Powered By Blogger

Kamis, 13 Maret 2014

MALAM ITU

29 Nov 2013
to my love diajeng


Malam tadi
Nafasmu sungguh wangi
Menggodaku, menarikku kedalam cintamu
Sukmaku dan sukmamu, bersenggama
Sukmaku dan sukmamu menirwana
Tidak pada kenikmatan semu
Tapi pada indahnya ciuman bibir cintamu.
Malam janganlah berakhir, karena aku tak ingin siang mengambil sukmaku, dan berpisah . . . . 
Tetaplah malam agar aku dapat memelukmu lebih lama, sebelum mata ini tertidur

KETIKA KITA

27 12 13
to my love diajeng



Ketika aku dan kamu muda, 
cinta yang menggelora
Ketika aku dan kamu tertawa,
 cinta yang membahagiakan
Ketika aku dan kamu terdiam, 
cinta yang berbicara
Ketika aku dan kamu menjadi tua, 
cinta yg membuat hangat
Ketika aku dan kamu mati, 
cinta yg mempersatukannya

Minggu, 09 Maret 2014

NERAKA

resensi buku INFERNO karya DAN BROWN
at office
21:45

Setelah selesai membaca buku karya Dan Brown yang satu ini, ada 3 hal yang menjadi konsen saya. Yang pertama, Dan Brown adalah penulis jenius, walaupun baru 1 bukunya yang saya baca. Memadukan unsur sejarah, seni, simbology dan fiksi imajiner, akan membawa pembacanya larut dalam imajiner penulisnya. Banyak novel fiksi ilmiah atau sejarah yang sudah saya baca, namun belum ada yang mendekati imajinasi Dan Brown. Kehebatan menulisnya, membawa pembacanya menyelam jauh kedasar dan larut dalam imajinasi sang penulis, Dan Brown melakukannya dengan sangat baik. Di Indonesia ada  Langit Kresna Hadi penulis novel Gajah Mada, namun tidak sedetail Dan Brown dalam menjelaskan situasinya dan tentunya dengan sejarah dan budaya serta waktu berbeda.
Yang kedua, seperti yang banyak dibahas oleh para pembaca Dan Brown, bahwa penulis yang satu ini selalu tertarik pada sejarah Eropa jaman renaissance, dimana banyak karya-karya seni yang brilliant, dan sejarah tentang intrik politik kekuasaan penguasa-penguasa eropa pada waktu itu, dipadukan dengan masa kini yang diwakili oleh sosok Prof Langdon, sang ahli simbology dan karya seni. Yang membuat saya penasaran adalah, apakah dalam novelnya, Dan Brown mengimajinasikan dirinya sebagai Prof. Langdon ?, mungkin akan saya tanyakan jika kelak bisa bertemu dengannya.
Yang ketiga adalah topik utama pada novel ini, overpopulasi manusia !!!. Jika anda sudah selesai membaca buku ini, kemudian merenungkannya, anda pasti akan membenarkan tentang teori overpopulasi manusia yang berakibat buruk bagi manusia. Masalah sosial dan sumber daya alam yang semakin habis akibat ekslpoitasi tak terbatas, adalah masalah yang sangat mungkin dihadapi manusia yang akan datang. Saya mengira di akhir cerita pada novel ini, Dan Brown akan memberikan gambaran tentang bagaimana dampak dari overpopulasi ini diselesaikan, atau paling tidak ada sumbangan pemikiran sang penulis bagi imajiner pembacanya, sehingga secara sadar akan mulai berpikir tentang hidupnya sendiri, minimal begitu, namun ternyata Dan Brown menyerahkan semuanya pada pembacanya, jika percaya pada overpopulasi dan dampaknya bagi manusia, maka anda semua harus melakukan sesuatu mulai saat ini untuk anak cucu anda, namun jika tidak, seperti biasa, jalani kehidupan anda sperti sebelumnya yang meyakini bahwa semua di dunia ini tidak ada yang kebetulan, sudah ada yang "mengatur" secara sistematis.
Terakhir, dalam resensi kali ini, saya sengaja tidak akan membahas alur cerita novel ini, atau membahas neraka versi DANTE, atau siapa DANTE, biarlah anda "penasaran" dan segera membeli bukunya. Saya jamin anda akan ketagihan pada karya Dan Brown ini, alih-alih akan segera memborong novel lain karyanya.


Rayuku



03 08 2013
at office
poetri untuk diajeng


Meski LANGIT memikatku dengan jutaan cahaya 
Meski LAUT mengajakku menyelami keindahan misterinya
dan meski BUMI merayuku untuk bersenggama dengan surganya
bagiku engkau lebih bersinar dari bidadari
untukku engkau lebih cantik dari ratu laut
dan hatiku, lebih memilih diriMU dari indahnya putri bhumi