Powered By Blogger

Senin, 28 November 2016

ArBhre

19 Juli 2016, hari yang kami tunggu selama 9 bulan lamanya akhirnya telah tiba. Anak kedua kami lahir ke dunia ini. Di rumah sakit yang sama, dengan dokter yang sama dan ruang operasi yang sama, sang pangeran lahir ke dunia. Perbedaan yang sangat mendasar dari kelahiran anak kami yang kedua adalah pembiayaan persalinannya, anak kami yg kedua biayanya 100 persen melalui BPJS.

Rasa syukur kepada ALLAH selalu kami haturkan dengan segala puja dan pujian kami, dan dengan doa dan harapan kami kepada ALLAH, kami memberikan nama kepada anak kedua kami dengan nama :

ARYA BAGASKARA RANANTA BRHEBUMI



Sama seperti anak kami yang pertama, bahasa yang kami gunakan berasal dari bahasa sansakerta, bahasa nenek moyang kami. Bukannya tanpa alasan kami menggunakan bahasa sansakerta, karena kami ingin mengajarkan sedari kepada anak kami untuk sedini mungkin cinta pada bangsa dan tanah air. Beberapa keluarga menyarankan agar menggunakan bahasa yang Islami, seperti "Muhammad" yang diambil dari nama Rasullullah. Nama tersebut sangatlah mulia, saya menjunjung tinggi nama itu dan saya sadar bahwa karena nama itu kehidupan alama semesta ini ada. Namun saya dan istri tercinta saya memilki alasan yang lain, terutama saya bahwa jika ingin menjadi manusia nusantara yang Islami, maka janganlah ragu menggunakan kearifan dan budaya lokal seutuuhnya. Menurut pendapat saya, nama islami bukanlah nama yang identik dari bahasa Arab, namun bahasa yang islami adalah bahasa yang baik, yang mencerminkan kebudayaan manusia sebagai makhluk ciptaan ALLAH.

Dengan nama itu kami memiliki harapan, anak kedua kami menjadi satria bersifat seperti matahari yang selalu memberi kehidupan di bumi ini dan selalu berguna kepada makhluk - makhluk bumi dan semesta alam.

Pemberian nama itu mengabaikan segala anjuran tentang nama yang tidak panjang, namun itulah kami, yang memilki harapan dan doa bagi anak - anak kami.

Arya, jika saatnya kamu membaca tulisan ini, Rama dan Mama memilki harapan dan doa yang besar kepadamu "le", sebesar harapan dan doa kami terhada "kakang mbokmu", "KIRANA", sang sinar rembulan yang menjadi "panuluh damar" pada malam hari.

Jadilah bulan dan Matahari bagi kehidupan manusia yang selalu menyinari alam semesta. . . .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar