Powered By Blogger

Selasa, 06 Desember 2016

Salam

Assalamualaikum

Greetings the Rastaman I sing
Salam salam salam
Greetings to each and everyone
Salam salam salam
Anytime you meet or greet anyone
Whether it Namaste, Assalamualaikum
Know that Salam means peace unto you
Salam salam salam

Diatas adalah sedikit penggalan lirik lagu SALAM milik RAS MUHAMAD. Dinyanyikan dengan kekhasan suara Muhamad Egar dan dilagukan dengan genre reggae, lagu ini memilki kekuatan tersendiri dan tentunya asik untuk didengarkan.

Salam menjadi tema dari lagu ini, salam yang bagi saya adalah sebuah penghormatan kepada orang lain adalah hasil dari representasi kebudayaan manusia terhadap eksistensinya. Saling mendoakan, saling memberikan penghormatan dan saling memberikan "senyuman" adalah bentuk kedamaian yang selalu menjadi utopia manusia. Bayangkan jika setiap manusia mengucapkan dan memberikan salam kepada manusia lainnya, niscaya tidak ada kejahatan di bumi ini dan kedamaian akan merasuk kesetiap kehidupan manusia.

Salam dalam agama kami dinyatakan sebagai doa kepada saudaranya agar selalu dalam perlindungan sang pencipta. Dialektika manusia dimulai ketika saling bertemu menjalin silaturrahim antar sesamanya dan mendoakannya adalah sebuah etika saling menyayangi yang agung. Memahami manusia lainnya sebagai saudara adalah etika beribadah kita kepada ALLAH.  

"Assalamualaikum" (Assalamualaikum (السلام عليكم as-salāmu 'alaykum) merupakan salam dalam Bahasa Arab, dan digunakan oleh kultur Muslim. Salam ini adalah Sunnah Nabi Muhammad SAW, yang dapat merekatkan Ukhuwah Islamiyah umat Muslim di seluruh dunia. Untuk yang mengucapkan salam, hukumnya adalah Sunnah.[1] Sedangkan bagi yang mendengarnya, wajib untuk menjawabnya

Allah memberikan kita dialektika salam sebagai suatu wujud cinta kepada sesama. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa manusia diciptakan sebagai makhluk yang sempurna di alam semesta ini. Sebagai makhluk yang memilki dua bagian penting, yaitu akal dan hati. Akal akan membawa kita menelusuri kehebatan alam semesta ini, sedangkan hati sebagai penyeimbang bilamana akal sudah tak mampu menggapainya. Dengan kondisi manusia yang demikian, "salam" hadir sebagai sebuah budaya relegius yang secara psikologis akan mengingatkan manusia bahwa hakikat penciptaan manusia atas dasar cinta.

Semangat yang tersirat dari budaya salam ini sangat pas kiranya jika ditumbuhkan kembali ketika negara kita saat ini terancam keutuhannya. Kepentingan nafsu segelintir orang yang mengatasnamakan kepentingan rakyat namun dibiayai oleh pemegang modal memporak-porandakan kebhinekaan Indonesia. Bagaimana tidak, Indonesia yang majemuk selalu saja dicoba dihancurkan dengan isu SARA. Apalagi jika kita membicarakan agama, salah mengucapkannya dan berada di tempat yang salah, niscaya kita akan berhadapan dengan para pembela agama.

Indonesia yang dulunya adalah Nusantara tidak terlepas dari kebhinekaan, perbedaanlah yang membuat negeri ini terus bertahan. Manusia Indonesia sejak dulu sudah berbeda, ras, suku, bahasa, kesenian bahkan agamanya. Walaupun eksodus orang - orang Barat dan Timur berdatangan dan mengajarkan agama baru, manusia nusantara tak gentar dan tetap pada pendiriannya. Mengutip apa yang selalu didengungkan cak Nun, "jika ingin menjadi ayam, jadilah ayam yang sebenarnya. Jangan bermimpi menjadi burung yang bisa terbang". JIka ingin menjadi manusia nusantara yang hebat, jadilah manusia nusantara yang sesungguhnya, menjunjung tinggi hakikat kebudayaan nenek moyang walapun agama kita adalah Islam. 

Islam tidak pernah mengajarkan kita untuk tidak menerima budaya nenek moyang kita. Jika Islam tidak memperbolehkannya, dapat dipertanyakan apakah Islam memang benar untuk manusia akhir jaman yang tentunya terdiri dari berbagai macam suku bangsa yang memilki karakteristik tersendiri.

Jika salam saat ini hanya sebagai formalitas kesopanan semata, saatnya kembali ke hakikat dari salam itu sendiri. Salam akan merekatkan ulama dan ummatnya, akan memberikan kedamaian dari penguasa ke rakyatnya dan akan memberikan keselamatan dunia akhirat bagi manusia dengan alam semesta.


Wassalam



Tidak ada komentar:

Posting Komentar