilkan benda hidup. Dengan
demikian dapat dikatakan kecepatan buraq sesungguhnya
jauh melebihi kecepatan elektris yang cuma 300.000 km (jarak antara Masjidil
Haram di Mekkah menuju ke Masjidil Aqsha di Palestina), buraq hanya
membutuhkan 1/200 detik saja.
Mungkin masih banyak sarjana ilmu pengetahuan eksakta yang bertanya, "Dapatkah
tenaga rohani menggerakkan benda-benda mati ?". Untuk ini banyak
sekali contoh, Seperti yang sering dilakukan ahli-ahli mystik, misalnya di kota
Sumenep sering didengar ataupun disaksikan orang apa yang disebut "Nyinyibut" biasanya
digunakan orang untuk mencari benda, barang hilang. Seorang dukun membaca do'a
disampaikan di hadapan sebuah benda mati, tak lama kemudian benda itu bergerak
dan berjalan mencari barang yang hilang itu.
Contoh lain, seorang yang dibacakan do'a tertentu dan diberi minum segelas air,
dalam waktu yang tidak lama, orang itu mampu melakukan gerakan-gerakan pencak
silat dengan tepat dan cepat, walaupun orang tersebut sebelumya tidak pernah
belajar bermain pencak silat.
Contoh lain, seorang ahli sihir dapat menggerakkan benda mati dengan kecepatan
yang luar biasa hingga sampai pada sasarannya tanpa pilot atau orang yang
mengendalikan. Dalam bahasa Madura disebut "panah".
Benda terbang itu, panah, tidak ubahnya bagaikan roket V-I
dan V-II yang pernah ditembakkan pihak Nazi Jerman ke London yang sekarang
lebih dikenal dengan "peluru kendali" (rudal) dan masih banyak lagi
macamnya.
Apa yang dilakukan ahli sihir itu merupakan hasil dari tenaga rohani, bukan
hasil tenaga mesin. Sampai sekarang ilmu pengetahuan eksakta masih meraba-raba
dan mulai mengadakan penyelidikan dengan seksama tanpa kekuatan tenaga rohani
sekalipun akal mereka belum semuanya dapat menerima kenyataan, tetapi
bukti-bukti makin lama makin nyata.
Kalau tenaga syetan atau jin yang berasal dari intitein wereld itu
dapat menggerakkan "Nyinyibut", sihir dan semacamnya.
Betapa pula dengan Rasulullah SAW yang mempunyai jiwa suci dengan mudah dapat
berhubungan langsung ke alam wahdaniah yang dengan
menggerakkan semua gerak yang disebut Maha Gerak, tentulah Rasulullah SAW amat
mudah pula menciptakan Buraq dengan tenaga
rohani-Nya.
Di dalam ilmu Mystics Modern dikenal apa yang
disebut magnetism, hipnotism, spiritisme dan
semacamnya. Dengan ilmu-ilmu itu orang mampu menggerakkan benda-benda mati.
Alat apakah yang mereka gunakan ? Tentu saja dengan alat atau tenaga rohaninya.
Mungkin masih ada sarjana Ilmu Pengetahuan eksakta yang menanyakan, "Dapatkah
dengan tenaga Rohani, dijelmakan suatu benda hidup, sebagaimana Rasulullah SAW
dengan tenaga rohaninya mampumenjelmakan binatang Buraq (Planeten system) ?".
Apabila bintang yang mendekati matahari, yang menjadi pusat sistem planet dapat
menjelmakan suatu benda yang bernama planet, maka sudah wajarlah bila manusia
dengan tenaga rohaninya mendekati Allah SWT yang menjadi pusat sekalian alam
pastilah akan menjelmakan suatu benda tetapi wujud benda itu ghaib.
Makin dekat rohani manusia kepada Allah makin banyak sinar Allah yang ia
terima. Sehingga sinar itu meliputi seluruh rohaninya dan akan menjadikan
rohani manusia kuat sekali. Sinar rohani merupakan jasad-jasad halus dan ghaib
yang dapat dipergunakan bila diperlukan. Sebagaimana juga sinar sinar matahari
yang diterima daun-daun dapat mengadakan asimilasi, yang pada gilirannya
menjelmakan bunga dan buah. Padahal bunga dan buah itu sebelumnya tidak
ada.
Dengan keterangan ini nyatalah bahwa dengan adanya pergeseran unsur-unsur
(pergeseran benda mati) mampu menimbulkan sesuatu yang hidup yakni tenaga hidup
(roh benda). Maka tidaklah aneh apabila adanya pergeseran benda-benda hidup.
Oleh karena rohani itu sesuatu yang ghaib maka pergeserannyapun akan
menimbulkan sesuatu yang ghaib pula.
Sebagai contoh, di Sumenep dikenal apa yang disebut "Pok-kopok",
yakni hasil ciptaan seseorang yang ditingkatkan ke alam syetaniyah sehingga
dengan daya ciptanya, ia dapat menjelmakan binatang-binatang yang hidup dan
dapat dipergunakan untuk mencuri. Umumnya binatang ciptaan seperti ini di
Sumenep digunakan untuk mencuri beras. Penjelasan ringkasnya sebagai berikut
:
Orang yang mempunyai ajaran dan kemampuan seperti itu apabila berkehendak
menciptakan Pok-kopok tersebut, terlebih dahulu harus
tidur di suatu tempat tersendiri. Tidur demikian ini dinamakan tidur setengah
pingsan. Tidak beda dengan orang yang kesurupun. Saat ia tidur itulah ia
memanggil-manggil nama syetan dengan disertai do'a yang campur aduk. Setelah
beberapa lama rohani orang itu mengalami pergeseran dengan makhluq halus,
syetan. Akibat pergeseran tadi menjelmakan sesuatu yang ghaib berwujud makhluq
ghaib, tidak dilihat dan diraba panca indra lahir. Tetapi apabila ada orang
yang dapat melihat dengan panca indra batinnya, makhluq halus itu nampaknya
seperti bentuk kalelawar. Inilah yang disebut Pok-Kopok.
Makhluq halus tersebut akan terbang menuju sasaran yang dikehendaki orang yang
mempunyai aji-aji itu. Kemudian ia mengambil beras berulang-ulang kali dengan
cepatnya sebanyak yang dikehendakinya pula.
Kenyataan ini banyak sekali, seperti manusia jadi-jadian yang menjelma sebagai
tikus, macan, bebek, babi hutan dan sebagainya. Peristiwa semacam ini banyak
terdengar di daerah Madura dan Jawa Timur, yang oleh orang Madura disebut
"arajja". Kegiatan "arajja" ini
mengandung tujuan syetanis (duivels) diabolis (daemonis)
yang sangat merugikan dan membahayakan masyarakat.
Kalau pergeseran antara rohani manusia dengan syetan dan jin kafir itu mampu
menjelmakan makhluq-makhluq halus seperti itu, bukankah tidak mustahil kalau
rohani Rasulullah yang suci murni jika bergeseran dengan malaikat selaku
makhluq halus yang suci pula akan juga menjelmakan makhluq halus yang
bernama Buraq itu.
Di
dalam hadits disebutkan bahwa Buraq datangnya dari
Syurga dan berbentuk binatang. Sedangkan Syurga adalah tempat bagi
makhluq-makhluq suci termasuk malaikat, jadi dengan adanya pergeseran antara
rohani Rasulullah yang suci dengan Malaikat yang dari syurga, tentu pula dapat
menjelmakan makhluq halus yang datangnya dari syurga jua.
Selanjutnya disebutkan bahwa buraq bertubuh binatang
berkepala manusia. Hal ini merupakan ibarat bahwa rohani manusia itu harus
menunggangi hawa nafsunya dan bukan sebaliknya. Ibarat ini ini bermaksud agar
rohani manusia jangan sampai dikendalikan hawa nafsunya. Rohani manusia harus
mengendalikan hawa nafsunya, sebagaimana kusir kereta mengendalikan kuda,
bukannya kuda yang mengendalikan kusir. Jika kusir itu tetap mengendalikan
kudanya, kereta bakal lancar jalannya dan sampai pada tujuan dengan selamat
baik kusir, kuda maupun keretanya. Kuda di sini diibaratkan sebagai roh idhofi (roh
perantara-relatie geest) sebagai syarat untuk mencapai arah
tujuan.
Sekarang marilah kita bayangkan apabila keadaan terjadi sebaliknya. Jika kuda
yang menjadi kusir dan kusirnya menjadi kuda, niscaya jalannya kereta akan
menyeleweng ke mana-mana, ke sawah, ke ladang atau menabrak rumah. Akibatnya
tidak akan sampai ke arah yang dituju, bahkan kusir, kuda dan keretanya akan
berantakan tak tentu arah.
Jadi sangat logis sekali kalau Rasulullah menunggangi buraq,
yakni rohani Rasulullah menunggangi hawa nafsunya. Sekiranya ada orang yang bertanya
mengapa rasululah SAW tidak diangkat begitu saja ke langit tanpa
mengendarai buraq, bukankah sudah terjawab oleh keterangan
yang baru di atas bahwa dengan berkendaraan buraq itu
merupakan ibarat, tamsil ke arah pendidikan dan pengajaran ketuhanan dan budi
pekerti.
Inilah sekedar keterangan mengenai buraq, walaupun
sebenarnya peristiwa buraq tersebut sangat luas sekali
keterangannya. ***
4
BION ROHANI MENEMBUS SEGALA KEADAAN
Di
dalam kitab Mi'raj disebutkan, tatkala Rasulullah SAW akan Isra' dan Mi'raj
beliau sedang berada di Masjidil Haram (Mekkah) dalam keadaan setengah tidur,
yaitu tidak tidur dan tidak terjaga (bangun). Dalam keadaan demikian
pikiran-pikiran beliau sedang dipusatkan ke Alam Abstrak. Bermakna beliau
tengah mengadakan persiapan-persiapan batin untuk menuju ke alam yang abstrak.
Keadaan demikian disebut tidak tidur dan tidak terjaga.
Apakah yang dinamakan tidur ? Dengan ringkat dapat dijawab apabila rohani
sedang berada dalam keadaan mengembara. Jelasnya tidur itu ada beberapa macam
:
1.
tidur
biasa, badan, perasaan, ingatan, kesadaran dan pikirannya tidak bekerja.
Disebut juga "tidur penuh".
2.
tidur
yang hanya perasaannya saja bekerja, sedang badan, ingatan, kesadaran dan
pikirannya tidak bekerja. Tidur seperti ini disebut juga "tidur-tidur
ayam", misalnya sering kita alami ketika sedang tidur, kita masih
dengar jam atau suara orang yang sedang berjalan, tetapi kita tidak mempunyai
kemampuan untuk berjalan.
3.
tidur
yang hanya badan dan sebagian ingatannya saja bekerja, sementara lainnya tidak
bekerja. Tidur semacam ini disebut "slaap wandel".
4.
tidur
yang hanya kesadarannya saja yang bekerja, sedang lainnya tidak, misalnya
seorang bisa membaca buku dalam keadaan tidur atau mata tertutup dan
semacamnya. Tidur semacam ini disebut "Somnabulismus"
5.
tidur
yang disebabkan disirep atau dihipnotis. Seseorang yang sedang dihipnotis ke
semua perasaan, ingatan, kesadarannya tidak bekerja, kecuali pikirannya/otaknya
saja.
Adapun
yang tidak pernah tidur adalah rohani manusia saja. Salah satu bukti bahwa
rohani tidak tidur dapat diterangkan sebagai berikut : sering terjadi pada diri
kita sebelum tidur kita berniat akan bangun pada jam tertentu yang kita
kehendaki. Saat waktu yang dikehendaki tiba, jasmani kita dibangunkan oleh
rohani baik secara langsung maupun tidak langsung melalui mimpi yang
membangunkan jasmani (wekdromen).
Adapun setengah tidur, manakala hanya badan saja yang tidur, sedang lainnya
tetap dalam keadaan terjaga, sebagaimana yang dialami Rasulullah SAW dengan
bantuan rohaninya, badan atau jasad beliau dapat diangkat menurut kemauan
rohaninya.
Rohani dapat menembus segala keadaan tergantung pada gelombang segala keadaan
tergantung pada gelombang dan angka getaran masing-masing bion yang
menyusunnya. Makin pendek gelombangnya akan makin tinggi angka getarannya dan
akan lebih berkuasa pula bion-bion rohani menembus pagar keadaan. Dengan
keadaan itulah Rasulullah SAW dapat menembus segala macam atmosfir. Oleh karena
pikiran, perasaan, serta ingatannya beliau berbincang-bincang dan bersoal jawab
dengan malaikat dalam perjalanan beliau ketika Isra' dan Mi'raj. Karena
pengaruh rohaninya yang memberikan sugesti maka jasmani beliau tetap
sehat.
Pernah kita saksikan, orang yang tengah dihipnotis, badannya diinjak-injak
tetap saja kuat, tidak mengeluh. Orang yang tidur di atas paku, orang berjalan
di atas api, semuanya tidak merasa sakit ataupun kepanasan terbakar. Dalam
pertunjukan telepathy seseorang menanam atau
menguburkan dirinya dalam tanah selama beberapa jam, beberapa hari, bahkan orang
fakir di India mampu membenamkan dirinya dalam tanah selama 40 hari. Orang
fakir itu tidak makan atau minum, tidak menghirup udara (oksigen),
tidak tidur. Namun ia tetap hidup dan jasmaninya tidak rusak.
Kalau manusia biasa, bukan nabi, dengan ketinggian jiwanya mampu berbuat
sedemikian itu, betapa pula dengan Rasulullah SAW yang sudah dinyatakan Allah
sebagai Rasul, yang setiap saat dapat mendekati Allah SWT tentunya beliau mampu
melakukan seperti apa yang kemudian dialaminya dengan Isra' dan Mi'raj itu.
Rohani beliau tidak mempunyai tuntutan materiel lagi. Pikiran beliau dapat
mengubah elektron-elektron pikiran dan kemudian menyusunnya menjadi aether serta
mengembalikan elektron-elektron itu ke pangkalnya semula, sebagaimana dengan
air yang berputar-putar ketika putarannya berhenti, air kembali ke pangkalnya.
Air itupun menjadi kembali tenang. Inilah yang disebut muthmainnah.
Pikiran yang muthmainnah menjadi pikiran yang normatif
sedangkan pikiran yang normatif mempunyai obyek untuk memanjat ke arah yang
abstrak.
***
5
OPERASI
JIWA UNTUK MENGHADAPI YANG MAHA HALUS
Dengan
demikian keadaan setengah tidur yang dilakukan rasulullah SAW tidak lain
adalah meditasi atau tafakkur menuju yang abstrak, yang
tertinggi, yaitu Allah SWT. Dalam keadaan tafakkur itulah Rasulullah SAW dibawa
malaikat ke sekitar Sumur Zam-Zam. Di sana, di sumur itu, beliau mendapatkan
operasi jiwa. Operasi jiwa yang dilakukan Malaikat terhadap beliau untuk
menyelidiki kalau di dalam panca indra batin beliau masih ada sesuatu yang
perlu dibersihkannya. Badan rasa (Geoelslichaam) beliau juga
diperiksa, kemudian dikeluarkan sejenak dari tubuh beliau. Mengenai badan rasa
ini bila dikeluarkan dari tubuh (Exteriosatie), akan
menghilangkan rasa pada jasmani, sekalipun jasmani tertusuk oleh suatu benda.
Hal demikian sangat perlu bagi nabi agar jasmani beliau tidak merasa sakit
ataupun yang lainnya bila bersentuhan dengan atmosfir yang berlapis-lapis dan
beraneka ragam itu serta sangat berbahaya, yang akan dijumpai dalam perjalanan
beliau.
Setelah itu, badan nafsu beliau dicabut oleh Malaikat. Daya-daya nafsu ini
dipindahkan dan dialirkan ke dalam pusat ingatan untuk seterusnya ke pusat akal
sehingga menuju ke pusat kemauan. Maka terjelmalah amal perbuatan untuk melaksanakan
tugas Isra' dan Mi'raj itu dengan daya pikir yang lengkap (De
levensckracht/pranis-lichaam). Karena itulah dalam perjalanan Isra' dan
Mi'rajnya, pikiran dan ingatan beliau tetap sadar dan dapat menyaksikan segala
sesuatu yang beliau jumpai dalam perjalanan dengan jelas sekali. Nyatalah
beliau masih cakap berbicara dapat menceritakan segala pengalamannya dengan
lengkap kepada sahabat-sahabat beliau setelah kembali dari perjalanan Isra' dan
Mi'raj.
Setelah daya-daya nafsu beliau dialirkan sedemikian rupa sampai berwujud
kemauan yang sempurna menyusullah kemudian daya-daya yang ada di badan akal (De
menschelijke ziel/devaschanis lichaam) beliau dialirkan ke arah otak
untuk diteruskan ke arah budi (De geestelijke krachk/Budis lichaam).
Dengan memakai alat budi inilah beliau dapat menerima firman-firman Allah
secara langsung. Bagian ini disebut atman (De geestelijke/het goddelijke
principe atau het levens beginsel).
Seorang yang dapat mencapai tingkatan ini dinamakan sebagai Insan Kamil (manusia
sempurna). Ia mampu mengetahui hakekat yang mutlaq.
Peristiwa operasi jiwa yang halus dilakukan karena beliau akan menghadapi yang
Maha Halus (latif) ini untuk menunjukkan bahwa budi Rasulullah
SAW sangat tinggi. Seperti yang telah difirmankan oleh Allah SWT :
وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ۬
(٤
"Sesungguhnya engkau Muhammad
mempunyai budi pekerti yang agung" (QS 68:4)
***
6
MANUSIA
DAPAT MENEMBUS ALAM WAHDANIAHNYA
Kedudukan
akal dan budi dapat diterangkan secara ringkas sebagai berikut : Akal baru bisa
berpikir kalau menerima masukan (input) yang diperoleh melalui panca indra
lahir. Sedangkan budi baru dapat bekerja kalau masukan (input) yang diperoleh
melalui panca indra batin.
Dengan keterangan ini kita dapat membedakan antara akal dan budi. Akal
merupakan alat berpikir menuju ke alam benda. Sedangkan budi merupakan alat
berpikir menuju ke alam abstrak. Di dalam ilmu tasawwuf, akal disebut sebagai
jantung batin.
Rasulullah SAW dalam sebuah hadits bersabda, "Dalam tubuh
manusia ada segumpal daging, apabila daging itu baik, menjadi baiklah seluruh
tubuhnya. Apabila daging itu jelak atau kotor akan jeleklah seluruh tubuh.
Segumpal daging itu adalah jantung".
Yang dimaksud jantung dalam hadits tersebut adalah jantung batin, yakni budi.
Tafsir terhadap hadits itu sebagai berikut, dapatlah kita sebutkan bahwa baik
dan jahatnya manusia tergantung pada budinya, bukan pada akalnya. Dengan
demikian dapat kita tarik kesimpulan, bahwa yang menentukan derajat perbedaan
manusia dengan hewan adalah budinya. Filosof Hegel mengatakan, "Apabila
manusia tidak lagi mempergunakan akal dan budi (Verstand und Vernunft),
Perbedaan akal dan budi adalah akal mempunyai obyek-obyek yang materiil dan
terbatas, sedangkan budi mempunyai obyek-obyek yang immateriil dan tak terbatas
(unbedingt und unendlich).
Sebagaimana yang telah diterangkan bahwa budi merupakan sinar bagi akal.
Apabila akal menerima sinar dari budi atau dengan perkataan lain akal menyerap
sinar budi, maka unsur-unsur pikiran yang ada dalam akal akan bertambah dengan
unsur-unsur pikiran yang mengalir dari budi. Proses penyusunan unsur-unsur
pikiran yang mengalir dari budi ini akan menjelmakan "ilham" atau
intuisi.
Dengan
keterangan ini dapat diketahui bahwa akal menjadi alat penerima gelombang yang
datangnya dari budi. Sedang budi menerima gelombang-gelombang sinar yang datang
dari alam abstrak. Dengan kalimat lain, budi merupakan alat pemancar (zender)
yang memancarkan gelombang kepada akal. Sedangkan terhadap alam abstrak, budi
berfungsi sebagai alat penerima gelombang (Ontvanger). Akal yang
menerima gelombang-gelombang sinar budi sebagaimana tadi disebutkan,
menjelmakan sinar gelombang itu menjadi ilham.
Ilham berarti pengamatan langsung (Direct anschouwing) yang
kemudian menjelmakan perikemanusiaan, kesucian, keadilan dan kesusilaan. Jika
demikian halnya, kita dapat mengatakan, budi itulah yang menjadi sumbernya
kemauan, keadilan, perikemanusiaan, kesucian dan keadilan. Ilham dapat
menghasilkan kecakapan yang tidak mungkin dapat dimengerti oleh akal atau
rasio. Semua orang dapat memiliki ilham ini. Dengan ilham ini orang dapat
memiliki kecakapan untuk mengetahui suatu tanda analisa, ahli ilmu pengetahuan
akan memperoleh kemajuan yang bernilai tinggi. Walaupun ilmu pasti (matematika)
mempunyai rumus bentuk yang logis, tetap juga memerlukan ilham ini.
Bahkan Einstein ketika menemukan rumusnya yang paling terkenal, E=mc², telah
mengetahui hasilnya lebih dahulu sebelum ia mengadakan perhitungan secara
lengkap. Ia mengetahui hasil itu tanpa pertolongan ilmu pasti. Inilah hasil
ilham, yang dapat mengetahui adanya suatu kenyataan dengan kenyataan lain,
padahal sebelumnya hubungan antara kedua kenyataan itu belum diketahui. Rumus
Einstein inilah, E=mc² yang mempunyai dasar ahli ilmu fisika
untuk menciptakan bom atom.
Budi juga disebut otak batin. Apabila otak batin tidak dapat dipergunakan,
berarti alat-rohaninya banyak yang rusak. Akibatnya budinya rusak pula. Inilah
yang dinamakan penyakit rohani. Jika budi telah rusak akan membahayakan diri
sendiri dan masyarakat serta bangsanya. Akibat dari penyakit rohani ini akan
menimbulkan rasa tamak, congkak, sombong dan semacamnya. Jika manusia
dihinggapi penyakit tersebut perlu segera diobati. Obat untuk penyakit ini
tidak terdapat di rumah sakit di seluruh dunia, tidak mungkin pula tubuh
penderita penyakit ini dioperasi, karena yang sakit bukan tubuhnya melainkan
jiwanya. Yang dapat dapat melakukan operasi jiwa seperti ini hanya Rasulullah
SAW, sebab beliau telah mempelajari cara mengoperasi jiwa dari Malaikat. Karena
itulah ajaran dan tuntunan serta petunjuk beliau merupakan operasi rohani.
Siapa yang mengikuti jejak dan tuntunan beliau berarti telah melakukan operasi
jiwanya sendiri, sehingga ia menjadi orang yang berbudi. Tepat sekali jika
beliau bersabda. "Aku diutus untuk menyempurnakan kemuliaan
budi pekerti"
Oleh karena itulah Nabi-Nabi dan rasul khususnya Nabi Muhammad SAW diutus Allah
untuk memimpin umat yang akhlaknya dikatakan seperti hewan di zaman itu. Para
Nabi dan Rasul tidak diberi harta benda melimpah oleh Tuhan, tidak pula diberi
alat persenjataan, tetapi diberi budi pekerti yang baik dan mulia sebagai
senjata yang amat tajam melebihi senjata tajam yang pernah ada.
Nabi Muhammad SAW adalah pemimpin yang selalu dapat mengatasi segala macam
kesulitan dan kekerasan di negeri Mekkah hanya dengan menggunakan alat budi
pekerti saja. Alat budi pekerti inilah yang merupakan obat penyakit rohani,
demoralisasi dan kejahilan yang parah. Penyakit rohani semacam ini tidak dapat
diobati dengan jenis obat materiil, tidak dapat diinjeksi dengan B
complex, streptomisin, penisilin dan sejenisnya. Penyakit ini
hanya bisa diobati dengan jenis obat spiritual, yaitu budi pekerti yang tinggi
dan mulia inilah dapat dijelmakan amal yang ikhlas, yakni perbuatan yang
ditujukan ke arah kemaslahatan masyarakat, kepentingan bersama, kemuliaan
agama, bangsa dan negara tanpa mengharapkan upah, hadiah dan puji-pujian
lainnya.
Dengan budi yang menjelmakan amal yang ikhlas inilah Rasulullah SAW siang dan
malam memberikan pimpinan kepada umatnya yang dihinggapi penyakit jiwa yang
sangat berbahaya itu, umat yang sudah sekarat dan menanti keruntuhan bangsa dan
Negeri Mekkah. Nabi Muhammad SAW dengan ikhlas memberikan pengobatan, di tengah
panas yang sangat terik, naik turun gurun pasir dengan berjalan kaki dan
menahan lapar dan dahaga. Sedikitpun beliau tidak menuntut ongkos jalan atau
upah kepada Tuhan. Tanpa meminta ongkos penginapan, uang makan dan fasilitas
lainnya. Demikianlah amal yang ikhlas. Sekalipun Nabi Muhammad SAW mendapat
tantangan dan ancaman serta perlawanan dari orang-orang Mekkah, semuanya
diterima dengan sabar dan ikhlas. Kendatipun misalnya Nabi Muhammad SAW memohon
pertolongan Tuhan untuk menghancurkan semua penentang dan musuh-musuh beliau
niscaya akan dikabulkan Allah. Akan tetapi Muhammad SAW seorang pemimpin
berbudi pekerti tinggi, bukanlah hukuman dan adzab yang diminta kepada Tuhannya,
bahkan sebaliknya beliau memohonkan kepada Tuhan dalam do'anya, "Wahai
Tuhan, berikanlah petunjuk kepada hamba-Mu karena mereka sesungguhnya tidak
mengerti (sadar)".
Dengan
budi yang demikian inilah Tuhan dan malaikat membacakan shalawat dan pujian
kepada beliau. Dengan demikian dapatlah kita menyelami bahwa budi pekerti
inilah yang dapat meningkatkan derajat manusia ke arah kemajuan dalam segala
bidang, kemuliaan bangsa, kemakmuran negara, keadilan dan kesejahteraan yang
merata di masyarakat. Dengan budi yang mulia inilah manusia dapat menembus alam
wahdaniah. Tidaklah mengherankan apabila Tuhan memberikan mu'jizat-mu'jizat
kepada para Nabi berupa ilmu pengetahuan yang tidak dapat ditangkap panca indra
manusia biasa. Mu'jizat yang mampu membalik jiwa manusia yang telah terserang
penyakit yang parah menjadi jiwa yang mulia dan sembuh sama sekali dari
penyakitnya.
***
7
BEBERAPA
ILMU PENGETAHUAN ABSTRAK
Psychometrie ialah ilmu yang dapat mengetahui peristiwa pada
suatu jarak tertentu, dekat maupun jauh melalui pancaran rohani baik di alam
dunia maupun angkasa luar.
Manusia yang memiliki ilmu ini dapat melihat suatu benda, katakanlah barang
yang hilang, dengan memperhatikan bekas-bekas suatu benda tadi. Misalkan
seorang pencuri telah meninggalkan bekas-bekas tertentu di suatu tempat, maka
seorang psychometrist dapat mengetahui dimana pencuri
itu sekarang berada, namanya dan bahkan tepat tinggal si pencuri tadi. Caranya
dengan melakukan hubungan rohani antara sang psychometrist dengan
bekas-bekas yang ditinggalkan pencuri tadi.
Clairvoyance : Suatu ilmu yang dapat mengetahui, meraba
suatu yang tersembunyi, melihat suatu peristiwa yang akan terjadi, melihat
dengan sadar sesuatu yang berada di sekitarnya walaupun dengan mata tertutup.
Manusia yang memiliki ilmu ini dapat melakukan pekerjaan seperti menulis,
bercakap, mengendarai mobil ataupun menembak dalam keadaan mata tertutup.
Telepathy : Pengetahuan yang dapat digunakan untuk melihat
suatu peristiwa dari jarak jauh sekali dengan sempurna. Kecakapan seperti ini
dimiliki oleh orang yang mampu mengatur gelombang rohaninya yang tersusun dari
bion-bion dan mampu melayang dengan kecepatan yang tinggi sekali menuju suatu
tempat yang dikehendaki sehingga akan memberikan gambaran yang lengkap tentang
ssuatu keadaan atau peristiwa di tempat lain, seperti pertandingan, rapat-rapat
bahkan di ruang terbuka maupun tertutup.
Somnambulisme : Ringkasnya ilmu ini menggunakan alat
pengantar ke arah rohani lain yang disebut sebagai faktor psyche.
Seorang yang memiliki ilmu ini dapat mendengar perkataan orang lain walaupun di
tempat ramai atau gaduh. Somnambulisme adalah suatu
kemampuan untuk mendengar yang luar biasa sekali. Orang yang sedang dalam
keadaan somnambulisme ini gelombang rohaninya dapat
bertindak untuk menangkap segala macam bunyi-bunyian dan suara apapun juga.
Bahkan rohaninya mampu membaca pikiran orang lain (Gedachtenlezen).
Pandangannya tajam sekali. Ia mampu menangkap pembicaraan orang lain walaupun
hanya dengan gerakan bibir saja.
Kalau seorang manusia biasa dapat memiliki ilmu ini, maka tak dapat dipungkiri
betapa Nabi Muhammad SAW yang rohaninya suci dan bersih itu mampu menangkap
getaran Malaikat yang berupa sinar-sinar yang halus melalui proses resonansi rohani.
Kendatipun dalam perjalanan beliau di ruang angkasa penuh dengan kegaduhan
suara-suara meteor, messon dan oer-atom yang bersimpang
siur di angkasa luar, beliau dengan tenang dan sempurna sekali mampu mengikuti
pembicaraan dan keterangan yang diberikan oleh Malaikat Jibril.
Makin tinggi pemanjatan yang dilakukan beliau maka makin banyak pula bahaya
yang dihadapinya. Misalnya beliau menjumpai sumber energi, yakni oer-atom yang
menyebabkan terbakarnya awan-awan sipiral. Awan-awan spiral itu tersusun dari
bintang-bintang yang menyebabkan pemecahan atom atmosfir yang mempunyai daya
tembus luar biasa sekali. Ke semuanya ini tidak mempengaruhi pribadi beliau
dalam perjalanannya di ruang angkasa itu. Seakan-akan di sekeliling beliau
tidak terjadi apa-apa. Tenang dan sunyi senyap.
Levitatie : Ilmu yang memberikan kemampuan untuk mengangkat
sesuatu. Misalnya, seseorang dengan menempatkan telapak tangannya di atas benda
kursi meja atau benda-benda lainnya, maka kursi atau benda itupun terangkat ke
atas. jadi dengan kata lain, Levitatie adalah suatu
kemampuan untuk menggerakkan atau mengangkat benda dengan jalan menentang gaya
berat dari benda itu. Peristiwa ini dapat dimisalkan dengan sepotong logam yang
elektron-elektronnya dalam keadaan tenang dan teratur sehingga mempunyai kekuatan
penarik magnetik sebagai akibat timbulnya daya listrik. Seperti yang terjadi
pada benda magnit yang mampu menarik benda lain, maka kemampuan levitatie ini
tak ubahnya kemampuan yang ada di dalam benda magnetik itu. Kemampuan dapat
diperoleh karena rohani yang tersusun dari bion-bion itu berada dalam keadaan
tertib dan teratur, yang didukung juga dengan suatu pemusatan pikiran (Gedachten
conertrarie) sehingga menimbulkan kekuatan menarik yang magnetis
sifatnya tadi.
Dengan keterangan ini dapat ditarik kesimpulan bahwa bagi siapa yang berhasil
menertibkan batinnya niscaya akan memperoleh tenaga ghaib yang menakjubkan. Di
India terdapat beberapa orang yang dapat mengangkat badannya sendiri dari tanah
melayang-layang ke udara. Suatu bukti bahwa levitatie itu
selain dapat mengangkat benda di luar tubuh manusia, ilmu ini dapat digunakan
untuk mengangkat tubuh orang itu sendiri.
Selain ilmu-ilmu yang telah disebutkan tadi terdapat juga ilmu-ilmu lain yang
tak mungkin diterangkan satu persatu di sini antara lain :
·
Ilmu
kekuatan pikiran (Gedachte Kracht)
·
Magnetisme
·
Kekuatan
yang tersembunyi (Verborgen Krachten)
·
Suggesti
(auto dan mental suggestie)
·
Heil-Magnetisme
·
Mediumschap
·
Hipnotisme
·
Psychofrapie
·
Materialisatie
·
Paraptoscopie
·
Dematerialisatie
·
Televisi
Apparaat
·
dsb
Demikianlah
keterangan tentang ilmu-ilmu pengetahuan ghaib yang dewasa ini banyak
dipelajari dan dikembangkan para sarjana modern. Dengan keterangan ini pula
dapat disimpulkan bahwa perjalanan Rasulullah SAW Isra' dan Mi'raj tak dapat
disangkal lagi kebenarannya oleh ilmu pengetahuan modern. Rasulullah Muhammad
SAW adalah manusia yang memiliki rohani yang suci dan bersih, dengan kesucian
dan kebersihan itu Rasulullah mampu mengadakan hubungan ke alam malaikat dan
alam Tuhan, yang kemudian menimbulkan suatu peristiwa Isra' dan Mi'raj
itu.
Dengan ini kita sudahi keterangan tentang operasi jiwa. Wallahu a'lam bis
showab.
***
8
PENGOBATAN
PSIKOSOMATIK
Dalam
ilmu kedokteran modern telah dikenal dikembangkan apa yang disebut ilmu psychomatics.
Ilmu baru ini disebut juga dengan nama Integrale Geneeskunde,
yaitu ilmu yang bertujuan mengenal dan mengetahui lebih dalam keseluruhan
pribadi setiap orang yang menderita sakit, baik yang berkaitan dengan jasmani
maupun rohaninya. Penemuan ilmu baru ini berbeda dengan ilmu-ilmu yang
sebelumnya, karena penyakit-penyakit yang ada di eksternnya saja (infeksi,
kuman bakteri, dan sebagainya) tetapi juga dilihat dari pengaruh kejiwaan yang
mungkin jadi penyebab penyakit itu, atau timbulnya gangguan batin (Ziels
Conflict) adalah disebabkan tidak adanya keselarasan atau kesimbangan
antara lahir dan batinnya.
Jika Tidak ada keseimbangan antara lahir dan batin seseorang akan menimbulkan
hambatan-hambatan (weerstand) kepada keinginan, cita-cita ataupun
kehendak seseorang.
Peristiwa hambatan impuls urat syaraf akan menimbulkan
juga suatu penimbunan arus litrik hidup dalam batin. Penimbunana arus listrik
hidup akan menyebabkan terjadinya tekanan dalam batin atau rasa sakit dalam
batin. Kenyataan sering terjadi, seseorang yang mempunyai kehendak, maksud atau
cita-cita dan rencana yang sudah disiapkan secara matang dan bersusah payah,
tiba-tiba kenyataan menunjukkan kegagalan, yang diharap, dicita-citakan tidak
terwujud, bahkan jauh sekali dengan yang diduga semula. Kegagalan semacam ini
akan menimbulkan tekanan batin yang serius. Timbulnya gangguan batin kadangkala
juga disebabkan pengkhianatan kawan seperjuangan yang semula menyatakan
kesetiaannya, sanggup bekerjasama dan bersedia menunaikan tugas atau cita-cita
mencapai tujuan yang direncanakan bersama, tiba-tiba saja teman tadi pergi dan
berbuat sebaliknya. Pengkhianatan seperti ini dapat menimbulkan tekanan-tekanan
batin, yang akhirnya akan menjadi penyakit.
Berat dan ringannya rasa sakit sebagai akibat tekanan batin bergantung dari
besar dan kecilnya hambatan atau penimbunan arus listrik tadi. Kalau rasa sakit
tidak segera dienyahkan dan diobati akan menimbulkan ketegangan pada otot-otot
(Spieren) yang seterusnya akan merusak alat-alat tubuh lainnya.
Apabila ketegangan atau kejangnya alat-alat tubuh berlangsung lama sekali tanpa
disadari akan menyebabkan terjadinya tekanan-tekanan pada pembuluh darah nadi
yang pada akhirnya juga akan menaikkan tekanan darah. Inilah yang kemudian akan
menimbulkan penyakit darah tinggi. bahkan beberapa penyakit seperti urat
syaraf, penyakit kelenjar, eksim dan sebagainya pada umumnya diakibatkan adanya
pertentangan atau ketidakseimbangan yang terjadi antara lahir dan batin
seseorang.
Penyakit yang diakibatkan tekanan batin semacam itu umumnya sukar sekali
disembuhkan dengan obat-obatan yang terbuat dari bahan-bahan kimiawi ataupun
yang alami. Tentunya penyakit tekanan batin ini hanya dapat diobati dengan
cara-cara rohaniah dan obat-obatan yang rohaniah pula. Pemeriksaan terhadap pasien
jenis ini memerlukan pemeriksaan menyeluruh (integral) atau
pengaruh timbal balik dari lahir dan batin si penderita. Melalui pemeriksaan
semacam ini akan diperoleh kesimpulan bahwa pada hakekatnya alat-alat tubuh
yang sakit sangat tergantung dan dipengaruhi oleh bentuk kepribadian si
penderita (Persoonlicjkheids structuur). Bisa juga terjadi karena
pengaruh lingkungan sekitarnya, misalnya : karena tekanan ekonomi, pertentangan
antara keluarga, antar kawan seperjuangan (kantor), ambisi untuk memperoleh
kedudukan, selalu mengharapkan pujian, gangguan seksual dan pengaruh sekitarnya
(Exogene millieu invloeden). Ke semuanya ini akan mempengaruhi
nafsu seseorang, sehingga nafsu tadi akan menguasai pribadi orang tersebut.
Oleh karena ia dikuasai nafsu, maka tindakan-tindakannya tidak lagi diawasi
rasa kesusilaannya. Apabila seseorang dalam tindakannya dikuasai kesusilaannya
(Etisch leven) maka dapatlah dikatakan orang itu dalam keadaan
sehat lahir batinnya. Sebaliknya jika ia dikuasai nafsunya dengan mudah akan
diketahui timbulnya pertentangan batin yang akan menimbulkan penyakit
badaniah.
Ilmu
jiwa modern (Harmonische Psychologie) memberikan bukti yang
akurat dan tidak dapat disangkal kebenarannya bahwa pengobatan utama dalam
ilmu Psychomatics adalah etika keagamaan (Religieus
Ethiek). Timbulnya emosi, dengki, cemburu, tamak, loba, rakus, gila
hormat, minta dipuja-puja, gila pangkat dan berebut kedudukan, kikir dan segala
macam emosi kemaksiatan adalah sumber dan pangkalnya segala macam penyakit
rohani yang akan menimbulkan penyakit jasmani. Penyakit jasmani yang nampak,
tidak dapat disembuhkan dengan obat-obatan biasa sebelum penyakit rohani yang
menyebabkannya diobati terlebih dahulu. Pengobatan terhadap penyakit rohani
hanya dapat dilakukan dengan atau oleh sinar Allah. Wujud pengobatan penyakit
rohaniah ini adalah melaksanakan semua ajaran dan perintah agama. Melalui etika
keagamaan segala macam emosi kemaksiatan tadi diasimilasikan hingga
menimbulkan process of relay dalam rohani, yang
menjadikan emosi-emosi jahat itu berubah menjadi emosi bakti, ikhlas, suci
berwujud ajakan kepada amal-amal shaleh yang akan membawa kemaslahatan pada
diri sendiri, masyarakat, negara dan bangsa.
Dengan keterangan ini nyata sekali bahwa sesungguhnya pendidikan agama menjadi
faktor yang utama untuk mencetak manusia-manusia yang memiliki ketertiban lahir
batin atau manusia susila. Prototype atau contoh manusia susila yang utama
adalah Rasulullah Muhammad SAW yang sudah mengalami sendiri operasi jiwa untuk
mencuci dan menambah bersihnya rohani beliau, ketika beliau akan melakukan
perjalanan bersejarah Isra' dan Mi''raj.
Peristiwa operasi jiwa yang dialami Rasulullah itu telah membuka tirai yang
membentangkan rahasia jiwa, sukma dan alat-alat rohani lainnya. Peristiwa
inipun memberikan dorongan kepada umatnya untuk mempelajari ilmu kesehatan
jasmani dan rohani agar mereka menjadi umat sehat lahir batinnya yang sanggup
menjelmakan keadilan, kemakmuran hidup suatu bangsa dan negara. Merekalah juga
yang sanggup memberikan kesejahteraan di dunia dan akhirat.
***
9
UNTUK
MENGENAL ROH MENDEKATKAN DIRI KEPADA RABBI
Ilmu hayat (biologi) dan Ilmu urai (anatomi) tidak
sanggup memberikan definisi apakah manusia itu sebenarnya ? pertanyaan tentang
manusia dalam wujudnya yang seperti ini, tidak pernah dijawab. Ada yang
berpendapat bahwa yang disebut manusia hanyalah "rohani" sedangkan
tubuh jasmani hanya merupakan alat untuk menerima perintah dari roh. Tetapi
apakah sebenarnya roh itu ??
Para ahli ilmu jiwa telah menyelidiki dan meneliti hakekat roh dan sampai pada
kesimpulan bahwa roh adalah sesuatu yang abstrak, tidak tersusun dari materi
atau zat-zat, karena roh tadi tak dapat dilihat dan diraba alat panca Indera
lahir. Mereka para ahli itu, dengan terus terang mengakui kalau mereka tidak
sanggup mengetahui daya-daya roh selama mereka menggunakan alat ilmu
pengetahuan eksakta semata.
Jika demikian keadaanya maka ilmu jiwa pada hakekatnya hanyalah
mengajarkan pneumatologi (ilmu yang mempelajari gejala
atau fenomena kejiawaan) saja bukan psikologi.
Karenanya, psikologi haruslah digunakan untuk
mempelajarai masalah kejiwaan (rohaniah) yang sesungguhnya atau dapat
disebutkan sebagai ilmu sukma. Bukankah tidak dapat
dipertangungjawabkan memberikan pelajaran tentang ilmu jiwa, akan tetapi pada
prakteknya sama sekali tidak mengetahui apakah iwa itu sebenarnya ?
Maka dari itu untuk mengenal hakekat roh atau sekurang-kurangnya energi yang
ada pada roh, disebut dengan meta-energi, tidaklah dapat menggunakan ilmu
pengetahuan yang serba rasio atau eksakta. hakekat roh ataupun energi yang ada
pada roh hanya dapat dijangkau dengan ilmu pengetahuan abstrak atau ilmu
pengetahuan serba meta. Ilmu pengetahuan serba meta tidak berbicara tentang
ruang tiga ukuran (dimensi) tetapi sudah memasuki ruang 4 atau 5 ukuran yang
menjadi tempat roh beridiam. Sedangkan ilmu pengetahuan eksakta hanya mampu
berbicara alam benda atau sesuatu dalam ruang 3 ukuran, tentunya tidak mampu
menyelidiki kenyataan-kenyataan tentang roh yang mempunyai sifat imponderable,
tak dapat ditimbang dan tak dapat diukur. Di dalam aether manusia
tak mungkin dapat menimbang aether itu. Di dalam air,
tak mungkin manusia mampu menimbang air. Begitu pula di dalam udara mustahil
kalau manusia mampu menimbang udara. Firman Allah SWT :
وَيَسۡـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلرُّوحِۖ
قُلِ ٱلرُّوحُ مِنۡ أَمۡرِ رَبِّى وَمَآ أُوتِيتُم مِّنَ ٱلۡعِلۡمِ إِلَّا
قَلِيلاً۬ (٨٥
Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu
termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan
sedikit" (QS 17:85).
Ayat ini tegas menyebutkan bahwa roh itu urusan Tuhan, tetapi tidak berarti
bahwa manusia tidak boleh menyelidiki roh, tetapi pun tidak berarti roh tidak
boleh dianalisa atau diteliti. Diterangkan bahwa roh manusia adalah sesuatu
yang ditiupkan langsung oleh Allah ke dalam tubuh manusia. Ini berarti masalah
roh sepenuhnya urusan Allah secara langsung. Karenanya untuk mengenal roh,
terlebih dahulu harus mendekatkan diri kepada Allah SWT. Di sinilah perlunya
suatu ilmu yang berada di luar kemampuan otak lahir manusia.
Untuk mengenal roh seseorang terlebih dahulu harus memiliki inspirasi atau
aspirasi, yaitu mengenal "Aku batin" nya untuk menimbulkan kesadaran
batin (Cosmisch Bewustzijn). Kesadaran batin inilah yang
merupakan jalan terbuka untuk melakukan hubungan langsung dengan Allah agar roh
dapat beretemu dengan pangkalnya atau Unio mystica. Manusia
seperti inilah yang dapat mengenal rohnya sendiri, mengenal pribadi dan
Tuhannya. Kata-kata inilah yang pernah diucapkan Imam Ghazali,
"Barangsiapa mengenal pribadinya maka ia sesungguhnya mengenal
Tuhannya", yang dimaksud dengan mengenal pribadi adalah mengenal rohnya
atau memiliki kesadaran batin. Tidak seorangpun, kiranya yang tidak mengenal dirinya
ia juga sulit untuk mengenal rohnya. Firman Allah :
وَفِىٓأَنفُسِكُمۡۚ أَفَلَا
تُبۡصِرُونَ (٢١
dan [juga] pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tiada
memperhatikan? (QS 51:21)
Misalkan seseorang akan menyelidiki sebuah mesin, maka terlebih dahulu ia harus
mempelajari roh (dominan) dari mesin itu. Untuk memperoleh pengetahuan tentang
dominan mesin tadi ia harus belajar dari si pencipta mesin yang mengetahui
seluk beluk gerakan benda yang diciptakan itu. Pencipta mesin seolah-seolah
pangkalnya roh yang ada pada mesin. Demikian juga dengan roh yang berfungsi
sebagai daya hidup pada diri manusia yang berasal dari Yang Maha Pencipta,
Allah SWT. Roh yang mengenal Tuhannya memiliki kemampuan untuk melepaskan diri
dari segala macam kesulitan. Seorang penulis bernama Dorfie, dalam
karyanya Grengsgenieden van den geest menyebutkan,
"Roh yang murni bersih selalu memberikan kesadaran apabila hukum-hukum
alam terancam oleh berbagai jenis perbuatan tidak adil".
***
10
ROHANI HARUS MAMPU MENGUASAI
RAGAWI
Adam
adalah manusia pertama (bukan makhluq pertama) di bumi ini. Tubuh Adam kekar,
tingginya kurang lebih 37,5 meter. Informasi ini berdasarkan hadits nabi, "Allah
menjadikan Adam dengan tinggi tubuh 60 hasta. Kemudia sesudah Adam, makhluq itu
makin berkurang tingginya seperti sekarang ini" (Hadits
Riwayat Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)
Hadits ini menjelaskan bahwa manusia pada awal kejadiannya berbentuk tubuh
tinggi dan besar. Manusia sesudah Adam dilahirkan dengan bentuk kecil (bayi)
kemudian tumbuh menjadi besar, tetapi tidak sebesar Adam ketika pertama kali
diciptakan. Demikian juga dengan pepohonan dan bintang-binatang awal
kejadiannya mempunyai bentuk yang besar, kemudian makin lama makin kecil
seperti adanya sekarang ini. Binatang-binatang purba seperti Bracho
Saurus Branco mempunyai tinggi tubuh 12 meter. Brancosaurus panjang
tubuhnya 22 meter dengan berat 40 ton. Diplodicus panjangnya
22 meter, berat badannya 90 ton. Maka wajarlah kalau Adam diciptakan dalam
bentuk tubuh yang tingginya 37,5 meter untuk menyesuaikan diri dengan alam
sekelilingnya.
Tubuh
manusia kalau disimpulkan dari tinjauan komposisi kimiawinya, terdiri ari
unsur-unsur air, darah dan bahan-bahan kimiawi tertentu. Komposisi ini jika
dihitung jumlah satuan (unit) nya serta harga per satuan zat-zat kimiawi itu,
maka akan didapat suatu jumlah harga yang hanya ribuan atau puluhan ribu rupiah
saja. Harga keseluruhan tubuh jasmani manusia itu barangkali tidak lebih mahal
dari harga seekor sapi. Harga manusia secara keseluruhan sebenarnya bukanlah
seperti apa yang disebutkan tadi. Ada bagian tertentu dari diri manusia itu
tidak terdapat pada makhluq lainnya. Benda inilah yang menjadikan manusia mampu
melebihi segala makhluq yang ada di bumi ini. Sesuatu yang ada pada diri
manusia yang istimewa ini adalah rohaninya. Akan tetapi apabila rohani manusia
ini tdak mampu menguasai alat-alat tubuh jasmaninya maka manusia itu tidak
lebih dari seekor binatang. Jika rohaninya mampu menguasai alat jasmaninya yang
ada dan membimbingnya ke arah perbuatan dan amal yang bermanfaat maka manusia
itu akan menjadi makhluq yang paling tinggi dan terhormat. Firman Allah :
لَقَدۡ خَلَقۡنَا ٱلۡإِنسَـٰنَ فِىٓ
أَحۡسَنِ تَقۡوِيمٍ۬ (٤) ثُمَّ رَدَدۡنَـٰهُ أَسۡفَلَ سَـٰفِلِينَ
(٥) إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ فَلَهُمۡ
أَجۡرٌ غَيۡرُ مَمۡنُونٍ۬ (٦
"Dan telah kami (Allah) ciptakan manusia dengan sebaik-baik bentuk.
Kemudian kami rendahkan ia sehina-hinanya, kecuali mereka yang beriman dan
beramal sholeh, maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya" (QS
95:4-6)
***
11
MATI
SEBELUM MATI
Kalau ada istilah tubuh kasar (lahir) dan tubuh halus (batin) maka tentulah ada
istilah jantung lahir dan jantung batin, otak lahir dan otak batin, alat
berpikir lahir dan alat berpikir batin, panca indra lahir dan panca indra
batin, kesadaran lahir dan kesadaran batin dan seterusnya. Jantung lahir berfungsi
memompakan darah ke seluruh tubuh jasmani untuk kehidupan tubuh jasmani. Yang
menjadi syarat mutlak kehidupan jasmani adalah pertukaran zat dalam tubuh (metabolisme).
Peristiwa metabolisme ini adalah peristiwa kimiawi.
Apabila jantung jasmani berhenti bekerja, maka darah tidak akan mengalir dalam
tubuh manusia. Maka terjadilah pembekuan yang akan mengakibatkan pembusukan.
Dalam waktu yang singkat sekali tubuh jasmani akan segera kehilangan
kesadarannya dan gerakan-gerakannya pun ikut lenyap, maka inilah yang disebut
dengan mati.
Firman Allah dalam al Qur'an
وَلَقَدۡ ذَرَأۡنَا لِجَهَنَّمَ
ڪَثِيرً۬ا مِّنَ ٱلۡجِنِّ وَٱلۡإِنسِۖ لَهُمۡ قُلُوبٌ۬ لَّا يَفۡقَهُونَ بِہَا
وَلَهُمۡ أَعۡيُنٌ۬ لَّا يُبۡصِرُونَ بِہَا وَلَهُمۡ ءَاذَانٌ۬ لَّا يَسۡمَعُونَ
بِہَآۚ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ كَٱلۡأَنۡعَـٰمِ بَلۡ هُمۡ أَضَلُّۚ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ هُمُ
ٱلۡغَـٰفِلُونَ (١٧٩
"Dan sesungguhnya kami jadikan untuk (isi neraka jahannam)
kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak
dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata
(tetapi) tidak dipergunakan untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan
mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakan untuk mendengar (ayat-ayat
Allah). Mereka itu bagaikan binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi.
Mereka itulah orang-orang yang lalai" (QS 7 :179)
Yang dimaksud hati "jantung" dalam ayat di atas adalah jantung batin.
Fungsi jantung batin ini mengalirkan bion-bion yang
berupa sinar hidup (nurul hayat) atau levenstroom.
Sinar hidup ini meliputi seluruh titik tubuh jasmani untuk meberikan tenaga.
Jantung batin tidak membutuhkan pertukaran zat, karenanya jantung batin ini
tidak akan berhenti bekerja. Rohani manusia tidak akan mengalami mati. Rohani
yang berasal dari Allah akan kembali kepada Allah jua. Firman Allah :
إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ إِلَيۡهِ
رَٲجِعُونَ (١٥٦ .......................
"......... Kami milik Allah dan kepada Allah jualah kami
kembali" (QS 2:156)
Tubuh manusia berasal dari tanah, maka harus kembali ke tanah (alam kubur),
sedangkan roh berasal dari Allah, maka harus kembali kepada Allah.
Jantung batin dalam kegiatannya menghasilkan budi. Manusia yang tidak lagi
memiliki budi, ia sudah mati sebelum mati. Manusia yang mati budinya jauh lebih
berbahaya ketimbang manusia yang mati jasmaninya. Manusia yang mati budinya ini
akan menyebarkan banyak kejahatan dan kefasikan di dalam masyarakat. Rasulullah
SAW bersabda, "Sesungguhnya jika seorang hamba berbuat dosa
maka akan tertulislah noda-noda hitam di jantungnya. Jika ia bertaubat akan
terhapuslah noda-noda itu"
"Barang siapa yang memperbaiki hatinya, Allah akan membaikkan
lahirnya"
Kedua hadits tadi menyatakan betapa jantung batin ini akan mempengaruhi
kelakuan lahir manusia, tanpa jantung batin ini manusia akan menjadi semacam
mayat hidup (zombie)
***
12
MAKNA ZIARAH MENURUT METAFISIKA
Barangkali
ada pertanyaan : kalau operasi jiwa atas diri Rasulullah SAW itu hanya dapat
dilaksanakan oleh sinar Malaikat Jibril saja, maka apakah perlunya Malaikat
Jibril itu membawa Rasulullah ke tempat Sumur Zam-Zam ??
Malaikat Jibril membawa Rasulullah SAW ke tempat sumur zam-zam untuk mensucikan
tubuh lahir beliau yang kemudian diikuti dengan tafakur (meditasi),
di samping itu untuk menambah kesadaran batin atau mengharapkan bantuan
kekuatan bagi rohani beliau dari si pencipta sumur zam-zam itu. Nabi Ibrahim as
adalah nenek moyang Rasulullah SAW.
Menurut Meta-Fisika, setiap benda, batu-batu berharga tau
alat berbentuk apapun yang pada awal penciptaannya diikuti daya cipta si
pembuat atau pemiliknya, maka atas benda-benda itu masih bebas (Bio-Elektronen) dari
si pencipta. Bio-Elektronen ini disebut juga badan
pikiran (Corpus mentalis).
Atas dasar inilah sebagian kaum mistik mempercayai bahwa sisa-sisa pikiran
pencipta suatu benda, keris pusaka misalnya, masih melekat selamanya atas benda
ciptaannya, kendatipun sang pencipta tadi masih hidup atau sudah meninggal
dunia. Begitu juga mereka yang berziarah ke sebuah makam (kuburan), yang
dianggap keramat, mempunyai kepercayaan bahwa sisa-sisa pikiran suci berupa
cita-cita, kehendak atau kemauan yang tidak terbawa ke alam kubur, masih tetap
melayang-layang di sekitar kubur orang besar itu. Mereka yang berziarah
mempunyai maksud agar cita-cita suci atau kemauan orang besar yang
melayang-layang di sekitar kuburnya dapat ditangkap rohaninya dan dimilikinya
dengan suatu kepercayaan akan segera dapat mewujudkan cita-cita suci itu dengan
baik, sempurna dan selamat. Peristiwa yang demikian, umumnya dianggap oleh
mereka yang berziarah sebagai mencari atau mengambil berkah dari makam
keramat.
Pada hakekatnya, semua orang dapat meperoleh sisa-sisa pikiran atau daya-daya
rohani yang ditinggalkan oleh orang-orang besar yang telah meninggal dunia
asalkan si pencari tadi memiliki tenaga rohani yang cukup kuat untuk melakukan
kegiatan getar-menggetar (resonansi) gelombang rohani antara si
pencari dengan rohani orang yang dihubunginya. Akan tetapi ada juga orang yang
ingin berhubungan dengan orang besar atau pencipta suatu benda belum mengetahui
syarat-syaratnya sehingga tidak jarang menimbulkan kepercayaan yang berlawanan
dengan siaran agama, bahkan mengarah pada syirik.
Sisa-sisa daya pikiran seseorang yang besar tadi dapat dimisalkan dengan sidik
jari. Melalui sidik jari ini perbuatan seseorang, pencuri misalnya dapat diketahui.
Dengan menggunakan suatu cairan kimiawi tertentu bekas-bekas sidik jari yang
melekat pada suatu benda dapat dilihat kemudian dicocokkan dengan si pemilik
sidik jari yang dimaksudkan.
Kalau sidik jari sebagai bagian dari jasmani manusia dapat ditelusuri siapa
pemiliknya, maka sisa-sisa daya rohani atau pikiran seseorangpun dapat pula
dicari dan diperoleh, hanya saja untuk yang terakhir ini karena hal itu
merupakan bagian dari tubuh rohani manusia maka cara pencariannyapun harus
menggunakan ilmu rohani juga. Dalam hal ini dapat kita sebutkan salah satunya
adalah ilmu psikometri.
Pernah terjadi di sebuah pesantren di sumenep (Kepanjin) pada bulan Ramadhan
1964, seorang sehabis shalat tarwih berjamaah kehilangan sepasang sandalnya
yang baru tadi siang dibelinya. Di tempat sandal itu diletakkan, terdapat
sepasang sandal yang sudah usang. Orang-orang yang mengetahui peristiwa ini
segera yakin bahwa sandal usang itu pasti milik si pencuri.
Kemudian seorang guru pesantren itu segera bertindak sebagai seorang psikometrist.
Diambillah sandal usang itu, lalu dilakukan hubungan dengan menyesuaikan
gelombang rohaninya dengan daya-daya pikiran si pencuri yang masih melekat pada
sandal usangnya. Tak lama kemudian terjadilah kontak getar-menggetar antara
gelombang rohani sang guru dengan gelombang rohani si pencuri. Sang guru
kemudian berkata pencuri sandal itu adalah si A, bentuk orangnya demikian dan
tempat tinggalnya di suatu tempat. Tiga orang santri segera mendatangi rumah
sang pencuri sesuai dengan petunjuk gurunya. Tepat sekali, si pencuripun
kemudian mengaku terus terang. Dengan bantuan seorang polisi pencuri itupun
ditangkap dan dibawa ke kantor Polisi.
Peristiwa lain, seorang anak siswa SMA Negeri di Sumenep kehilangan sepedanya
ketika sedang belajar di pesantren. Di tempat sepeda hilang itu terdapatlah
alat pembuka kunci sepeda yang digunakan si pencuri membongkar kunci sepeda.
Kejadian ini dilaporkan kepada guru pesantren itu. Sang guru kemudian mengambil
alat pembuka kunci tadi dan mulailah melakukan penyesuaian gelombang rohani
dengan daya-daya pikiran yang masih melekat pada alat pembuka kunci itu.
Setelah terjadi kontak resonansi, sang guru berkata,
"Insya Allah sepeda itu akan diketemukan lagi dalam waktu yang tidak
lama". Benar, setelah 4 jam kemudian, saat menjelang waktu sholat shubuh
sepeda yang hilang itu telah dikembalikan dalam keadaan utuh.
Peristiwa-peristiwa ini tak ubahnya dengan penggunaan sinar ultra-violet untuk
menyelidiki berbagai kejahatan, seperti pemalsuan uang, prangko, surat-surat
berharga dan sebagainya. Melalui sinar ultra-violet ini berbagai pemalsuan
dapat digagalkan. Perbedaannya dengan kekuatan rohani, sinar ultra-violet
berasal dari benda mati dan hanya mampu mengetahui kepalsuan benda-benda mati
tanpa mengetahui siapa pembuat benda-benda palsu itu. Sedangkan kekuatan rohani
mampu mengadakan kontak resonansi dengan daya pikiran
maupun gelombang rohani seseorang.
Dengan demikian tentulah sangat wajar dan masuk akal kalau Rasulullah SAW
selaku piutnya Nabiullah Ibrahim as terlebih dahulu singgah berziarah ke tempat
sumur zam-zam sebelum melakukan perjalanan Isra dan Mi'rajnya. Teristimewa
lagi, Nabi Ibrahim pernah memiliki ilmu pengetahuan yang luas mengenai alam
angkasa luar. Ilmu pengetahuan ini dikaruniakan Allah kepadanya sebagaimana
tersebut dalam al Qur'an :
وَكَذَٲلِكَ نُرِىٓ إِبۡرَٲهِيمَ
مَلَكُوتَ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَلِيَكُونَ مِنَ ٱلۡمُوقِنِينَ (٧٥
"Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda
keagungan [Kami yang terdapat] di langit dan bumi, dan [Kami memperlihatkannya]
agar Ibrahim itu termasuk orang-orang yang yakin" (QS 6:75)
Kelak
akan tiba suatu masa, saat ilmu pengetahuan rohani akan berkembang dan
meningkat. Penyelidikan-penyelidikan yang lebih mendalam tentang benda-benda
ciptaan, yang pembuatannya diikuti dengan daya-daya pikiran, akan memberikan
mafaat yang lebih besar bagi kemanusiaan dan kesejahteraan manusia. Demikanlah
hikmah dan khasiat yang diperoleh Rasulullah SAW dalam perjalanan menembus
ruang angkasa. Ke semuanya ini merupakan isyarat yang penting bagi umatnya agar
tidak mengesampingkan penguasaan ilmu-ilmu pengetahuan rohani itu.
***
13
GANGGUAN
YANG DIJUMPAI RASULULLAH SAW
Dalam Isra' dan Mi'raj dikisahkan, bahwa perjalanan Rasulullah SAW selalu
menjumpai rintangan, halangan dan gangguan berupa jin dan syetan yang mencegat
beliau di tengah perjalanan. Gangguan ini selalu dapat dimusnahkan
semuanya.
Di dalam al Qur'an disebutkan bahwa jin dan syetan dijadikan dari api yang
menyala-nyala, berupa sinar-sinar yang sangat halus dan bergelombang pendek.
Seperti halnya sinar pembunuh (Dodende straal) yang
didewa-dewakan para ahli sihir. Sinar-sinar itu lebih pendek gelombangnya dari
daya arus bolak-balik listrik teknik (Technische electrische wisselstrom),
lebih pendek dari gelombang telegrap tak berkawat (Draadloze
teleraphie). pemancar radio. Bahkan lebih pendek lagi dari gelombang
sinar panas (Warmte straal), dan gelombang ultra
violet. Di atas semua gelombang sinar tadi ada yang lebih pendek dari
gelombang sinar syetaniah yaitu sinar kosmis (Cosmische
hoogte straal). Gelombang sinar komis ini
bahkan lebih pendek lagi dari sinar rontgen dan
sinar gama.
Karena Rohani Rasulullah memiliki sinar kosmis dan Kesadaran kosmis (Cosmische
Bewustzijn) yang lebih tinggi, sudah barang tentu dapat mengalahkan
sinar-sinar syetaniah mempengaruhi beliau. Apalagi mengalahkannya. Hal ini
disebabkan karena unsur-unsur yang menyusun rohani beliau mempunyai angka
getaran yang lebih tinggi dari segala daya syetan dan jin. Inilah sebabnya
semua syetan dan jin yang merintangi dan mengganggu beliau selama dalam
perjalanan Isra' dan Mi'raj dapat dibasmi dan dimusnahkan. Akhirnya sampailah
beliau kepada tujuannya yang suci menemui Yang Maha Suci.
Hasil petemuan beliau dengan Tuhannya adalah beliau memiliki apa yang
dikatakan muthma'innah. Manusia yang mencapai
tingkatan muthma'innah, memiliki budi pekerti yang tinggi
dan selalu mempunyai keinginan untuk melaksanakan kebajikan (Geetalijheids
Den Mensch), perikemanusiaan (Humanteit), kesusilaan (Ethica),
keadilan (Rechtvardigheid), keindahan (Aestetica),
kecintaan (Liefde en liefdadigheid) dan mistik.
Kemenangan perjuangan Nabi dalam menghadapi tantangan dan gangguan syetan,
menjadi ibarat dan pelajaran kepada umat manusia agar mereka dapat pula
mencapai kemenangan menghadapi tindakan-tindakan syetan yang mempunyai rencana
menjerumuskan akhlaq manusia ke jurang kedurjanaan dan kesesatan. Intuisi
syetaniah menjelmakan nafsu-nafsu jahat yang harus diperangi dan dihadapi
dengan senjata muthma'innah itu. Sabda Rasulullah
SAW, "Orang yang gagah berani bukanlah orang dapat menyerbu
musuhnya dengan tangkas dalam pertempuran, akan tetapi orang gagah berani itu
sebenarnya yang kuasa dan mampu menahan nafsunya"
Dengan hadits di atas dapat kita tarik dapat kita tarik kesimpulan, bahwa
menahan hawa nafsu berarti menimbun tenaga, sebaliknya melepaskan nafsu berarti
menimbun tenaga, sebaliknya melepaskan nafsu berarti menghambur-hamburkan
tenaga. Karena suatu perbuatan yang didorong hawa nafsu selalu memerlukan lebih
banyak tenaga daripada amal perbuatan yang baik.
Menahan nafsu itu itu sangat besar sekali faedahnya bagi kesehatan jasmani dan
rohani. Jika tenaga hawa nafsu dihambur-hamburkan akan melemahkan tenaga lahir
dan memencilkan tenaga batin. Akan tetapi tenaga yang dihemat dapat menjelmakan
kekuatan dan kesehatan.
Di dalam riwayat Isra' dan Mi'raj disebutkan bahwa rasulullah SAW berjumpa
dengan Nabi-Nabi. Dalam hal ini mungkin ada yang bertanya, "Apa mungkin Rasulullah berjumpa dengan Nabi-nabi.
Jika demikian tentunya Nabi-nabi itu masih hidup ?" untuk menjawab pertanyaan ini
saya ingin mencoba memberikan keterangan sebagai berikut :
Menurut Ilmu Anatomi, syarat mutlak untuk hidup adalah
pertukaran zat. Pertukaran zat adalah peristiwa kimiawi. Peristiwa kimiawi
berlangsung dengan proses atom. Atom merupakan bagian dari zat hayat (zat
hidup) yang sudah tentu membutuhkan pertukaran zat juga untuk hidup. Kalau
pertukaran zat berhenti, niscaya akan menimbulkan kematian.
Apakah atom itu ? atom tersusun dari elektron-elektron, atau dengan perkataan
lain elektron-elektron itulah yang menyusun atom. Apakah elektron itu ?
elektron adalah bagian terkecil dari suatu benda/wujud, dan tidak memerlukan
pertukaran zat untuk hidupnya. Jadi semua keadaan yang hidup dan tidak
membutuhkan zat untuk hidup, tidak lain kecuali elektron yang menyusun atom
tadi.
Oleh karena itu yang dinamakan zat hidup, mesti ada pada elektron. Dengan
penjelasan di atas dapat dipahami bahwa elektron adalah bagian atom yang terpenting
sebab elekronlah yang menjadi perantara hidup. Jika sudah diketahui bahwa
elektron tidak membutuhkan pertukaran zat, tidak memerlukan makanan dan minuman
untuk hidupnya maka peristiwa ini menunjukkan bahwa elektron akan tetap hidup
walaupun jasad atau badannya telah rusak bahkan hancur lebur. Dalam uraian
ringkas ini dapat diketahui, orang yang sudah mati tentu karena berhenti atau
hilangnya pertukaran zat dalam tubuhnya. Namun demikian tidak satupun
elektronnya yang mati. Dengan perkataan lain elektron manusia yang sudah mati
itu tetap hidup walaupun badan atau jasad manusia sudah rusak, hancur luluh
bercampur tanah. Elektron yang tetap hidup, pada hakekatnya masih berisi zat
hayat atau zat hidup.
Mengapa elektron tidak mati dan dapat hidup terus ? hal demikian ini
dikarenakan elektron tersebut mempunyai hubungan atau kontak langsung dengan
Pangkal hidup, yaitu Yang Maha Mutlaq, adalah Tuhan Yang Maha Esa yang
memberikan hidup dan menghidupkan.
Kita telah mengetahui bahwa Nabi selama hidupnya selalu mempunyai hubungan
langsung dengan Tuhannya. Baik gerakan rohani maupun jasmaninya. Walaupun Nabi
itu telah wafat dan jasad mereka itupun telah rusak akan tetapi suatu saat
dikendaki dan diperlukan, jasmani nabi tersebut dapat kembali dengan mudah dan
sangat cepat sekali. Saya misalkan makhluq-makhluq hidup yang tersusun dari
elektron-elektron seperti : arwah, syetan dan semua makhluq rohaniah. Mereka,
makhluq-makhluq ini dengan cepat sekali merubah bentuk dan wujudnya. Suatu
ketika berbentuk manusia, dan bila diperlukan denga cepat sekali berubah bentuk
menjadi ular, kalajengking, anak kecil dan sebagainya.
Kalau makhluq-makhluq semacam ini daoat mengadakan wujudnya dan menjelmakan
secara berubah-ubah, tentu bagi para nabi yang suci rohaninya tidak mustahil
untuk menjelmakan badan jasmaninya kembali apabila mereka memerlukannya.
Terlebih lagi di saat keperluan untuk bertemu dengan Rasulullah SAW selaku
kawan seperjuangan dalam melaksanakan tugasnya untuk keselamtan umat manusia.
Demikian juga bagi mereka yang beriman, berjuan untuk menegakkan agama Allah,
mereka ini tetap mempunyai hubungan langsung dengan Yang Maha Hidup, sekalipun
mereka telah mati, atau terbunuh, mereka akan dapat terus hidup. Tepat sekali
firman Allah SWT :
وَلَا تَحۡسَبَنَّ ٱلَّذِينَ
قُتِلُواْ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ أَمۡوَٲتَۢاۚ بَلۡ أَحۡيَآءٌ عِندَ رَبِّهِمۡ
يُرۡزَقُونَ (١٦٩
Janganlah kamu mengira bahwa
orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi
Tuhan-Nya dengan mendapat rezeki (QS 3:169).
Di dalam firman Allah di atas ada kata-kata "hidup dan diberi
rezeki". Dengan mudah dapat kita ketahui, bagi sesuatu yang hidup tentunya
membutuhkan rezeki untuk hidupnya.
Saya kembali mengenai pertanyaan sebelumnya yaitu mungkinkah jasad yang hancur
itu dapat kembali lagi ? walaupun pertanyaan ini sebagian telah terjawab,
perlulah untuk sedikit diberi tambahan. Kita telah mengetahui bahwa
"adanya materi" bergantung kepada adanya energi. Apabila tidak ada
energi, tidak mungkin ada materi. Tegasnya, energi ada lebih dahulu sebelum ada
materi. Tentang ini telah dijelaskan, bahwa energilah pangkalnya materi. Yang
disebut materi adalah gabungan elektron, atom dan unsur kimiawi. Sekarang
bagaimanakah jalannya proses perubahan energi menjadi materi (proses
materialisasi). Dala ilmu fisika Atom, proses ini telah bisa kita
saksikan, dari energi menjadi materi atau sebaliknya.
Agar semakin jelas akan saya sampaikan analogi. Ada sebangsa hewan yang
dinamakan "Tardi Gardus". Binatang ini aneh sekali.
Jika ia dikeringkan sampai bentuk dan rupa wujudnya yang asli tidak nampak
lagi, bahkan telah menjadi sebutir debu yang menurut pandangan kita tidak
mungkin ada harapan bintang ini dapat hidup kembali, tetapi jika binatang
"Tardi Gardus" yang telah kering dan musnah itu, jika
dimasukkan ke dalam air ia akan hidup kembali. Peristiwa itu sangat ajaib
sekali.
Lebih ajaib lagi, sebenarnya umur binatang itu sangat pendek sekali. Bila hidup
kembali ia akan berumur akan lebih panjang sampai beberapa tahun lamanya, jauh
lebih panjang daripada umurnya yang pertama. Dengan kata lain umurnya yang
kedua lebih panjang dari umur yang pertama. Peristiwa binatang-binatang ini
menjadi bukti bahwa sekalipun makhluq itu telah hancur jasadnya tetapi oleh
karena sesuatu sebab ia dapat hidup kembali. Kalau binatang semacam "Tardi
Gardus" dapat menyusun kembali jasadnya yang sudah menjadi
debu, apakah keberatannya kalau seorang manusia, teristimewa pula seorang nabi
membentuk jasmaninya kembali seperti sedia kala ??
Kenyataan semacam ini niscaya akan lebih mudah lagi dimengerti melalui faham
yang metafisika dan immateriil, sebagaimana telah diterangkan tadi. Mungkin
juga masih timbul pertanyaan, bagaimana dengan mereka yang selama
hidupnya tidak mempunyai hubungan dengan Tuhan atau tidak mengenal Tuhan,
apakah jika mereka mati nanti akan tetap juga hidup lagi atau masih dapatkah
mereka nantinya mengembalikan jasad bila mereka memerlukan jasad itu ?Baiklah
saya jawab pertanyaan ini dengan singkat saja.
Di dalam tiap-tiap makhluq hidup terdapat suatu daya yang tumbuh dalam dirinya
dan menguasai semua proses hayatnya yang disebut dominan. Ada jasad yang
disebut jasad renik (mikro organisme) yang dinamakan virus, yang
mempunyai sifat mineral dalam keadaan kering. Akan tetapi jika ia berada dalam
larutan akan akan berubah menjadi kuman penyakit dan mampu menimbulkan penyakit
menular yang sangat berbahaya. Selanjutnya apabila virus itu berubah menjadi
timbunan kristal jikalau dilarutkan kembali akan menjadi penyakit yang paling
berbahaya.
Peristiwa ini seolah-olah menjadi ibarat manusia yang berbuat dosa, yaitu
mereka yang tidak suka mengadakan hubungan dengan Tuhannya selama hidup apabila
mereka mati nanti akan mengalami adzab ditumbuk dan dilarutkan oleh Malaikat
Mungkar dan Nakir. Walaupun manusia semacam ini dapat dikatakan masih akan
hidup juga, mereka akan menjelma menjadi jasad-jasad halus yang sangat
berbahaya bagi manusia, tidak ubahnya seperti virus tadi. Manusia yang demikian
ini biasanya disebut sebagai manusia hantu. istilah umumnya "makhluq
jadi-jadian". Peristiwa mengenai "hantu" ini akan saya uraikan
secara khusus.
Marilah kita lanjutkan sekarang keterangan mengenai pengalaman yang dijumpai
Rasulullah selama dalam Isra' dan Mi'rajnya. Pengalaman peristiwa yang beliau
jumpai selama dalam perjalanannya itu sangat banyak mengandung tamsil dan
ibarat menuju pendidikan terutama pendidikan Ketuhanan (Theologie),
kecerdasan otak, kesusilaan, keindahan, kemasyarakatan dan lain-lainnya.
Marilah peristiwa tersebut kita analisa dengan menggunakan pendekatan ilmiyah,
terutama dari sudut pandang ilmu metafisika.
***
14
ISRA' DAN PEMBUATAN STASIUN UDARA
Dalam peristiwa Isra' dan Mi'raj dikisahkan, Nabi Muhammad SAW ketika dalam
perjalanan dari Mekkah menuju Jerusalem (Palestina) dengan kendaraan buraq,
beliau singgah di lima tempat yang bersejarah yaitu Yatsrib (sekarang Madinah),
Madyan, Syajar Musa (tempat Nabi Musa menerima wahyu), Betlehem (tempat Nabi
Isa dilahirkan) dan Thursina (gunung Sinai tempat Bangsa Yahudi dimurkai
Allah), di masing-masing-masing tempat ini Nabi Muhammad SAW melakukan
shalat.
Persinggahan Nabi Muhammad ke tempat-empat tersebut kalau ditinjau dari
segi Meteorologi dan Geofisika (Ilmu
Pengetahuan Udara) sangat penting sekali artinya untuk mendapatkan
keterangan-keterangan tentang keadaan udara dan cuaca yang akan sangat berguna
bagi dunia penerbangan. Kurangnya pengetahuan tentang cuaca dan udara ini akan
membahayakan pesawat udara beserta seluruh awak dan penumpangnya.
Nabi Muhammad SAW dengan kendaraan buraqnya jelas sekali
telah memberikan isyarat kepada umatnya agar mereka menyadari dan mengerti
perhubungan lalu-lintas udara dengan menciptakan jawatan-jawatan
(stasiun-stasiun udara) yang khusus menyelidiki tentang keadaan cuaca dan udara
untuk kepentingan penerbangan Mengingat Nabi Muhammad SAW selaku rasul telah
berhasil menjadi pelopor utama dalam mengarungi udara dan menjelajhi ruang
angkasa, maka sudah sewajarnya apabila umat pengikutnya menjadi pelopor pula
dalam pembuatan stasiun udara dan ruang angkasa.
Stasiun-stasiun ini berguna untuk menyelidiki arah serta kekuatan angin,
temperatur udara, keadaan awan, besar kecilnya tekanan udara dan lain
sebagainya. Sehingga petunjuk-petunjuk yang dihasilkan oleh stasiun ini berupa
tekanan udara, derajat panas, arah dan kekuatan angin, curah hujan dan lain
sebagainya yang sangat berguna bagi kepentingan penerbangan.
Berkenaan dengan ilmu-ilmu tersebut, Nabi Muhammad SAW telah diberi wahyu oleh
Allah SWT sebagaimana yang tersebut dalam Al Qur'an :
وَهُوَ ٱلَّذِىٓ أَرۡسَلَ ٱلرِّيَـٰحَ
بُشۡرَۢا بَيۡنَ يَدَىۡ رَحۡمَتِهِۦۚ وَأَنزَلۡنَا مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءً۬
طَهُورً۬ا (٤٨
"Dan Dia (Allah) yang mengirimkan angin selaku berita yang
menggembirakan di hadapan rahmat-Nya dan Kami (Allah) menurunkan air yang suci
(hujan) dari langit" (QS 25:48).
وَٱخۡتِلَـٰفِ ٱلَّيۡلِ وَٱلنَّہَارِ
وَمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مِن رِّزۡقٍ۬ فَأَحۡيَا بِهِ ٱلۡأَرۡضَ
بَعۡدَ مَوۡتِہَا وَتَصۡرِيفِ ٱلرِّيَـٰحِ ءَايَـٰتٌ۬ لِّقَوۡمٍ۬ يَعۡقِلُونَ (٥
"Dan Pertukaran siang dan Malam, dan air yang diturunkan oleh Allah
dari langit yang mengandung rezeki, lalu bumi yang mati (kering) dihidupkan
kembali dan angin yang berhembus, kesemuanya itu menjadi bukti kekuasaan Allah
bagi kaum yang mempergunakan akalnya" (QS 45:5).
أَلَمۡ يَرَوۡاْ إِلَى ٱلطَّيۡرِ
مُسَخَّرَٲتٍ۬ فِى جَوِّ ٱلسَّمَآءِ مَا يُمۡسِكُهُنَّ إِلَّا ٱللَّهُۗ إِنَّ
فِى ذَٲلِكَ لَأَيَـٰتٍ۬ لِّقَوۡمٍ۬ يُؤۡمِنُونَ (٧٩
"Tidaklah mereka selidiki bagaimana burung dengan mudahnya terbang
di udara, Tiada yang menahannya, melainkan Allah. Sesungguhnya keadaan yang
demikian itu benar-benar menjadi bukti bagi mereka yang beriman" (QS
16:79).
Ayat-ayat di atas membentangkan dasar-dasar ilmiah dalam bidang Ilmu
Geologi dan Meteorologi tentang aero
statics, tentang hujan cuaca dan sebagainya yang sangat penting sekali
kegunaanya bagi mereka yang ingin mempelajari ilmu pengetahuan modern untuk
menciptakan kemakmuran bagi negerinya.
Walaupun Nabi Muhammad SAW dalam penerbangan itu tidak menggunakan peralatan
sebagaimana yang digunakan dalam penerbangan di zaman ini, namun karena beliau
menggunakan ilmu pengetahuan rohani yang tinggi yaitu Absoluut
Abstract Wetenschaap yang diperoleh melalui meditasi beliau di
Masjidil Haram dan operasi jiwa di Sumur Zam-Zam, tentulah apa yang beliau
lakukan jauh melebihi pesawat terbang (ruang angkasa) ciptaan manusia biasa
yang merupakan buah hasil dari ilmu pengetahuan yang diperoleh dari kecerdasan
otak lahir. Sudah barang tentu ilmu pengetahuan rohaniah jauh lebih tinggi dan
mampu daripada hasil kecerdasan otak lahir itu. Teristimewa pula, dalam
perjalan penerbangan itu Nabi Muhammad didampingi oleh makhluq yang serba
rohaniah, selaku petunjuk jalan, yaitu Malaikat Jibril.
Beliau tidak memerlukan alat apapun untuk menembus lapisan udara (atmosfir),
tidak pula mesin/alat pencatat cuaca yang akan memberikan keterangan-keterangan
mengenai tekanan udara, kelembabannya, temperaturnya dan sebagainya. Ini semua
tidak diperlukan oleh Rasulullah. Dengan ilmu pengetahuan rohaniahnya itu beliau
sanggup dan segera akan mengetahui terjadinya perubahan cuaca, tekanan udara
dan kelembabannya baik di saat akan pergi terbang maupun ketika akan turun
mendarat di suatu tempat yang ditujunya.
Ini dikarenakan panca indra batin beliau mampu menembus bermacam-macam
kesadaran bahkan mengetahui peristiwa yang akan terjadi. Bagi manusia biasa,
walaupun bukan seorang nabi, jika mempergunakan panca indra batinnya akan dapat
pula melihat gelombang-gelombang cahaya yang halus seperti itu memiliki
kemampuan untuk melihat manusia ataupun binatang dalam keadaan gelap gulita.
Ini dimungkinkan karena makhluq-makhluq itu memancarkan gelombang-gelombang
panas. Seorang dokterpun tidak akan lagi membutuhkan alat thermometernya untuk
mengetahui suhu badan pasiennya, jika si dokter menggunakan panca indra
batinnya. Dengan panca indra batin inilah ia akan mengetahui derajat panas
tubuh pasiennya. Kalau manusia yang bukan Nabi dengan tenaga batinnya sanggup
melihat sesuatu yang halus atau yang sekecil-kecilnya, sanggup menembus segala
macam tirai, bahkan melihat makhluq-makhluq halus yang ghaib atau abstrak
sekalipun, yang immateriil atau riil. Betapa pula kemampuan penglihatan para
Nabi dan Rasul teristimewa penglihatan batin Rasulullah Muhammad SAW.
Kalau umat manusia menyadari sepenuhnya peristiwa Isra' dan Mi'raj Nabi
Muhammad SAW dari Mekkah ke Palestina, kemudian peristiwa tersebut dianalisa
dari segi ilmu pengetahuan baik eksakta maupun yang abstrak niscaya mereka akan
memperoleh faedah yang besar dan beraneka ragam di bidang ilmu pengetahuan yang
sangat tinggi nilainya, baik eksakta maupun abstrak, riil maupun immateriil,
logis maupun metafisis. Dari Ilmu Pengetahuan eksakta saja akan diperoleh
berbagai macam pengetahuan, antara lain pengetahuan tentang proses Fisika yang
terjadi di udara untuk kepentingan penerbangan, kejadian alam di ruang angkasa,
ramalan hujan yang berfaedah untuk menghindarkan banjir, ramalan musim yang
sangat berguna untuk pertanian agar dapat menyatakan kepastian hasil panen, dan
lain sebagainya.
***
15
MAKNA
SHALAT DI SETIAP TEMPAT PENDARATAN
HASIL INTUISI DIANGGAP TAKHAYUL
Tidak diterangkan bahwa Nabi Muhammad SAW melakukan sholat di setiap beliau
mendarat. Ibadah sholat adalah ibadah untuk melakukan hubungan langsung antara
hamba dan Tuhannya. Ketika sholat itu dilakukan segala daya pikiran tidak lagi
berhubungan keadaan-keadaan yang materiil atau yang riil dan semua panca indra
melepaskan diri dari segala macam peristiwa di sekitarnya. Saat sholat itu
seluruh urat syaraf panca indra tidak menghantarkan impuls (getaran-getaran)
listrik yang datang dari panca indra. Keadaan in disebut berpikir abstrak.
Elektron-elektron pikiran berhenti berputar hingga menjadi aether kembali,
lalu dilepaskan oleh rohani. Tenaga yang dilepaskan rohani itu menjelma sebagai
cahaya yang disebut cahaya batin atau innelijke licht.
Cahaya atau tenaga batin itu langsung kembali kepada pangkalnya, yaitu Allah
SWT, lalu menjelmakan peristiwa getar-menggetar (resonansi)
antara cahaya batin dengan nurullah, sehingga menyebabkan
timbulnya intuisi atau inspirasi yakni ilmu pengetahuan yang bernilai tinggi,
ilmu pengetahuan di luar kecakapan otak, ilmu pengetahuan yang menuju
obyek-obyek yang immateriil atau abstrak, irriel dan meta-fisis,
yang akan mampu melihat makhluq-makhluq yang tak mungkin dapat dilihat dengan
panca indra lahir, serta dapat pula mengetahui secara langsung suatu peristiwa
yang akan terjadi yang belum pernah dialaminya.
Nabi Muhammad SAW melakukan sholat di setiap tempat pendaratannya sebagai
syarat utama untuk menambah tenaga batinnya yang nantinya akan menjelmakan
intuisi dan inspirasi atau petunjuk Tuhan yang dapat memancarkan penglihatan
rohaninya secara langsung pada setiap peristiwa yang akan terjadi sehingga
nanti akan dapat melakukan persiapan-persiapan sebelumnya dan melakukan
tindakan yang diperlukan.
Intuisi disebut juga pengamatan langsung (Direct Aansschouwing)
dari batin. Tidak mustahil kalau kecakapan otak seringkali mengingkari
hasil-hasil intuisi dan inspirasi dengan kata-kata takhayul, bijgeloof, nonsens dan
sebagainya/ Anggapan yang demikianhanya disebabkan oleh kenyataan bahwa
kegiatan otak hanya terbatas pada hal-hal yang materiil dan logis saja, tidak
mempunyai kemampuan untuk memanjat ke alam yang abstrak,
alam halus, melainkan hanya terbatas pada rumus-rumus semata. Sementara itu
teori tentang kenisbian (Relativiteits Theorie) dan teori
tentang Quanten juga mekanika gelombang (Golf
Mechanika) semuanya merubah pandangan manusia terhadap isi alam
semesta. Jadi dapat dikatakan pikiran atau otak lahir hanya memiliki
kesanggupan menemui wujud yang masih diliputi bermacam lapisan selubung (hijab)
yang tidak mudah ditembus, dan pikiran atau otak tidak mungkin dapat menemukan
hakekat kenyataan yang terakhir.
Ibadah sholat yang dilakukan Nabi Muhammad SAW di setiap tempat pendaratannya
selama beliau Isra', mengisyaratkan kepada umatnya bahwa ibadah sholat yang
menjelmakan hubungan langsung dengan Allah SWT niscaya akan menambah tenaga
batin yang akan menjelmakan petunjuk Tuhan berupa intuisi dan inspirasi atau
ilham, akan memberikan kemampuan untuk mengetahui sebelum sesuatu akan terjadi,
baik maupun buruk, alamat senang maupun susah, untung atau rugi, kesejahteraan
maupun malapetaka dan lain sebagainya. Begitu pula dengan gerak-gerik makhluq
nyata maupun ghaib yang akan mendekatinya untuk memberikan kabar baik ataupun
mengganggu akan dapat diketahui sebelumnya. Demikianlah isyarat Nabi Muhammad,
bahwa panca indra batin banyak sekali mengandung hikmah, khususnya di bidang
ilmu pengetahuan abstrak atau meta-fisika.
Setiap umat umat Islam tentu telah mengetahui, bila seseorang menghadapi suatu
urusan atau rencana penting disunnatkan kepadanya untuk mengerjakan sholat
istikharah sebayak dua rakaat. Setelah sholat supaya bero'a sebagaimana yang
telah diajarkan Nabi SAW dalam do'anya itu supaya disebutkan apa-apa yang
direncanakan atau dimaksudkan, memohon yang baik atau mohon dipilihkan yang
baik, sebagaimana disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW, "Jika
di antaramu ada yang hendak melakukan suatu urusan, hendaklah mengerjakan
sholat dua rakaat bukan fardhul" (Hadits Riwayat Bukhari)
Dapat disimpulkan dengan keterangan di atas bahwa ibadah sholat yang beliau
lakukan dalam Isra' itu jika ditinjau dari sudut pandangan ilmu yang abstract,
yang relatif, absoluut abstract weteschaap, mengandung
hikmah yang besar sekali. Isyarat Nabi Muhammad ini haruslah disadari oleh umat
Islam bahwa suatu rencana yang akan diwujudkan jika menurut pandangan akal pada
mulanya pasti akan berhasil, kenyataananya sering kali terjadi sebaliknya. Hal
ini disebabkan karena kegiatan-kegiatan pikiran dan otak manusia tidak
mempunyai kesanggupan untuk mengetahui peristiwa-peristiwa yang akan terjadi.
Maka sangatlah penting sekali menggunakan kecakapan otak batin di samping menggunakan
kecakapan otak lahir, agar dapat mengetahui peristiwa-peristiwa apa yang akan
terjadi sehingga semua rencana yang akan dilakuka tidak menemui kegagalan.
Untuk memiliki kedakapan otak batin ini dapat diperoleh dengan cara melakukan
ibadah sholat yang khusyu' sebagaimana yang telah dilakukan Nabi Muhammad SAW
.
Dengan sholat yang khusyu'lah manusia dapat memancarkan daya rohaninya untuk
menjemakan peristiwa resonansi (getar-menggetar) dengan
alam Ghaib yang akan menimbulkan petunjuk-petunjuk (intuisi) atau sesuatu yang
ghaib pula -- suatu peristiwa yang akan terjadi -- yang tidak mungkin diperoleh
dengan menggunakan kemampuan atau kecakapan otak lahir saja.
***
16
PERPADUAN
ILMU PENGETAHUAN EKSAKTA DAN ABSTRAK
Hendaklah disadari bahwa dengan ilmu pengetahuan eksakta semata-mata seringkali
terjadi ramalan yang meleset, walaupun sebelumnya telah disiapkan berdasarkan
prinsip-meteorologi dan geofisika. Seperti juga masalah panen padi atau
tembakau yang gagal, walaupun sebelumnya sudah dilakukan perhitungan yang
matang bahwa hasil tanaman padi atau tembakau akan berlipat ganda. Tetapi apa
hendak dikata, tanaman-tanaman itu rusak diserang hama tikus atau wewng tepat
di saat akan memulainya musim panen. Kenyataan berada jauh di luar perhitungan
manusia semula. Dan masih banyak lagi kisah-kisah semacam ini, bencana alam
menghabiskan ribuan ton tanaman yang siap dipanen, merusak ladang dan sawah
ratusan hektar, memusnahkan harapan ribuan orang yang menanti datangnya musim
menuai padi. Tak kalah pentingnya lagi mengurangi kepercayaan pada
ramalan-ramalan ilmiah yang semula diyakini ketepatannya dan
kebenarannya.
Agar peristiwa alam berupa hama tikus, ulat atau wereng ini tidak terulang
kembali, pun untuk menghindarkan terjadinya bencana alam banjir, gempa bumi,
tanah longsor ataupun gunung meletus yang akan memusnahkan jiwa dan harta benda
itu, tentulah tidak cukup dengan melakukan analisa ilmu pengetahuan eksakta
saja atau yang sering terjadi melakukan analisa dengan dasar perasaan saja.
Hendaknya pemahaman terhadap semua apa yang terjadi pada diri manusia juga
dilakukan dengan menggunakan pendekatan ilmu pengetahuan abstrak, ilmu
pengetahuan metafisika yang akan memberikan keterangan-keterangan segala apa
yang tersembunyi di balik alam dunia ini. Hal yang utama dan merupakan syarat
yang terpenting dalam menghadapi peristiwa serupa adalah memiliki pengetahuan
yang mampu menembus alam ghaib itu.
Pada suatu ketika terjadi peristiwa serangan hama tentara ulat (Army
Worms) yang berjuta-juta jumlahnya menyerbu merusak tanaman,
menyebabkan musnahnya ribuan hektar padi dan jagung milik rakyat. Serbuan
mendadak itu mencemaskan rakyat, menyebarkan ketakutan menghadapi peristiwa
yang tak terduga. Para petani merasa tertekan tidak sanggup mengatasi wabah
hama yang tiba-tiba datangnya itu. Ketakutan dan kecemasan ini menimbulkan
perasaan yang bukan-bukan (imagination) yang pada gilirannya
menciptakan suatu kepercayaan yang didasarkan pada takhayul.
Akhirnya untuk mencegah terjadinya serbuan hama serupa itu mereka melakukan
pembelaan atas dasar perasaan mereka yang sama sekali tidak logis itu, misalnya
mereka meyakini bahwa :
·
ulat-ulat
itu tidak boleh dibasmi agar tidak semakin mengganas.
·
ulat-ulat
itu tidak boleh diganggu disebabkan ada makhluq halus yang memeliharanya.
·
agar
masyarakat petani setempat membakar kemenyan di sekitar sawah ladang mereka
untuk mengusir makhluq halus.
·
dan
sebagainya.
Peristiwa
penyerbuan oleh ulat tentara ini kalau dianalisa dari segi ilmu pengetahuan
eksakta akan menghasilkan keterangan berikut ini : timbulnya ulat-ulat atau
hama tentara itu disebabkan adanya pengaruh iklim. Ulat-ulat itu muncul secara
serempak dan menyebar ke seluruh ladang dan sawah petani apabila terjadi musim
kering yang berlangsung lama sekali, kemudian diikuti oleh musim hujan yang
terputus-putus, atau kalau musim hujan yang datang diselingi musim kering
secara berulang-ulang.
Keadaan iklim semacam ini merupakan saat yang terbaik bagi berkembang-biaknya
ulat-ulat itu. Proses terjadinya ulat itu mulai dari telur menjadi ulat berubah
kepada kupu-kupu kemudian menjadi telur lagi dan seterusnya memerlukan waktu
antara 3 sampai dengan 4 minggu. Jumlah telur setiap ekor kupu-kupu berkisar
antara 200-300 butir. Bahkan sering diketemukan seekor kupu-kupu bertelur
sampai 700 butir. Jumlah telur yang demikian banyak inilah yang menyebabkan
serbuan mendadak itu mampu menghabiskan ribuan hektar tanaman inilah sebabnya
ulat-ulat itu disebut sebagai tentara ulat.
Jenis ulat ini antara lain : Lemcana Unipuncta Haw, ulat
yang berwarna kelabu. Mampu menimbulkan kerusakan hebat pada tanaman padi dan
jagung. Spodoptra Nauritia Boilsd, ulat tentara berwarna
coklat hitam. Merusak bibit padi yang lebih tua. Lophygama exemta
Wilk, ulat tentara bergaris kuning. Suka menyerang jagung muda yang
berumur 3 sampai 4 minggu dan bibit padi.
Ulat-ulat tersebut pada siang hari masuk ke kuruk tanah atau berlindung di
tempat-tempat gelap, berteduh di balik kelopak dedaunan. Pada waktu malam tiba
atau pagi hari mereka biasanya segera menyerbu ladang dan sawah dengan sangat
cepat untuk kemudian segera menghilang. Ciri ulat ini kalau disentuh atau
dipegang tangan akan melingkarkan tubuhnya, jarang sekali menampakkan diri
kecuali kalau sedang membutuhkan makanan dalam jumlah banyak akan keluar
bergerombol secara serempak. Apabila sudah mendapatkan makanannya mereka segera
masuk kembali ke tanah untuk menjelmakan diri menjadi kepompong.
Untuk membasmi ulat ini haruslah dilakukan dengan cepat sekali sebelum mereka
sempat mengganas kembali. Setelah mereka melakukan penyerbuan umumnya mereka
akan mati dengan sendirinya dalam waktu 3 jam lebih atau lebih. Tetapi mereka
masih tetap meninggalkan telurnya yang akan beruah menjadi ulat lagi.
Demikianlah antara lain suatu analisa ilmu pengetahuan eksakta. Namun demikian
harus tetap disadari bahwa ilmu pengetahuan eksakta hanya mempunyai hubungan
dengan alam kebendaan, tidak sanggup menyelami sesuatu di samping alam benda
ini.
Ilmu alam misalnya hanya sanggup mengetahui hubungan zat dengan zat yang lain,
tetapi tidak sanggup memberikan jawaban dari mana asalnya zat itu. Demikian
juga ilmu pengetahuan eksakta lainnya tidak mampu menyelidiki asal-usul
terjadinya ulat-ulat yang jumlahnya berjuta-juta itu, mengapa ulat-ulat itu
mempunyai watak yang begitu ganas untuk merusak tanaman.
Marilah analisa ini kita tingkatkan lagi, misalnya peristiwa hama itu kita
analisa dengan menggunakan pendekatan ilmu metafisika. Banyak diperoleh
keterangam-keterangan terjadinya suatu peristiwa yang menimbulkan kerugian
massal seperti bencana alam, atau peristiwa kehancuran suatu bangsa (umat
manusia), antara lain disebabkan juga perbuatan umat manusia itu sendiri, yakni
perbuatan yang dikendalikan oleh nafsu jahat manusia.
Dalam pelajaran pendahuluan ilmu metafisika dinyatakan, setiap sesuatu yang
ditangkap oleh alat panca indra atau dengan kalimat lain di setiap detik alat
panca indra manusia dapat menangkap berbagai jenis daya alam yang dapat
dihitung jumlahnya. Jika daya-daya alam yang ditangkap oleh panca indra ini
mempunyai kesesuaian gelombang, maka akan timbullah suatu peristiwa
getar-menggetar (resonansi) yang akan menyebabkan alat panca
indra itu mampu melihat, mendengar, merasakan dan sebagainya. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa tubuh manusia itu merupakan suatu sistem penangkap
gelombang (Resonatren System). Contoh jelasnya demikian, pesawat
radio akan berbunyi apabila gelombangnya mempunyai kesesuaian dengan gelombang
pemancarnya berdasarkan peristiwa resonansi itu.
Daya-daya alam yang ditangkap oleh panca indra setelah mengadakan process
of relays akan menjadi impuls (getaran)
arus listrik hidup (bio eletriciteit). Impuls arus
listrik hidup tadi dari panca indra mengalir ke dalam pangkal otak. Di dalam
pangkal otak terdapat beberapa ruangan yang akan memindahkan arus listrik hidup
tadi, ruangan-ruangan ini dinamakan synapes. Seterusnya
dalam perangsangan menurut pola actie stroom theorie akan
menghasilkan arus-arus aksi baru yang berasal dari pangkal otak dan nantinya
akan menjelmakan "nafsu-nafsu".
Apabila daya-daya nafsu tadi dialirkan ke pusat kesadaran akan menjelmakan
kesadaran atas diri sendiri (Zelfbewusitzijn) yang akan
menimbulkan insting keagamaan (Het Zuiver Zelbewustzijn) sehingga
akan mampu meningkat ke arah kesadaran jagad atau kesadaran kepada Tuhan (Het
Cosmisch Bewustzijn). Akan tetapi jika daya-daya nafsu tadi tidak
dialirkan ke pusat kesadaran, maka hanya akan mengalirkan ke otot-otot,
mengerjakan fungsi persyarafan dan gerakan-gerakan untuk menjelmakan perbuatan
yang disebut sebagai fungtie animal atau Roh Hewani (Anima
Animalis), dinamakan juga fungtie sensomotorica atau animals
functie, yaitu segala gerakan dan setiap tindakan yang dihasilkan oleh
suatu kemauan yang menyerupai hewan (Dierlijke Ziel).
Watak yang dimiliki hewan selain bertujuan hidup dan berkembang biak, adalah
juga makan sebanyak mungkin. Bila suatu saat binatang itu ingin makan
sebanyak-banyaknya, tetapi tidak terdapat makanan yang diinginkan, ia akan
berusaha sekuat tenaganya walaupun dengan jalan menyerobot atau merampas, tidak
peduli hak milik pihak lain, pasti akan dilahap bagaikan miliknya sendiri saja.
Bahkan tidak jarang milik hewan yang lebih lemah dari dirinyapun akan dirampas
juga. Siapa yang berani melawan akan dihantam dengan segala kekuatan dan segala
senjata yang ada padanya, kuku dan taringnya akan digunakan semaksimal mungkin.
Demikian pulalah ibarat masyarakat ala hewan. Masyarakat yang hidupnya
bertujuan utntuk mementingkan diri sendiri, makan sebanyak-banyaknya
semata-mata.
***
17
INTUISI
DAN SYETAN
Manusia yang kejangkitan daya nafsu hewani ini dapat diterangkan sebagai
berikut : angka getaran daya nafsu manusia ini hanya dapat berhubungan dengan
angka getaran yang sama, dalam hal ini angka getaran gelombang yang sama ialah
dayapdaya nafsu syetan. Kontak yang terjadi antara gelombang nagsu hewani pada
diri manusia dengan gelombang syetan akan menimbulknan resonansi yang disebut
intuisi dari syetan. Intuisi syetan ini akan menimbulkan nafsu jahat seperti
nafsu lawwamah (ego sentris), nafsu
mementingkan diri sendiri (Instinct Van Het Eigen Belang), nafsu
rakus, loba, tamak (Gulzig en Inhalig) dan perbuatan atau
tindakan lainnya yang meniru perbuatan iblis yang akan menimbulkan berbagai
macam kerusakan dan kekacauan.
Jika nafsu lawwamah, tamak, rakus, loba ini bercokol dalam
suatu golongan atau uamt di suatu negara maka yang akan terjadi adalah : kapitalisme,
kolonialisme, imperialisme dan sejenisnya. Inilah nafsu raksasa
yang ingin berkuasa, menjajah dan menguasai bangsa lain dengan jalan
memecah-belah persatuan bangsa atau umat manusia lainnya. Nafsu syetandan iblis
inilah yang akan selalu mengamuk dan menguasai berbagai bidang politik, ekonomi
maupun kebudayaan bangsa lain dengan mempergunakan alat-alat pembunuh seperti
kapal perang, pesawat udara, bom hidrogen, bom atom dan lain sebagainya yang
akan menjerumuskan manusia dalam suatu kehancuran peradaban dan kebudayaan,
membinasakan bangsa manusia lainnya. Tepat sekali apa yang difirmankan Allah
SWT :
وَمَا ظَلَمُونَا وَلَـٰكِن كَانُوٓاْ
أَنفُسَهُمۡ يَظۡلِمُونَ (٥٧ ........
"........ Dan tidaklah mereka menganiaya Kami, akan tetapi mereka
menganiaya diri mereka sendiri" (QS 2:57)
Ayat ini tegas mengatakan bahwa setiap bendana dan malapetaka yang menimpa
suatu umat atau bangsa diakibatkan perbuatan mereka sendiri yang dikendalikan
nafsu-nasfsu syetaniah. Sebagai contoh, kalau di suatu tempat atau daerah
perbuatan penduduknya lebih banyak dikendalikan oleh daya-daya syetan atau
dibakar oleh daya-daya syetan yang berupa api abstrak itu, maka daya-daya manusia
tadi akan terus naik ke alam angkasa luar (alam dengan empat atau lima
dimensi). Jika daya-daya tadi sampai ke alam Malaikat atau alam yang dinin
(yang lebih halus) akan terhambat dan tertekan ke bawah. Peristiwa ini
difirmankan Allah sebagai berikut :
لَّا يَسَّمَّعُونَ إِلَى ٱلۡمَلَإِ
ٱلۡأَعۡلَىٰ وَيُقۡذَفُونَ مِن كُلِّ جَانِبٍ۬ (٨ .......
"...... Syetan-syetan itu tidak dapat mendengarkan (memanjat) alam
yang Maha Tinggi (alam malaikat), lalu mereka dilempat (ditekan) dari tiap
penjuru bila mereka ingin mendengarkan" (QS 37:8).
Daya-daya syetan yang terhambat tadi lalu mencari jalan ke samping dan
melepaskan dirinya keluar. Kemudian dengan tenaga sendiri ia harus kembali pada
lingkaran peredaran semual. Akhirnya daya-daya nafsu yang abstrak dan tersusun
dari elektron-elektron yang hidup itu akan tampak kembali dan mampu menjelma
menyerupai makhluq misalnya ulat, tikur, atau benda lainnya yang dapat
menampakkan diri, tetapi kemudian lenyap. Apa yang sudah nampak lenyap itu akan
dapat muncul kembali dan seterusnya. Segala perbuatan dan tindakan makhluq tadi
tentunya sesuai dengan perbuatan dan tindakan manusia, karena penjelmaan
makhluq-makhluq itu berasal dari daya-daya nafsu manusia sendiri yang diolah
dengan daya-daya syetan.
Dalam ilmu metafisika : Dematerialisasi, dinyatakan bahwa
peristiwa seperti yang disebutkan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut
Malaikat ialah suatu makhluq yang tersusun dari sinar-sinar yang amat halus,
yaitu butir-butir zat mutlaq atau bion-bion yang hidup dan berpikir. Ia dapat
menghambat, menahan, menghentikan gerakan elektron-elektron atom, dalam hal ini
daya-daya nafsu syetaniah yang tersusun dari elektron-elektron hidup (bio
elektronen).
Karena gerakan elektron-elektron hidup itu dihambat atau dihentikan, maka akan
lenyaplah daya-daya nafsu yang tersusun dari elektron hidup tadi. Tekanan
Malaikat ini merupakan tambahan muatan. Akan tetapi jika tekanan menghambat itu
dihentikan, maka daya-daya nafsu syetan itu akan lepas dan kembali ke lingkaran
peredarannya semual, akhirnya daya-daya nafsu syetan yang lenyap tadi niscaya
tampak kembali.
Peristiwa eksakta akan dapat dikiaskan pada elektron-elektron itu diberi muatan
tambahan, maka mereka akan berloncatan ke lingkaran peredaran yang lebih dekat
pada protonnya. Akan tetapi isi muatan yang ditambahkan tadi akan segera
dilepaskan kembali pada lingkaran peredarannya semula. Dalam ilmu fisika
diterangkan bahwa daya yang berdiri sendiri adalah daya berat yang tak dapat
berubah menjadi daya lainnya (Zawarte Kracht). Daya-daya yang
berupa aether atau sinar yang begelombang dinamakan
daya elektron magnetik. Menurut hukum kekekalan tenaga (Behoutwet der
Energie). setiap daya tidak mungkin lenyap tanpa berubah menjadi daya
lainnya.
Agar masalah di atas menjadi lebih jelas dapat dicontohkan dengan sebatang
rokok yang berapi, semua zat yang berada dalam tembakaunya hancur menjadi abu.
Zat arang dan zat-zat lainnya dalam rokok itu terpisah-pisah dan menjadi asap
yang terbang di udara. Demikian pula zat-zat arang lainnya yang ada di bumi
akan terbang ke udara menjadi asap akibat terpaan sinar matahari pada permukaan
bumi. Apabila udara di atas bumi ini memperoleh hawa dingin dan lembab maka
udara itu akan menjadi padat dan rapat seperti kaca. Oleh karenanya udara yang
naik membumbung ke atas
***
18
CARA
MENGHADIRKAN ROH
Ketika Rasulullah Muhammad SAW tiba di Masjidil Aqsha, beliau mekukan shalat
berjamaah dengan para Nabi terdahulu. Tentu saja dalam perjumpaan itu Nabi
Muhammad hanya berjumpa dengan Roh para Nabi saja. Perjumpaan beliau dengan
para Nabi terdahulu ini merupakan alsan yang kuat bahwa orang yang hidup pada
hakekatnya dapat melakukan hubungan dengan orang yang sudah mati. Peristiwa
ajaib ini telah menajdi bahan penyeledikan dan sekaligus ilmu pengetahuan
khusus di segala zaman dan tetap menjadi obyek perhatian para ahli ilmu Jiwa
Modern baik di Barat maupun di Timur. Penyeleidikan-penyelidikan yang dilakukan
itu akan memperoleh bukti-bukti bahwa mengadakan hubungan dengan orang mati
atau makhluq-makhluq halus yang serba ghaib, yang menghuni alam empat atau lima
dimensi (ukuran) yang hidup tersebar di alam angkasa luar itu tak dapat
dipungkiri kebenarannya.
Dalam Ilmu Metafisika dirumuskan bahwa syarat yang paling ringan untuk
melakukan hubungan dengan orang yang sudah mati adalah harus tersedianya
seorang yang bertindak sebagai perantara ini harus memiliki kecakapan rohani
yang dapat memanggil roh orang mati. Melalui perantara inilah roh orang mati
tadi melakukan hubungan dengan orang yang ingin bertemu dengannya.
Seorang medium mempunyai kemampuan untuk memberikan penjelasan mengenai sesuatu
alam atau ruang yang dimediumisasi (Gemesiumiseerde Plaatselijke
Gesterlheid), yaitu alam 4 dimensi yang dihuni oleh makhluq-makhluq
hidup, halus, ghaib, bergerak dan berpikir (Bio-electronen) yang
tidak berwujud materi. Alam ini termasuk dalam jangkauan Ilmu Meta Geometrie,
sementara makhluq-makhluqnya mempunyasi sifat dan watak yang sesuai menurut
hukum metafisika.
Alam 4 dimensi ini selain dihuni makhluq-makhluq halus dan ghaib, juga berisi
daya-daya pikiran manusia yang berupa kata-kata, seperti wasiat, pesan-pesan,
amanat-amanat atau kata-kata akhir yang akan disampaikan kepada keluarga orang
yang akan meninggal dunia itu. Kata-kata akhir itu tidak sempat disampaikan
atau diucapkan hanya tersimpan dalam ingatan atau fikirannya. Pada hakekatnya
kata-kata yang tersimpan dalam fikiran itu berubah menjadi gelombang yang
bergerak ke alam 4 dimensi dan mempunyai hubungan yang erat dengan daya-daya
rohani orang yang akan mati itu. Proses yang demikian ini disebut sebagai
"Peristiwa roh yang berpikir".
Andaikata pihak keluarga si mati ingin mengetahui kata-kata terakhir yang tidak
sempat diucapkan waktu menginggalnya orang tadi, maka perlulah digunakan
seorang medium untuk mengadakan hubungan dengan daya pikiran atau rohani orang
mati itu. Semua kata-kata orang yang mati dari (yang telah berada di alam 4
dimensi) dapat memasuki kipiran-pikiran si medium, lalu diucapkan dengan jelas
sehingga orang-orang yang berada di sekitar medium tadi dapat mendengarkan
kata-kata terakhir yang dikandung orang yang mati pada saat ia akan meninggal
dunia.
Syarat untuk menjadi seorang medium adalah mendalami ilmu jiwa modern (Harmonische
Psychologie). Ilmu ini disebut medium schaap. Tetapi
ada juga orang yang tanpa mempelajari ilmu ini dapat menjadi seorang medium.
Orang yang seperti ini memiliki keistimewaan, keadaan alat-olat rohani orang
ini sejak lahir sudah diperlengkapi dengan kekuatan yang cukup dan daya tahan
yang hebat serta dapat melakukan resonansi (getar
menggetar) dengan makhluq-makhluq halus yang ghaib. Tentu saja rohani orang
yang demikian ini tergolong istimewa. Dalam Bahasa Madura orang yang demikian
ini disebut sebagai memiliki "Tulang Candana". Untuk
menguraikan apa yang dimaksud dengan "Tulang Candana"
itu memerlukan waktu tersendiri.
Dalam ilmu metafisika diterangkan bahwa bion-bion rohani seorang medium lebih
tinggi tingkatannya dari daya-daya kimiawi, mekanika dan fisika. Alat yang
dipakai oleh seorang medium adalah Aku Batin (subjective ik)nya,
sedangkan Aku Lahir (objective ik)nya dalam keadaan tidur.
Flammarion dalam bukunya "Du Spoken Huizen" menerangkan
bahwa bion-bion rohani seorang medium bagaikan daya
listrik yang menjelma sebagai makhluq hidup dan berpikir. Setiap tindakan dan
kecakapnnya mengagumkan sekali. Tetapi daya-daya kecakapannya itu tidak dapat
disaksikan oleh alat panca indra lahir walaupun dengan alat mikroskop yang
bagaimanapun kuatnya. Segala kecakapan dari bion-bion tadi
merupakan sesua yang abstrak. Kecakapan daya-daya rohani
tadi dapat memberikan perintah kepada makhluq-makhluq halus dan jasad-jasad
halus yang hidup di alam dengan 4 atau 5 dimensi (ukuran). Hanaya perlu
disadari terlebih dahulu bahwa seorang medium tidak akan sanggup mengadakan
hubungan roh para nabi, para wali atau orang-orang keramat. Hal ini disebabkan
bion-bion yang menyusun roh para Nabi, Wali atau orang-orang keramat angka
getarannya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan angka getaran rohani yang
dimiliki seorang medium.
Selain medium biasa seperti dicontohkan di atas terdapat juga beberapa medium
yang memiliki kedakapan rohani yang lebih sempurna dari seorang medium biasa.
Seorang medium yang lebih cakap ini sanggup memanggil roh seorang yang telah
meninggal dunia dalam bentuk atau wujud gambaran yang lebih lengkap sesuai
dengan aselinya sama seperti keadaan pada waktu hidupnya. Bentuk tubuh, wajah,
kulit, maupun pakaian yang biasa dipakai sewaktu orang itu hidup nampak nyata
dan jelas sekali, serta orang tadi dapat bercakap-cakap atau bersoal jawab.
Keadaan roh tadi tidak berbeda sifatnya dengan manusia biasa yang masih hidup.
Walaupun demikian bentuk tubuh itu tak dapat disentuh atau diraba oleh karena
bentuk tubuh itu tidak tersusun dari jasad-jasad kasar (materi) melainkan
tersusun dari bion-bion yang mampu begerak dengan kecepatan sinar kathode.
Sedangkan tekanan listrik-listrik bion-bion itu tidak dapat diukur oleh
alat-alat pengukur listrik (Galvanometer atau electrometer)
oleh karena makhluq-makhluq ini termasuk dalam suatu golongan makhluq yang
tidak dapat diukur ataupun (inponderable).
Peristiwa mendatangkan orang mati dengan bentuk tubuhnya yang asli titu dapat
diterangkan sebagai berikut, bion-bion rohani orang
yang mati tadi dapat menjelmakan suatu pada ionisasi atom-atom
elektronnya. Peristiwa ini disebabkan ruangan yang kosong akibat
peristiwa ionisasi itu telah ditempati bion-bion rohani
orang yang mati tadi, ini berarti bahwa atom-atom yang
telah kehilangan satu elektronnya diisi oleh bion-bion rohani
orang yang mati. Sehubungan atom-atom itu telah
mengandung bion-bion rohani maka dengan sendirinya
mempunyai jiwa dan dapat berpikir serta bergerak. Karenanya itupun dapat
bergabung dengan atom-atom yang lain berjiwa dan
berubah menjadi molekul-molekul. Selanjutnya molekul-molekul lainnya
sehingga akan menimbulkan suatu padatan molekul.
Mula-mula padatan molekul-molekul itu muncul seperti asap atau menyerupai awan,
apabila padatan molekul itu bertambah padat lagi, akan nampaklah sebagai benda
berupa makhluq atau manusia yang dapat berbunyi, bersuara, bercakap-cakap,
bertindak dan sebagainya menurut kehendak (Wilis Manifestatie)
yang dicita-citakan (Adioplastis) oleh orang yang menjadi
perantara / mediumnya. Semua orang berada yang berada di sekitar rohani orang
yang mati itu dalam bentuk tubuhnya yang nyata dan jelas asalkan mentaati
syarat-syarat yang telah diberikan oleh orang yang menjadi medium.
Pernah terjadi, di Sumenep - Madura, seorang meminta pertolongan kepada seorang
peranara untuk menemui ibunya yang telah meninggal dunia. Dengan bantuan
seorang medium itu si anak dapat melihat dan bercakap-cakap, bertanya jawab
dengan ibunya. Bahkan ibunya memberikan wejangan atau nasehat yang berharga
kepada si anak. Peristiwa ini berlangsung cepat sekali dalam beberapa detik
saja, hingga si anak tidak dapat menangkap keseluruhan pembicaraan itu, hal ini
disebabkan angka getaran meta-energi yang ia miliki
lebih rendah dari angka getaran rohani orang yang meninggal dunia itu.
Peristiwa lain, seorang camat di Sumenep dengan bantuan seorang medium
menjumpai saudranya yang meninggal dunia di rumah sakit Malang. Almarhum
menerangkan dengan sejelas-jelasnya peristiwa yang dialami saat keadaan
sakaratul maut, saat Malaikat Maut akan mencabut
nyawanya. Berkat ketangkasan rohani si perantara, orang yang mati didesak
dengan berbagai macam pertanyaan, teristimewa pertanyaan mengenai sekitar alam
kubur, Semua pertanyaan itu dijawab dengan jelas dan tentunya akan panjang
sekali kalau dipaparkan di halaman ini.
Masih terbayang dalam ingatan kami suatu peristiwa pembunuhan di kota Sumenep
pada tahun tidak terdapatnya petunjuk-petunjuk bukti yang kuat. Walau segala
macam usaha telah dilakukan bahkan sudah ada juga orang yang dicurigai sebagai
pelaku pembunuhan itu, tetapi bahan-bahan bukti dan keterangan yang lengkap
belum diketemukan maka tuntutan polisi kepada orang-orang yang yang dicurigai
itu belum dapat dilaksanakan. Akhirnya ditempuh cara lain, meminta bantuan
seorang yang memiliki ilmu medium schaap. Berkat kerjasama
yang erat antara petugas keamanan dengan orang yang memiliki ilmu dedium itu
akhirnya kecurigaan terhadap seseorang yang sudah diduga sejak semula dapat
menjadi kenyataan dengan bukti-bukti pengakuan orang yang dicurigai itu serta
ditemukannya bukti-bukti lainnya yang semula tidak diketahui. Peristiwa ini
dapat diterangkan secara ringkas demikian :
Pertama kali petugas keamanan tadi menerima petunjuk dan syarat-syarat riyadah-rohaniah dari
si perantara/medium untuk melakukan sembahyang malam dan syarat-syarat lain
yang diperlukan berupa wirid-wirid, do'a dan membaca Al
Qur'an serta mengurangi tidur selama kira-kira lima malam. Setelah
petunjuk-petunjuk itu dilaksanakan bersama-sama, maka pada saat yang ditentukan
serta segala macam alat rohaniah telah disiapkan, si perantara / medium bersama
dengan petugas keamanan duduk dalam sebuah kamar yang diterangi lampu 100 watt.
Kemudia si medium melakukan kegiatan resonansi memanggil
orang yang terbunuh itu. Dalam waktu beberapa detik saja muncullah suatu
bayangan asap yang makin lama makin padat dan bertambah padat lagi. Tak lama
kemudia orang yang terbunuh memberikan isyarat-isyarat rohaniah bahwa ia telah
hadir di majlis itu. Setelah isyarat rohaniah tadi dijawab secar rohaniah juga
oleh si medium tak lama kemudian nampaklah bayangan seperti asap yang kemudian
tersusun sendiri dengan rapinya dan segera menjelma menjadi bentuk seorang
manusia sebagaimana diterangkan di atas. orang yang dtang itu adalah yang
terbunuh. Pada tubuhnya terlihat darah berlumuran. Iapun mengucapkan salam
kepada majelis, kemudian menyebutkan nama dan tempat tinggalnya. Setelah itu
barulah ia menanyakan kepentingan majelis itu memanggil dirinya hadir di
situ.
Sang medium segera menjawab dan menyatakan maksdunya meminta kedatangan si
terbunuh. Dikatakan, ia diminta datang karena ingin mengetahui sebab-sebab ia
terbunuh serta siapa yang melakukan pembunuhan terhadapnya. Orang itupun
kemudian menjawab dengan jelas diikuti dengan keterangan lengkap sejak awal
sampai akhir peristiwa pembunuhan terhadap dirinya. Sang mendium pun kemudian
mendesak dengan pertanyaan lainnya mengenai alat yang digunakan untuk membunuh,
waktu terjadinya pembunuhan dan bahkan sepeda yang ia gunakan waktu ia dibunuh,
sertaa pertanyaan-pertanyaan lainnya yang diperlukan untuk mengumpulkan
bukti-bukti. Orang mati itupun menjawab bahwa alat-alat yang dipergunakan untuk
membunuhnya disembunyikan di suatu tempat sedangkan sepeda si pembunuh
dilemparkan dalam sungai oleh si pembunuh. Begitu juga dengan bukti-bukti lain
yang dibutuhkan dijelaskan dengan lengkap.
Semua keterangan yang diberikan itu kemudian dicatat majlis seolah-olah ia
berhadapan dengan manusia biasa layaknya. Setelah selesai memberikan keterangan
yang sangat diperlukan dan sangat berguna, si terbunuh tadi minta izin untuk
kembali ke alamnya. Dengan mengucapkan salam ia hilang menyelinap di
tengah-tengah majlis. Saat itu juga majlis mengambil keputusan untuk melakukan
penggerebakan dan penangkapan terdahap orang yang telah disebutkan si terbunuh.
Ternyata hasilnya tidak sia-sia, bukti-bukti yang diajukan tepat dan tidak ada
yang meleset. Senjata tajam yang dipakai sebagai alat pembunuhan yang
disembunyikan dapat ditemukan dan masih nampak bekas-bekas darah yang
mengering. Sepeda si terbunuh yang dilemparkan ke dalam sungai dapat juga
diketemukan kembali. Si tersangka pembunuh dan orang-orang yang tersangkut
dapat ditangkap dan mengaukui terus terang segala perbuatannya.
Beberapa hari kemudia salah seorang petugas keamanan yang ikut serta dalam
majlis dengan rasar gembira mengatakan, "Saya bersyukur karena sejak kecil
saya dididik beribadah, membersikah rohani untuk mengabdikan diri kepada Tuhan
Allah SWT dan hasilnya sekarang benar-benar bahwa pendidikan agama itu ternyata
sanggup memberikan bantuannya kepada tugas saya di bidang keamanan masyarakat
dan negara serta sanggup mengatasi bermacam-macam kesulitan yang berada di luar
kecakapan otak lahir. Betapa tinggi hikmahnya orang yang beribadah, baru kali
ini saya rasakan dan menyadarinya setelah saya menerima petunjuk-petunjuk dari
seorang medium / perantara. Padalah sebelumnya, walaupun saya beribadah kepada
Tuhan, saya mengira ibadah itu hanyalah suatu pengabdian ritual saja sebagai
seorang yang beragama".
Kalau kita teliti semua peristiwa di atas akan dapat kita tarik kesimpulan
sebagai berikut, jika seorang manusia biasa yang tidak luput dari perbuatan
dosa dapat mempelajari ilmu-ilmu kerohanian sehingga mampu menghadirkan orang
yang sudah mati, betapa pula dengan seorang Nabi, teristimewa Nabi Muhammad SAW
?. Nabi Muhammad SAW yang memiliki rohani yang suci dan terhindar serta terjaga
dari perbuatan dosa dan juga memiliki bermacam-macam mu'jizat, tentulah tak
patut diherankan jika pada suatu saat yang diperlukan beliau dapat berjumpa
dengan para Nabi yang terdahulu sebagaimana yang terjadi di Masjidil Aqsha saat
beliau melakukan Isra' Mi'raj. Firman Allah SWT :
أَفَمَن شَرَحَ ٱللَّهُ صَدۡرَهُ ۥ
لِلۡإِسۡلَـٰمِ فَهُوَ عَلَىٰ نُورٍ۬ مِّن رَّبِّهِۦۚ فَوَيۡلٌ۬ لِّلۡقَـٰسِيَةِ
قُلُوبُہُم مِّن ذِكۡرِ ٱللَّهِۚ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ فِى ضَلَـٰلٍ۬ مُّبِينٍ (٢٢
"Adakah Orang yang dibuka mata batinnya oleh Allah kemudian menerima
Islam, maka ia telah memperoleh sinar dari hadirat Allah" (QS 39:22)
Tegas ayat ini menyatakan, barang siapa yang memperoleh sinar Allah niscaya
tenaga rohani (meta energi)nya sanggup mengadakan hubungan
langsung dengan hadirat Allah SWT ibarat alat antena radio yang tinggi
gelombangnya dapat menangkap suara atau gelombang dari stasiun radio pemancar
dengan jelas dan terang. Demikian pula mereka yang memiliki kesadaran jagat
raya (Het Comische Bewustzijn)
Mereka yang mampu mengadakan hubungan rohaniah ke alam Tuhan dapat dipastikan
akan lebih mudah mengadakan hubungan dengan alam ghaib, misalnya alam arwah (Geesten
wereld) yang dihuni roh-roh orang mati. Melalui peristiwa
getar-menggetar atau resonansi mereka dapat bertemu dan bercakap dengan roh-roh
orang yang mati walau sudah bertahun-tahun di dalam kubur. Tentulah tak dapat
dipungkiri bahwa pribadi Rasulullah SAW yang diliputi dengan sinar Allah (Unio
Mystiecs) telah dapat menghadirkan arwah para Nabi terdahulu yang hidup
di alam ghaib atau arwah, sebagaimana yang disaksikan dalam peristiwa pertemuan
beliau di Masjidil Aqsha dalam isra' dan Mi'raj. Allah SWT berfirman :
وَلَا تَحۡسَبَنَّ ٱلَّذِينَ
قُتِلُواْ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ أَمۡوَٲتَۢاۚ بَلۡ أَحۡيَآءٌ عِندَ رَبِّهِمۡ
يُرۡزَقُونَ (١٦٩
"Dan janganlah engkau mengira mereka yang mati syahid (membela agama
Allah) itu benar-benar mati, bahkan mereka hidup di sisi Allah dan diberi
rezeki" (QS 3:169)
Peristiwa pertemuan Rasulullah dengan para Nabi ini, merupakan isyarat agar
pengikutnya mempelajari ilmu pengetahuan yang lebih luas lagi, yaitu ilmu
pengetahuan yang tidak lagi memperbincangkan materi, tetapi mulai menyeldiki
dunia atau alam yang immateriel. Dalam ajaran agama telah diterangkan beberapa
alam lainnya seperti alam arwah, alam ide (ideen wereld), alam
syetan dan jin, alam Malaikat, dan seterusnya. Semua alam dan segala isinya ini
telah dikenal oleh beliau. Tepat sekali sabda beliau berikut ini, "Hendaklah
kamu pergunakan daya pikiranmu (Corpus Mentalis) akan makhluq
Allah (semua makhluq yang diciptakan Allah) dan janganlah kamu memikirkan akan
zat Allah (Het Absoluut)".
Hadits ini memerintahkan umat Islam untuk meneliti dan menyelidiki alam di luar
dan di dalam bahkan diperintahkan juga umatnya untuk menjadi kaum yang memiliki
kemampuan infra dan supra intelektual sebagaimana yang diistilahkan di dalam Al
Qur'an : Ulul Albaab, dan Ulul Abshaar, yaitu
mereka yang memiliki panca indra batin dan yang yang pandangannya ditujukan ke
arah yang materiel dan immateriel, relatif dan abstrak atau metafisika dan absolut
abstrak.
Panca Indra batin dan pandangan batin adalah langkah awal untuk memperoleh
intuisi yang merupakan imbasan sinar-sinar dari alam ghaib. Imbasan sinar-sinar
ini akan menjelmakan kecakapan rohani yang sanggup membelai dan mengusap
perasaan menciptakan kebahaigaan hidup berdasarkan kemanusiaan sejati,
memberikan kehidupan sejahtera, aman dan tentram di bawah naungan Rabbul
Izzati. Mereka yang memperoleh intuisi jiwa ini yang disinari caya
terang benderang dari Alam Tuhan. Mereka itulah yang cita-citanya akan berhasil
dengan sempurna.
Kisah menghadirkan roh orang mati juga telah diterangkan dalam surat Al Baqarah
ayat 72-73 ketika terjadi pembunuhan di Zaman Nabi Musa AS. Masyarakat saling
menuduh sehingga timbul perselisihan. Mereka meminta bantuan Nabi Musa AS untuk
mencari pembunuh orang itu. Dengan petunjuk Tuhan yang diberikan kepada Nabi
Musa AS, masyarakat di situ diperintah untuk menyembelih seekor sapi (baqarah).
Setelah semua syarat dilaksanakan, si terbunuh hidup kembali sembari berkata di
hadapan orang ramai, "Aku dibunuh si fulan". Dengan pengakuan si
terbunuh itu masyarakat merasa puas. Seorang Ahli Tafsir terkenal. Thantawi
Jauhari setelah menafsirkan QS 2:72-73 di atas memberikan keterangan dan kupasan
yang panjang lebar dan akhirnya beliau berkata, "Kita pun dapat juga
menghadirkan roh orang mati".
Berkenaan dengan ayat tersebut tadi, Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya
seorang yang melakukan suatu perbuatan walaupun di dalam gua batu yang gelap,
tidak berpintu dan tidak berlobang sekalipun, maka perbuatannya itu pasti akan
diketahui oleh orang rama, apa yang ia kerjakan" (Hadits Riwayat Ahmad dan
Hakim).
Hadits ini mengandung dasar pokok bagi ilmu pengetahuan bahwa segala macam
jenis perbuatan manusia yang baik maupun jahat, tersembuni dan dirahasiakan, di
tempat gelap, sunyi ataupun ramai pasti akan dapat diketahui dan terbongkar
semuanya apabila ilmu pengetahuan rohani telah meningkat.
Prof. Einstein telah mengadakan penyelidikan yang mendalam melalui eksperimen-eksperimennya,
akhirnya ia berkata dengan terus terang bahwa segala macam kejadian dan
perbuatan di alam dunia ini, semuanya tergambar dalam ujud titik-titik halus
yang ghaib dan melekat pada rohani si pelaku. Hal ini dapat dimisalkan dengan tape
recorder. Kelak pada suatu zaman ketika kemajuan ilmu pengetahuan
sudah sedemikian rupa, pasti akan ditemukan alat untuk mereproduksi sesuatu
yang tergambar tadi, sehingga nanti dapat dipastikan benar bahwa manusia tidak
akan menyembunyikan perbuatannya yang baik maupun jelek. Teori Einstein ini
telah menyatakan kebenaran Hadits Rasulullah SAW tadi.
Dengan pernyataan-pernyataan mereka sendiri para sarjana mereka sendiri para
sarjana membuktikan bahwa peristiwa Isra' dan Mi'raj yang dialami Rasulullah SAW
adalah suatu peristiwa yang benar-benar terjadi dan dapat dibuktikan secara
logis. Di zaman ini muncul berbagai perkumpulan yang mempunyai tujuan khusus di
bidang penyelidikan rohani. Perkumpulan-perkumpulan ini dipimpin para sarjana
dari Universitas di berbagai kta dunia seperti New York, Paris, Berlin, London.
Roma dan lain-lain. Usaha mereka telah berhasil memecahkan soal-soal rohani
serta makhluq halus. Begitu juga peristiwa-peristiwa ghaib (Parapsyclogieche
Verschijnen) yang kesemuanya ini tidak dapat didekati ilmu pengetahuan
eksakta semata-mata. Melalui perkumpulan dan penyelidikan seperti inilah mereka
kemudian mencabut kembali tuduhan "tahayul, bijgeloof, nonsens"
dan lain sebagainya terhadap peristiwa Isra' dan Mi'raj. Bahkan mereka
seharusnya sudah mengakui bahwa peristiwa Isra' dan Mi'raj telah lebih dulu,
ratusan tahun yang lalu, membuka tirai rahasia alam semesta yang sampai hari
ini masih menjadi idam-idaman para sarjana timur dan barat abad atom ini.
Demkian sekedar kupasan mengenai pertemua Rasulullah dengan para Nabi
pendahulunya dalam kesempatan beliau shalat di Masjidil Aqsha.
***
19
NAIK TANGGA KE LANGIT (MI'RAJ)
Sesaat setelah Rasulullah SAW besama para Nabi selesai mengerjakan shalat di
Masjidil Aqsha, tiba-tiba turunlah sebuah "tangga" dari langit
sebagai alat pendaki.
Telah diterangkan di pasal yang lalu, bahwa apabila elektron-elektron sebatang
logam berada dalam keadaan teratur dan tertib susunannya niscaya akan
menghasilkan daya magnetik yang dapat menggerakkan atau mengangkat benda dan
logam lainnya.
Hal yang sama juga bisa terjadi pada rohani. Apabila bion-bion rohani
dalam keadaan tertib dan teratur susunannya serta diikuti pula dengan pemusatan
pikiran (Gedachten Concentratie) niscaya akan menghasilkan magnetisch
kracht veld, lapangan (medan) tenaga magnetis atau gelombang elektro
magnetis yang mampu menggerakkan, mengangkat aau memindahkan benda-benda
seperti misalnya : almari, kursi, meja dan sebagainya. Diterangkan pula pada
bagian terdahulu tentang orang yang memiliki ilmu Levatie selain
mampu menggerakkan atau mengangkat benda, orang tersebut dapat pula mengangkat
dirinya sendiri. Peristiwa atau kemampuan secara ini disebabkan bion-bion rohani
orang tersebut dalam keadaan yang tertib dan teratur. Bagaimana peristiwa atau
kemampuan seperti ini terjadi, dapatlah diikuti keterangan berikut.
Otak manusia mempunyai atau terdiri dari dua pusat. Pertama adalah pusat yang
menuju ke alam lahir (logis, corporeel, materiel, riel) yang
memiliki kemampuan untuk melakukan hubungan dengan dunia dalam atau yang
disebut alam saghir. Pusat yang kedua berfungsi mengadakan
hubungan dengan dunia luar yaitu alam yang irriel, immateriel,
abstrak, metafisika yang juga disebut alam kabir.
Semua daya pikiran yang berfungsi mengarah ke dunia luar itu apabila berada
dalam badan budi ia dinamakan sedang melakukan tafakkur (meditatie atau
contemplatie). Dalam keadaan bertafakkur ini nafsu-nafsu jahat dapat
dibersihkan dan kemudian diubah menjadi suatu "ma'rifat"
(kegiatan kontemplasi). Saat berlangsungnya keadaan ma'rifat
inilah daya-daya budi dapat menerima dan menyerap sinar Allah SWT, sehingga
titik hidup yang lahir dapat dipindahkan ke titik hidup yang batin, sebagaimana
telah dilakukan Rasulullah SAW ketika akan menjalani Mi'raj. Hasil dari keadaan
ma'rifat ini adalah berhentinya kegiatan semua alat dan panca indra jasmaniah
dan digantikan oleh kegiatan alat dan panca indra rohaniah. Dengan demikian
kekuatan pandangan rohaniah beliau menjadi lebih tajam secara luar biasa,
begitu juga dengan kewaspadaannya bertambah meningkat. Persiapan seperti ini
sangat penting sekali karena beliau akan menemui makhluq-makhluq rohaniah
(halus) di alam angkasa luar yang sangat berbahaya sekali dan tidak mungkin
dapat dihadapi dengan alat-alat jasmaniah saja.
Persiapan demikian ini dapat dibandingkan dengan persiapan yang dilakukan
manusia biasa yang akan mendarat di bulan. Untuk dapat melakukan pendaratan di
bulan, dibutuhkan manusia yang sehat dengan kemauan yang teguh dan otak
yang brilliant. Syarat-syarat ini perlu sekali karena di
alam luar manusia itu akan menghadapi peristiwa-peristiwa luar biasa aneh dan
ajaib dan tidak pernah disaksikannya dalam kehidupan sehari-hari. Para astronot atau kosmonot itu
selain harus memiliki intelegensia yang tinggi, cerdas
dan tangkas juga harus memiliki pula pengetahuan tentang mesin-mesin roket dan
elektronika, navigasi dan astronomi, kemampuan reaksi (Reaktie Vermogen)
yang cepat terhadap bahaya yang akan dihadapinya.
Marilah kita lanjutkan dengan persiapan lainnya yang dialami Rasulullah SAW.
Untuk bisa melakukan penjelajahan di angkasa luar beliau harus menggunakan alat
pernafasan batin. Menurut ilmu metafisika, pernafasan manusia terbagi dalam dua
kategori, pernafasan lahir dan pernafasan batin. Yang dimaksud pernafasan lahir
adalah pernafasan yang dilakukan untuk membersihkan darah dengan menghisap zat
asam dari udara dan mengeluarkan zat asam dari darah. Pernafasan lahir ini juga
disebut sebagai pernafasan kecil. Sedangkan yang dimaksud pernafasan batin adalah
apabila manusia dengan alat budinya dapat menghisap "nur ilahi"
yang datang dari Alam Tuhan. Dengan pernafasan batin ini manusia dapat
mengatasi berbagai macam udara, iklim, segala keadaan dan peristiwa di alam
angkasa luar. Pernafasan batin ini juga disebut sebagai pernafasan besar.
Kenyataan ini dapat dicontohkan dengan manusia yang pergi ke bulan menggunakan
pesawat ruang angkasa yang begitu modern itu. Pesawat ruang angkasa itu
diibaratkan sebagai badan jasmani manusia, sedangkan para astronot di
dalam pesawat ruang angkasa itu dapat diibaratkan sebagai tubuh rohaninya.
Tentunya badan jasmani itu (pesawat ruang angkasa) harus benar-benar tertutup
rapat, agar udara di dalam ruang pesawat itu tidak mengalami perubahan drastis
yang dapat membahayakan pernafasan manusia astronotnya. Pada
saat-saat tertentu oksigen harus dipompakan ke dalam pesawat itu sementara
zat-zat asam arang yang keluar haruslah dilenyapkan agar tidak meracuni ruang
pesawat.
Masih ada lagi persoalan lain, sewaktu pesawat ruang angkasa itu melesat ke
atas, nafas manusia di ruang pesawat akan menyebabkan terjadinya kelembaban (Vochtigheid)
di dalamnya. Bersamaan dengan itu tubuh manusianya juga akan memancarkan panas
yang makin lama akan menjadikan ruang itu akan menjadi panas. Belum lagi
ditambah panas sinar matahari yang mengenai badan pesawat dan akan menyebabkan
bagian tertentu dari pesawat itu tidak mungkin digunakan oleh para astronot.
Tetapi toh persoalan yang ada itu dapat diatasi dengan semakin majunya ilmu
pengetahuan eksakta, dengan kemampuan dan kecakapan otak lahir manusia
biasa.
Telah diterangkan tadi bahwa melalui operasi jiwa titik hidup lahir pada diri
Rasulullah SAW telah dialihkan ke titik hidup batin. Dengan demikian tubuh
jasmani beliau akan kehilangan rasa berat (keadaan tanpa bobot). Syarat ini
penting sekali karena ruang angkasa yang hampa udara itu akan mengakibatkan
keadaan tanpa bobot pada diri manusia. Bagi manusia biasa keadaan tanpa bobot
ini akan menimbulkan halusinasi, kecuali bagi orang-orang tertentu yang
terlatih untuk itu, misalnya astronot-astronot.
Mengapa keadaan tanpa bobot ini akan menimbulkan halusinasi ?
ini disebabkan hilangnya berat badan akan menimbulkan perasaan seakan-akan
manusia itu kehilangan dukungan (sokongan) yang sehari-harinya diperoleh di
bumi ini. Reaksi pertama dari keadaan aneh adalah rasa takut. Kemudian orang
itu akan meraba-raba, mencari-cari sesuatu yang bisa dijadikan pegangan agar
tidak jatuh. Tetapi usaha ini sia-sia belaka. Ia akan tetap melayang-layang
dalam keadaan tanpa bobot itu. Andaikata ia mendapatkan alat untuk pegangan,
perasaanya masih tetap sama, yaitu seolah-olah ia jatuh dalam sebuah sumur yang
dalam dan tanpa batas. Peristiwa yang aneh seperti ini hanya dapat diatasi oleh
orang yang mempunya keteguhan batin.
Kalau pengalaman pertama ini dapat diatasi, akan ada lagi peristiwa aneh
selanjutnya, misalnya tubuh jasmani yang dapat mengapung dalam segala macam
posisi, atau air yang tetap saja berada di tempatnya semula, walaupun air itu
sudah dituangkan. Akal hanya air ini disebabkan oleh hilangnya berat jenisnya
yang menyebabkan ia tidak bergerak dari tempatnya semula. Suatu benda yang
dilepaskan di ruang hampa udara tidak akan jatuh ke bawah melainkan ia akan
tetap saja di tempat dilepaskannya semula.
Manusia yang selalu mengalami perubahan siang dan malam apabila di ruang
angkasa akan menyaksikan keadaan ayng selalu gelap gulita (malam) walaupun
matahari dapat dilihat terus bersinar di kejauhan. Kenyataan-kenyataan yang di
luar kebiasaan manusia itu, tentunya akan mengakibatkan perubahan-perubahan
pada diri manusia yang berada di ruang angkasa itu. Di sinilah pentingnya
kekuatan dan keteguhan rohani manusia astronot itu.
Kalau saja astronot-astronot itu berjiwa lemah,
pastilah ia ketika mengalami keadaan tanpa bobot itu akan menderita semacam
kebingungan dan lama kelamaan kehilangan kesadarannya sendiri. Inilah kemudian
yang menyebabkan terjadinya halusinasi itu. Keterangan
di atas telah dinyatakan oleh Al Qur'an sebagai berikut :
وَلَوۡ فَتَحۡنَا عَلَيۡہِم بَابً۬ا
مِّنَ ٱلسَّمَآءِ فَظَلُّواْ فِيهِ يَعۡرُجُونَ (١٤) لَقَالُوٓاْ إِنَّمَا
سُكِّرَتۡ أَبۡصَـٰرُنَا بَلۡ نَحۡنُ قَوۡمٌ۬ مَّسۡحُورُونَ (١٥
"Andaikata Kami (Allah) membuka untuk mereka pintu-pintu langit
niscaya mereka naik ke langit. Lalu mereka berkata, "Sesungguhnya
pandangan (panca indra batin) kami telah ditutup, malah kami menjadi orang yang
kena sihir" (QS 15:14-15).
***
20
ROHANI
SUCI MEMUSNAHKAN SIHIR
Apakah sebenarnya sihir itu ? di dalam Al Qur'an diterangkan bahwa sihir itu
peristiwa bayangan yang menipu mata, atau sesuatu yang tidak ada tetapi nampak
seakan-akan ada. Firman Allah :
يُخَيَّلُ إِلَيۡهِ مِن سِحۡرِهِمۡ
أَنَّہَا تَسۡعَىٰ (٦٦ ............
"..... dikondisikan berkhayal (dirupakan) atas Nabi Musa sihir
mereka seolah-olah ular yang menjalar" (QS 20:66).
Telah dikatakan di atas bahwa para penjelajah ruang angkasa ( astronot
atau kosmonot) akan mengalami suatu keadaan aneh yang menyebabkan
terjadinya halusinasi pada diri mereka, seakan-akan
mereka terkena sihir. Hal yang pertama terjadi sebenarnya disebabkan
perubahan-perubahan alamiah yang mereka alami ketika memasuki daerah ruang
angkasa. Tetapi keadaan ini bisa juga disebabkan oleh energi-energi makhluq
halus yang berada di angkasa luar masuk ke dalam tubuh para astronot itu
dan memperdayakan pikiran mereka yang dalam hidupnya hanya ditujukan ke arah
segala sesuatu yang riel atau materialistis belaka di dunia ini. Karenanya,
pikiran atau daya-daya pikiran manusia semacam ini dapat digerakkan dan
diombang-ambingkan kian kemari mengakibatkan kesadarannya lambat laun akan
menghilang. Dan jadilah para astronot itu bagaikan orang
yang kena sihir.
Segala macam sihir atau halusinasi seperti itu hanya
dapat dimusnahkan oleh mereka yang memiliki daya (energi) rohani yang kuat,
sehat dan suci. Rohani yang suci hanya dapat dimiliki oleh mereka yang bisa
mendapatkan atau menyerap energi (sinar) dari Yang Maha Suci melalui berbakti
dan berkhidmat ke hadirat Allah SWT. Firman Allah :
وَلَا يُفۡلِحُ ٱلسَّاحِرُ حَيۡثُ
أَتَىٰ (٦٩ .................
".............. Dan para ahli sihir itu tidak akan memperoleh
kemenangan walaupun dengan sikap bagaimanapun datangnya (daya tembusnya)"
(QS 20-:69).
Ayat ini dengan jelas menyatakan sesungguhnya hanya mereka yang memiliki jiwa
dan tujuan yang suci saja yang dapat memperoleh perlindungan Tuhan baik di alam
dunia maupun ruang angkasa sehingga dapat menghancurleburkan daya sihir yang
dipancarkan oleh makhluq halus yang banyak bertebaran di ruang angkasa
itu.
Jiwa dan tujuan yang suci merupakan titik tolak dari segala perbuatan yang akan
menghasilkan keselamatan, kemaslahatan dan perdamaian di dunia. Oleh karena itu
peluncuran berbagai macam pesawat rung angkasa dan satelit sebagai wujud
kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan yang ditujukan untuk memperoleh supremasi (kenggulan)
kekuasaan atau pemerintahan tertinggi di dunia yang akan memaksa negara-negara
lain tunduk kepadanya, hanya akan mewujudkan kehancuran dan pemusnahan total
seluruh penghuni bumi ini.
Ambisi untuk menguasai dunia adalah bentuk dari nafsu keserakahan saja. Suatu
cita-cita yang ditujukan ke arah yang nisbi (relatif) hanya akan mewujudkan
cita-cita yang tidak bersih. Sedangkan cita-cita yang benar ialah cita-cita
yang ditujukan ke arah Yang Maha Mutlaq tempat kembali segala yang nisbi tadi.
Segala keinginan yang bertentangan dengan kehendak Allah pasti akan mengalami
berbagai rintangan dan kehancuran. Firman Allah
:
أَفَرَءَيۡتَ مَنِ ٱتَّخَذَ
إِلَـٰهَهُ ۥ هَوَٮٰهُ وَأَضَلَّهُ ٱللَّهُ عَلَىٰ عِلۡمٍ۬ وَخَتَمَ عَلَىٰ
سَمۡعِهِۦ وَقَلۡبِهِۦ وَجَعَلَ عَلَىٰ بَصَرِهِۦ غِشَـٰوَةً۬ فَمَن يَہۡدِيهِ
مِنۢ بَعۡدِ ٱللَّهِۚ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ (٢
"Adakah Engkau perhatikan mereka yang menjadikan nafsunya sebagai
Tuhan, lalu Allah sesatkan Ilmu Pengetahuan mereka sehingga tertutuplah
pendengaran dan mata batinnya dan Allah menutup pula pandangan
batinnya Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah
[membiarkannya sesat]. Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran" (QS
45:23).
Hasil perjalanan Rasulullah SAW menghadapi Allah SWT ketika Isra' dan Mi'raj
itu adalah perintah shalat. Ibadah shalat adalah cara bagi manusia untuk
melakukan hubungan dengan Yang Maha Suci. Tujuannya agar batin manusia
memperoleh imbalan sinar Allah sehingga segala tindakan manusia itu didasari
cita-cita suci, ikhlas dan memberikan kemaslahatan serta perdamaian bagi
seluruh alam ini. Firman Allah :
إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ تَنۡهَىٰ عَنِ
ٱلۡفَحۡشَآءِ وَٱلۡمُنكَرِۗ وَلَذِكۡرُ ٱللَّهِ أَڪۡبَرُۗ وَٱللَّهُ يَعۡلَمُ
مَا تَصۡنَعُونَ (٤..............
"Sesungguhnya shalat itu mencegah perbuatan keji dan
mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah [shalat] adalah lebih besar
[keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain]. Dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan" (QS 29:45).
Dengan keterangan ini nyatalah hanya dengan rohani dan kemauan yang suci saja
segala macam bahaya malapetaka di bumi maupun di langit dapat diatasi dengan
mudah.
Bahaya lain yang akan dihadapi manusia yang menjelajah ruang angkasa seperti
disebutkan tadi adalah adanya bahaya radiasi-cosmis yang
efeknya sama dahsyat dengan yang ditimbulkan radiasi bom atom. Radiasi-cosmis ini
akan ditemui di suatu daerah di luar atmosfir yaitu yang disebut dengan Van
Allen Belt. Selain bahaya Radiasi-cosmis ini,
ada juga bahaya yang dihadapi lagi, tabrakan dengan meteor-meteor yang banyak
berkeliaran di angkasa luar.
Para sarjana sejak lama sudah meramalkan kemungkinan pendartaan manusia di
bulan dalam waktu yang dekat itu. Bahkan diperkirakan tahun-tahun 70-an atau
80-an manusia sudah mendarat di bulan. Dan perkiraan itu terwujud. Usaha ini
tidak sederhana dan tidak mudah. Untuk mencari manusia yang mampu melakukan
pendaratan di bulan tidak segampang yang dibayangkan orang. Seorang astronot haruslah
orang yang sehat secara jasmani maupun rohani. Ia harus memiliki kecakapan yang
istimewa. Di tahun 1959 NASA (National Aeronautics and Space
Administration) telah berhasil mengumpulkan sebanyak 10 sukarelawan
yang bersedia melakukan perlawatan ke bulan. Ke semuanya diberi latihan dan
ternyata hanya 7 orang saja yang lulus dalam latihan-latihan jasmani. Mungkin
kalau diikuti latihan-latihan rohani jumlah yang lulus ini akan lebih sedikit
lagi, bahkan barangkali tidak ada yang lulus mengenai persyaratan untuk
menembus ruang angkasa ini. Allah telah berifrman :
لَا تَنفُذُونَ إِلَّا بِسُلۡطَـٰنٍ۬
(٣٣
"Di antara kamu tidak dapat menembus ruang angkasa melainkan dengan
Shulton/Kekuatan" (QS 55:33).
Kekuatan yang dimaksud di atas telah dijelaskan dalam pembicaraan awal buku
ini, yaitu kekuatan sempurna yang meliputi jasmani dan rohani.
Para ahli sejarah telah meyakini dan mengakui bahwa Nabi Muhammad SAW sebelum
menjadi Rasul, dikenal sebagai orang yang memiliki akhlaq mulia, ikhlas, jujur
dan selalu memelihara amanat. Sifat-sifat yang demikian ini hanya dimiliki
orang yang bersih dan suci rohaninya. Rasulullah Muhammad SAW juga telah
mengalami berbagai macam latihan rohani dengan jalan memerangi nafsu kotor yang
dimiliki oleh penduduk Mekkah ketika itu. Gangguan-gangguan Abu Jahal dan Abu
Lahab dapat diatasi dengan latihan-latihan yang berat sejak beliau masih muda.
Menjelang turunnya wahyu, beliau juga melakukan latihan rohani yang sulit dan
berat sekali. Menyendiri di Gua Hira , mengurangi makan, minum dan tidur.
Barangkali latihan yang lebih berat lagi, perjuangan dan tantangan menghadapi
kaum musyrikin kala itu. Lumrahnya aneka latihan yang semacam ini, memang
diperlukan kesehatan yang prima jasmani dan rohani, sebab kalau tidak, bakal
menimbulkan ganggunan penyakit urat syarat, kesurupan atau menjadi gila dan
paling tidak menjadi dukun yang diperbudak jin, memiliki ilmu kebatinan yang
palsu, ahli ramal yang diperoleh dari bisikan jin, syetan atau ilmu klenik yang
membawa kepada syirik yang dikutuk oleh agama.
Adalah anugerah Tuhan, jika Rasulullah SAW memiliki kesehatan jasmani dan
rohani yang hebat dan suci, dengan membajakan serba latihan rohani yang paling
dalam, bahkan beliau mengalami operasi rohani yang mustahil dapat dilakukan dan
dialami manusia biasa. Namun demikian dapat juga operasi rohani dilaksanakan
mereka yang benar-benar mempunyai kadar iman dan sabar yang tinggi, kendati
tidak secara langsung berhadapan dengan Malaikat Jibril. Firman Allah SWT
:
نُّورٌ عَلَىٰ نُورٍ۬ۗ يَہۡدِى
ٱللَّهُ لِنُورِهِۦ مَن يَشَآءُۚ وَيَضۡرِبُ ٱللَّهُ ٱلۡأَمۡثَـٰلَ لِلنَّاسِۗ
وَٱللَّهُ بِكُلِّ شَىۡءٍ عَلِيمٌ۬ (٣٥
"Sinar Allah di atas segala sinar. Allah memberikan petunjuk dengan
sinar itu bagi hamba-Nya yang dikehendaki dan Allah memperbuat
perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala
sesuatu" (QS 24:35).
Kemudian dalam surat yang lain, firman-Nya :
وَمَا يُلَقَّٮٰهَآ إِلَّا ٱلَّذِينَ
صَبَرُواْ وَمَا يُلَقَّٮٰهَآ إِلَّا ذُو حَظٍّ عَظِيمٍ۬ (٣٥
"Dan tidak akan menemui-Nya melainkan mereka yang berhati sabar dan
juga tidak akan menemui-Nya kecuali mereka yang memiliki keteguhan batin"
(QS 41:35).
Bertumpu dari niat yang tulus, lantas dibekali sabar yang hakiki dan amalan
terpuji, sebenarnyalah secara bertahap bisa membajakan diri menuju titik sumbu.
Insya Allah.
***
21
KESADARAN
JAGAD RAYA
Sinar Allah adalah sinar yang serba esa (monistis) yang dapat
ditangkap oleh sinar rohani Rasulullah SAW dapat ditangkap oleh sinar Rohani
Rasulullah SAW setelah operasi jiwa selesai dilakukan Malaikat Jibril. Maka
terciptalah kesadara jagat raya pada diri beliau. Setelah seluruh badan halus
beliau diliputi sinar Allah itu maka runtuhlah bion-bion rohani
beliau sehingga kehilangan sifatnya sebagai bion dan
berubah menjadai badan aether (Aether Lichaam)
Aether ini bersatu dengan sinar Allah yang tersusun dari Zat
Mutlaq (Absolut Substantie) yang suci, murni dan tidak pernah
disentuh makhluq apapun juga. Firman Allan :
لَّا يَمَسُّهُ ۥۤ إِلَّا
ٱلۡمُطَهَّرُونَ (٧٩
"Tidak disentuh Al Qur'an (sinar Allah) melainkan oleh mereka yang
dibersihkan/mutathohhirin" (QS 56:79)
Ayat ini diturunkan untuk menolak tuduhan orang-orang yang menyatakan bahwa Al
Qur'an turun kepada Rasulullah SAW bukan dari Tuhan melainkan dari
syetan.
Peristiwa perpaduan antara kedua unsur sinar yaitu sinar Allah dengan sinar
rohani Rasulullah menimbulkan tenaga kosmis yang
kemudian berubah menjadi karsa atau kodrat Tuhan
sehingga dapat menggerakkan Rasulullah untuk melakukan perjalanan ke alam
angkasa luar menuju alam Tuhan. Kosmis energi inilah
yang disebut "tangga" alat pemanjat dari langit pertama ke langit
ketujuh dan sampai ke Sidratul Muntaha.
Jika tenaga berasal dari benda mati dapat menggerakkan mesin-mesin atau
runtuhan dan satu gram radium dapat menimbulkan tenaga hampir 200 juta kali
tenaga kuda, atau juga sinar-sinar rontgen, gamma dan
sejenisnya mampu menembus benda-benda, maka dapatlah dibayangkan betapa hebat
dan dahsyatnya tenaga gerka dari sinar Allah itu mampu menembus seluruh alam
semesta menuju ke alam yang dibatasi oleh suatu ruang yang tidak terbatas (Absolute
Ruimte) yaitu Alam Tuhan.
Dengan keterangan ini jelaslah bawa yang dimaksudkan dengan "tangga tu
adalah energi kosmis, suatu alat untuk naik. Di dalam Al Qur'an telah
disebutkan adanya tangga ini, bahkan sebuah surat-Nya berjudul
"Ma'arij", Firman Allah :
تَعۡرُجُ ٱلۡمَلَـٰٓٮِٕڪَةُ
وَٱلرُّوحُ إِلَيۡهِ فِى يَوۡمٍ۬ كَانَ مِقۡدَارُهُ ۥ خَمۡسِينَ أَلۡفَ سَنَةٍ۬
(٤
"Malaikat dan ruh naik ke hadirat Allah dalam waktu sehari yang
lamanya (jangka waktunya) 50 ribu tahun" (QS 70:4).
Kata
tahun dalam ayat ini artinya tahun cahaya, jadi maksudnya 50 ribu tahun cahaya.
Jelasnya untuk melakukan perjalanan menuju ke Alam Tuhan diperlukan waktu 50
ribu tahun cahaya. Menurut perhitungan Ilmu Metafisika kecepatan sinar rohani
yang paling rendah adalah "30 milyar kilometer" tidap detiknya (3 X 10¹⁶ km /detik).
Sementara kecepatan sinar biasa menurut ilmu fisika hanyalah 300.000 km/detik.
Jadi kalau dihitung menurut ilmu pengetahuan alam biasa (eksakta) untuk
melakukan perjalan ke Alam Tuhan -- yang jaraknya 50 ribu tahun cahaya itu --
jarak yang harus ditempuh adalah 50.000
X 30 X 24 X 60 X 300.000 KM = 46.656 X 10¹³ KM.
Kalau
dibandingkan dengan roket yang tercepat dengan daya jangkau 3.000 nil/detik
maka perjalanan menuju ke Alam Tuhan ini dengan menggunakan roket tersebut
membutuhkan waktu ± 5.000.000 (lima juta) tahun. Sedangkan menurut
perhitungan Ilmu Metafisika untuk menuju ke Alam Tuhan dengan alat rohani
manusia yang berkecepatan 3
X 10¹⁶ km/detik,
maka dibutuhkan waktu kira-kira 15 detik saja. Benar-benar mengagumkan !
padahal sinar rohani Rasulullah SAW memiliki kecepatan yang jauh melebihi sinar
rohani manusia biasa, tentunya waktu yang dibutuhkan Rasulullah untuk menuju ke
Alam Tuhan jauh lebih pendek dari waktu yang dibutuhkan oleh alat rohaniah
manusia biasa, dengan kata lain sinar rohani Rasulullah SAW mampu mencapai Alam
Tuhan dalam waktu 15 detik.
Menurut Ilmu pengetahuan eksakta adanya sinar kosmis yang menerobos dan
menggempur atmosfir bumi, tetapi tidak mengetahui dengan pasti asal atau sumber
sinar kosmis tersebut. Ilmu Pengetahuan eksakta dapat mengerangkan bahwa
sinar kosmis itu sebenarnya bukan sinar melainkan
jasa-jasad kecil (Corposcula) yang tersusun dari proton-proton yang
memecah-belahkan atom di dalam lapisan udara yang dilindungi bumi kita ini.
Akibat terpecahnya atom tadi maka bumi ini dihujani oleh elektron dan messon tadi
langsung mengalir masuk melalui panca indra ke seluruh tubuh jasmani manusia
yang kemudian disebut sebagai "bio activiteit". Apabila
sampai ke otak, sinar kosmis ini dialirkan ke segenap anggota gerakan
(motorik). Demikian juga dengan hewan dan tumbuh-tumbuhan. Elektron-elektron
sinar kosmis yang ke dalam makhluq-makhluq itu akan menimbulkan perkembangbiakan.
Demikian hebatnya sinar kosmis ini dengan daya tembusnya mampu memenuhi alam
dunia, alam manusia, alam hewan dan tumbuh-tumbuhan bahkan sinar kosmis ini
dapat melihat dan mengetahui dengan nyata seluruh keadaan dan segenap
makhluq.
Dapatlah dibayangkan betapa hebatnya sinar Allah (nurullah) atau
sinar kosmis raksasa yang berasal dari pusat sekalian
alam yang dijadikan alat pemanjat atau tangga untuk memanjat ke ruang angkasa
oelah Rasulullah SAW saat beliau melakukan Mi'raj. Kalau sinar kosmis biasa
dapat melihat semua keadaan, maka bukanlah mustahil jika selama dalam
perjalanan Mi'raj Rasulullah SAW mampu melihat dan mengetahui segala macam
peristiwa di angkasa yang sangat mengagumkan itu. Segala sesuatu yang dilihat
dan disaksikan oleh beliau selama perjalanan itu banyak diterangkan dalam
hadits. Bahkan dalam Al Qur'an tidak sedikit ayat yang membentangkan peristiwa
dan makhluq-makhluq ghaib di dalam angkasa luar. Ke semuanya ini sampai zaman
atom sekarang masih menjadi bahan penyelidikan para sarjana barat maupun
timur.
***
22
LAPISAN
LANGIT BUKTI KEMURAHAN TUHAN
Di zaman purba banyak sekali dongeng yang mengkhayalkan keadaan langit sehingga
timbullah beberapa anggapan tentang apa sebenarnya langit itu. Sementara ada
khayalan yang menarik tentang langit, bahwa berdiri tegaknya langit lantaran
ditunjang tanduk empat ekor kerbau yang masing-masing berada di sebelah utara,
selatan, timur dan barat. Kalau seekor kerbau itu bergerak-gerak karena digigit
nyamuk misalnya maka akan terjadilah gempa bumi, jika kerbau-kerbau itu mati
semuanya, pertanda hari kiamat sudah tiba saatnya. Dongeng semacam ini ada juga
yang tertulis dalam Bahasa Arab seolah-olah selalu berasal dari Islam, maka
dongeng tentang kerbau tadi lantas dianggap sebagai bagian dari ajaran Islam.
Sebenarnya dongeng di atas merupakan hasil khayalan bangsa-bangsa purba seperti
Babylonia, Mesopotamia, Mesir Kuno dan sebagainya. Sama sekali dongeng itu
bukan bersumber dari ajaran Islam, lebih-lebih lagi tak satupun dari ayat-ayat
Al Qur'an ataupun hadis-hadits Nabi yang kait-mengait dengan dongeng semacam
itu. Bahkan dongeng semacam itu bertentangan dengan apa yang diajarkan Al
Qur'an dan hadits Nabi.
Ayat-ayat Al Qur'an dan hadits-hadits Nabi yang shahih menerangkan dengan jelas
bahwa langit itu ialah suatu ruang yang sangat hebat dan menyimpan rahasia yang
ada di dalam jagat raya ini. Tentu saja keterangan Al Qur'an dan hadits
dibenarkan manusia di zaman ini dan selanjutnya. Bukti-bukti tentang kebenaran
keterangan Al Qur'an dan hadits itu akan terwujud, bersamaan dengan makin
majunya Ilmu Pasti, Ilmu Falak dan Ilmu Alam. Teristimewa lagi setelah
dibuatnya teropong-teropong bintang (Observatorium) seperti
Teropong Equatorial atau Parallactis dan
lain sebagainya.
Langit, dalam kajian ilmu pengetahuan eksakta, adalah ruang yang sunyi berada
pada ketinggian 120 mil dari permukaan bumi. Di bawah apa yang dinamakan langit
itu terdapat berbagai macam lapisan yang menyelimuti dan melindungi bumi dari
berbagai macam cahaya. Lapisan pertama adalah Troposfir berada
pada ketinggian 8 mil dari permukaan bumi. Lapisan kedua adalah Stratosfir yang
berada pada jarak antara 8 mil sampai 60 mil dari permukaan bumi, di lapisan
ini terjadi perubahan suhu udara (temperatur). Stratosfir ini
juga disebut sebagai lapisan ozon. Dalam lapisan ozon ini
terdapat suatu bentuk khas oksigen yang berlebihan
jumlahnya, sifatnya beracun dan dapat membunuh manusia. Lapisan ozon inilah
yang melindungi manusia dari sinar ultra-vionlet yang
berasal dari matahari. ozonlah yang menghisap dan menyerap
sinar ultra-violet itu. Andaikata lapisan ozon ini
tidak ada, niscaya manusia dan bumi ini akan hangus terbakar oleh sinar ultra-violet tadi.
Jadi ozon itulah bagaikan payung yang melindungi
kehidupan dan penghidupan manusia di atas bumi ini sehingga manusia bebas dari
akibat sinar yang berbahaya itu. Inilah bukti kemurahan Allah SWT yang Maha
Rahman dan Maha Rahim, sebagaimana yang telah difirmankan-Nya dalam Al Qur'an
:
ٱلَّذِى جَعَلَ لَكُمُ ٱلۡأَرۡضَ
فِرَٲشً۬ا وَٱلسَّمَآءَ بِنَآءً۬ وَأَنزَلَ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءً۬ فَأَخۡرَجَ
بِهِۦ مِنَ ٱلثَّمَرَٲتِ رِزۡقً۬ا لَّكُمۡۖ فَلَا تَجۡعَلُواْ لِلَّهِ أَندَادً۬ا
وَأَنتُمۡ تَعۡلَمُونَ (٢٢
"Dialah (Allah) yang menjadikan bumi terhampar untukmu dan langit
bagaikan payung (atap) untuk melindungi, dan Dia menurunkan air [hujan]
dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai
rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah
[5] padahal kamu mengetahui" (QS 2:22).
Di atas lapisan Stratosfir, sekitar 30 mil, terdapat ruang
yang bersuhu panas sekali sekitar 170 derajat di atas 0 Fahrenheit. Akan tetapi
di atas ruangan yang bersuhu panas ini terdapat ruangan yang mempunyai suhu
rendah sekali. Kemudian, 60 mil di atas lapisan stratosfir ini
terdapat sebua lapisan lain yang disebut ionosfir. Di
lapisan ini terdapatlah awan-awan elektron yang menjadi
bidang penelitian para ahli radio. Pesawat ruang angkasa yang berada di lapisan
ini akan menyaksikan apa yang dinamakan Cahaya Utara (Aurora Borealis)
atau Cahaya selatan (Aurora Australis).
Di atas lapisan Ionosfir terdapatlah sebuah lapisan
lain yang dinamakan lapisan Exosfir. Di lapisan ini udara
sangat sedikit sekali jumlahnya sehingga tidak mungkinlah untuk didiami oleh
manusia. Lapisan ini justru bermanfaat bagi roket-roket angkasa luar yang
justru bisa bekerja lebih cepat jika berada di lapisan yang tipis sekali
udaranya. Bahkan kerja roket-roket itu akan jauh lebih baik lagi kalau ia
berada di ruangan yang hampa udara sama sekali, hal ini disebabkan ketebalan
udara di suatu lapisan akan memperlambat jalannya roket-itu. Sebaliknya tidak
demikian yang terjadi pada pesawat terbang biasa yang mengandalkan kekuatan
mesin-mesin jet, propeller (helikopter)
ataupun baling-baling. Pesawat terbang tak dapat terbang tak dapat menembus
ruang angkasa oleh karena jika sudah tiba di lapisan yang tanpa udara sama
sekali, mesinnya akan berhenti dan tak mungkin mengangkat kedua sayapnya, apalagi
tubuh pesawat itu. Inilah sebabnya mengapa dalam program-program penjelajahan
ruang angkasa digunakan roket sebagai alat pendorong pesawat yang akan memasuki
ruang hampa udara. Begitu pula ketika pesawat ruang angkasa itu akan kembali ke
bumi, tenaga roketlah yang digunakan untuk menembus kembali lapisan-lapisan di
atas bumi. Mengapa roket-roket itu dapat bergerak bebas di ruang hampa udara ?.
Hal ini disebabkan roket-roket itu sudah dibekali dengan zat asam guna
menyalakan bahan bakarnya. Dengan bekal ini roket itu tidak membutuhkan zat
asam dari luar lagi ketika akan menggerakkan tenaganya.
Rasulullah SAW dalam Mi'rajnya telah dikatakan menggunakan tangga menuju ke
langit. Dalam pemanjatannya itu beliau memanfaatkan sinar Allah yang tersusun
dari jasad-jasa yang halus, hidup dan ghaib. Sinar Allah ini tersusun dari
butir-butir mutlaq. Sinar ini mampu memusanahkan semua makluq-makhluq halus
yang tersusun dari sinar-sinar jahat seperti iblis, syetan dan jin ataupun
hantu yang berkeliaran di ruang angkasa. Kalau dalam perjalanan Isra'nya dari
Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha di Palestina dengan menggunakan
kendaraan Buraq. Kendaraan Buraq ini
adalah alat yang bisa dikendalikan. Maka dalam pemanjatannya menuju alam
angkasa luar itu beliau menggunakan "tangga", sebuah alat "tanpa
kendali".
Bagaimana mungkin tanpa suatu alat kendaraan Rasulullah dapat memanjat ke
langit ? Peristiwa ini dapat dianalogkan dengan proses bekerjanya peluru
balistik (Ballistic Missile) atau lazim disebut dengan Rudal
(Peluru Kendali). Ketika pertama kali digerakkan peluru kendali memanfaatkan
bahan bakarnya sendiri. Begitu bahan bakar itu habis ia bergerak sendiri dengan
kecepatan yang melebihi kecepatan suara untuk mencapai sasarannya.
Begitu Pulalah yang terjadi pada diri Rasulullah SAW. Ketika sinar Allah masuk
ke dalam badan batin (tubuh halus) beliau dengan kecepatan yang sangat tinggi
dan tekanan yang sangat besar, terjadilah proses pembakaran. Semua daya syetan
yang bercokol dalam diri Nabi dan bermaksad menimbulkan nafsu murka (Toorn
Instinc) segera juga lenyap. Sebagai akibat pemusnahan ini terjadilah
gerakan ayng sangat hebat dan cepat sekali di tubuh beliau. Gerakan ini tiada
bangingannya dalam sejarah manusia sejak dulu maupun sampai akhir zaman nanti.
Serba kemudahan beliau memanjat, menembus dan menjelajah ruang angkasa.
Beliaupun sanggup pula memusnahkan segala macam syetan dan jin yang
mengganggunya di saat beliau berada di alam halus itu.
Disadari atau tidak umat manusia zaman atom ini yang berusaha sekuat tenaga
melakukan penyelidikan dan kemudian menjelajah ruang angkasa, pada hakekatnya
baik langsung maupun tidak langsung, hanyalah untuk membuktikan apa yang pernah
dilaksanakan Nabi mUhammad SAW, 1400 tahun silam.
Nabi Muhammad SAW berhasil menjelajah ruang angkasa karena adanya petunjuk
Tuhan. Petunjuk Tuhan ini dapat diperoleh dari agama. Hanya manusia yang
melaksanakan ajaran agama yang dapat menerima petunjuk Tuhan. Selain itu
orang-orang yang beragama (beriman) diwajibkan Allah untuk melakukan
penyelidikan atas makhluq-makhluq ciptaan Tuhan. Ayat-ayat yang berkaitan
dengan perintah ini cukup banyak terdapat dalam al Qur'an. Penyelidikan tidak
mungkin berhasil tanpa ilmu pengetahuan atau dengan kalimat lain, ilmu
pengetahuan dengan agama akan menghasilkan berbagai macam usaha yang sempurna.
Khususnya usaha di bidang penerbangan dan penjelajahan ruang angkasa dan
merupakan suatu perwujudan yang mendekati hakekat pada tingkatan kedua (Secundaire
Werkelijkheid), yaitu alam paduan dari zat tetapi hakekatnya bukan zat
(Menging Van Zijnen Niet Zijn). Alam ini penuh bahaya sehingga
manusia yang berada di alam ini tidak mungkin terjamin keselamatannya karena
alam ini bukan alam yang dapat dihuni oleh manusia. Keselamatan manusia yang
memasuki alam ini hanya dapat dijamin kalau ia memperoleh petunjuk dan
perlindungan Allah SWT, Rabbul 'Alamin, Pencipta segala
Ruang dan Semesta Alam beserta dengan segala makhluq yang mengisinya.
Para ahli ilmu pengetahuan telah sepakat dan mengakui bahwa hakekat dari segala
kenyataan (fenomena) bukanlah semua yang tampak ada atau sesuat yang dapat
ditangkap oelh pengamatan mata atau panca indra lahir (Waarneming).
Para ahli Ilmu Alam mengakui bahwa zat (Het Ware Wezen) dari
segala keadaan ini terdiri dari atom-atom, sedangkan segala sesuatu yang
tertangkap oleh pengamatan panca indra lahir manusia itu pada galibnya adalah
suatu penjelmaan (Verschijning), sedangkan kenyataan di balik
esensi tadi, yaitu eksistensi merupakan kenyataan tingkat kedua (Secundaire
Werkelijkheid). Dapatlah dipastikan bahwa pusat semua kenyataan itu
adalah sesuatu yang harus mutlaq, berdiri sendiri, aseli. Dialah yang Maha Suci
(Het Reine Zijn). Tidak mungkin semua kenyataan yang ada ini akan mampu
melepaskan diri dari pengawasan Yang Maha Mutlaq itu.
Melalui keterangan ini sudah terbukti kebenaran wahyu dan tidak dapat disangkal
lagi kenyataan bahwa antara ilmu pengetahuan dan agama harus mempunyai hubungan
yang erat sekali dan tidak boleh dipisah-pisahkan untukdapat menciptakan
manusia agamis yang intelek dan intelektual yang beragama. Dalam hal ini Islam
telah membuktikan adanya hubungan yang harmonis antara ilmu pengetahuan dan
agama. Hasil yang dicapai oleh Islam adalah berkembangnya ilmu pengetahuan di
zaman kejayaan Islam dan bertebaranya intelektual yang baeragam di seluruh
dunia islam saat itu.
***
23
SATELIT
ANTAR PLANET.
Doktor Werhner Von Braun seorang tokoh sarjana yang mempelopori dan pencipta
roket V-II dalam Perang Dunia kedua yang lalu, menyatakan bahwa perlawatan
ruang angkasa tidak saja dapat dilaksanakan akan tetapi sudah menjadi suatu
kebutuhan mutlaq seiring dengan kemajuan yang dicapai di lapangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi yang senantiasa meningkat terus. Salah satu faktor
yang menentukan terwujud tidaknya cita-cita ini adalah kesediaan pemerintah
atau negara untuk memberikan beaya pembuatan dan peluncuran sebuah Stasiun
Angkasa Luar yang akan dipergunakan untuk melakukan perjalan antar
planet-planet. Tentuanya biaya yang harus disediakan akan mencapai ribuan juta
dollar.
Kalau para sarjana abad atom ini sedang merencanakan perjalanan antar planet,
maka Rasulullah SAW 14 abad yang lalu telah melakukan perjalanan itu. Bukan
saja antar planet tetapi sudah mencapai tingkatan antar langit. Suatu
perjalanan yang tidak mungkin dilakukan manusia biasa walaupun dengan kemajuan
teknologi paling mutakhir sekalipun. Perjalanan yang dilakukan Rasulullah SAW
berlipat ganda lebih jauh dibanding yang direncanakan para sarjana itu.
Dengan alat rohani beliau dan bantuan para Nabi terdahulu yang berdiam di
langit telah berhasil dilaksanakan suatu persinggahan di setiap lapisan langit.
Pada tiap lapisan langit bertaburan jutaan bintang-gumintang dan deretan
planet-planet. Dalam persinggahannya, beliau menyaksikan berbagai macam makhluq
yang menghuni setiap lapisan langit. Bahkan juga mengenal sifat-sifat makhluq
ghaib yang berbahaya itu. Suatu peristiwa yang tidak mungkin akan dialami
manusia baisa betapapun manusia itu mampu menembus lapisan langit. Firman Allah
SWT :
أَلَمۡ تَرَوۡاْ كَيۡفَ خَلَقَ
ٱللَّهُ سَبۡعَ سَمَـٰوَٲتٍ۬ طِبَاقً۬ا (١٥) وَجَعَلَ ٱلۡقَمَرَ فِيہِنَّ
نُورً۬ا وَجَعَلَ ٱلشَّمۡسَ سِرَاجً۬ا (١٦
"Tidakkah kamu perhatikan betapa Allah telah menciptakan langit
bertingkat tujuh dan pada masing-masing langit itu dijadikan bulan yang
bercahaya dan matahari ayng bersinar terang" (QS 71:15-16).
Perjalanan beliau tidak cuma berhenti di lapisan langit yang ketujuh saja,
namun beliau dengan alat sinar rohani yang bergelombang sangat pendek itu
melanjutkan perjalannya menuju ke beberapa tingkatan ruang yang maha dahsyat
dam seram. Kemudian beliau terus naik menuju ke Ruang Alam Kodrat Iradat yang
menjadi pusat dari sekalian alam dan pangkal dari segala sebab-musabab, sumber
segala hijab, tirai segala rahasia alam serta pintu gerbang wahyu, intuisi,
inspiriasi yang memancarkan hakekat, menyimpan segala keghaiban, aneka ragam
nasib dan taqdir, segala macam nikmat dan rahmat.
Peristiwa yang sangat menakjubkan ini tidak bakal cukup dianalisa dengan logika
dan otak manusia biasa. Apa yang terjadi 14 abad silam di Mekkah itu tidaklah
mengherankan jika dibandingkan dengan usaha kecil-kecilan para sarjana modern
masa kini yang membangun stasiun antara planet.
Para sarjana tersebut berpendapat, salah satu cara untuk melakukan perjalanan
antar planet adalah dengan membangun stasiun atau pesawat yang diletakkan di
orbit bumi. Pesawat ini bisa diibaratkan sebagai suatu "bulan" kecil
yang mengelilingi bumi. Kegunaan stasiun bumi ini untuk melakukan penyelidikan
berbagai macam persitiwa yang terjadi di angasa luar. Melalui stasiun semacam
ini pula pengetahuan manusia tentang angkasa luar akan jauh bertambah
dibandingkan dengan penyelidikan yang dilakukan dari bumi.
Pengetahuan tentang lapisan-lapisan langit seperti yang diperoleh Rasulullah
Muhammad SAW pada hakekatnya dapat juga dibandingkan dengan pembuatan dan
mengorbitkan stasiun-stasiun buatan tadi. Tatkala Rasulullah berada di langit
yang pertama dijumpainya Nabiullah Adam, di langit kedua bertemu degan Nabi
Isa, di langit ketiga dan seterusnya sampai langit ketujuh bersua pula Nabi
Yahya, Idris, Yusuf dan Ibrahim.
Masing-masing Nabi tentunya akan mengenal dan mengetahui seluk-beluk mengenai
alam tempat ia tinggal. Dan pertemuan itu juga untuk memberikan pengetahuan dan
pengalaman para Nabi tadi kepada Rasulullah Muhammad SAW termasuk juga sikap
dan tindakan apa yang harus diambil oleh Nabinya itu beliau menghadapi gangguan
dan cobaan. Sedangkan tugas Malaikat Jibril yang mendampingi beliau dalam
perjalanan itu memberikan arti dan keterangan akan makna dari segala macam
peristiwa tersebut penuh dengan ibara, tamsil, kias atau perumpamaan yang
menyimpan banyak kegunaan dan maslahat bagi manusia. Semua peristiwa itu dapat
dijadikan dasar dan pegangan serta petunjuk di bidang ilmu pengetahuan.
Di zaman ini manusia modern berhasil menciptakan satelit mata-mata
(Midas II) yang diorbitkan untuk mengawasi dan mengintai
suatu daerah atau negara. Alat-alat potret dengan menggunakan sinar infra merah,
suatu sinar yang ultra sensitif, mampu menembus lapisan awan. Sistem satelit
mata-mata itu telah semakin berkembang sehingga menimbulkan masalah-masalah
baru karena semakin banyaknya jumlah satelit yang diorbitkan ke angkasa luar.
Persoalan yang masih belum terpecahkan sampai saat ini adalah siapakah
sebenarnya yang berhak mengurusi dan membagi wilayah-wilayah ruang angkasa itu
?. Apalagi belum adanya suatu kepastian tentang batas wilayah (teritorial)
udara yang jelas, khususnya yang menyangkut ruang angkasa.
Masalah ini sebenarnya sudah dirampung-tuntaskan Rasulullah Muhammad SAW sejak
1400 tahun yang lalu. Rasulullah mengajarkan bahwa tanpa suatu Kekuatan Pusat
Yang Tertinggi dunia akan selalu diliputi kecamuk insiden-insiden yang
berkelanjutan terus. Permusuhan antar negara akan menimbulkan malapetaka yang
tidak terbayangkan bagi umat manusia dan peradaban. Bahwa hawa nafsu manusia
yang berkobar-kobar tidak terkendalikan itu akan menghancurkan manusia itu
sendiri. Demikianlah dengan perlombaan dalam bidang persenjataan yang ultra modern
dengan menggunakan satelit-satelit ruang angkasa akan membawa manusia ke dalam
suatu kancah pernag yang mengerikan sekali. Itulah sebab kebutuhan akan suatu
pusat pemerintahan tertinggi sangat mendesat sekali saat ini. Firman Allah SWT
:
وَلَوِ ٱتَّبَعَ ٱلۡحَقُّ
أَهۡوَآءَهُمۡ لَفَسَدَتِ ٱلسَّمَـٰوَٲتُ وَٱلۡأَرۡضُ وَمَن فِيهِنَّۚ بَلۡ
أَتَيۡنَـٰهُم بِذِڪۡرِهِمۡ فَهُمۡ عَن ذِكۡرِهِم مُّعۡرِضُونَ (٧١
"Sekiranya kebenaran itu didasarkan hawa nafsiu mereka msing-masing
niscara binasalah semua langit dan bumi beserta segala isinya. SUngguh kami
(Allah) telah mendatangkan atas mereka peringata akan tetapi mereka
membangkang" (QS 23:71).
Maha benar Allah dengan segala firman-Nya.
*****